Warga Palestina menyerbu gudang Program Pangan Dunia PBB dan membawa karung-karung tepung di Gaza Tengah pada hari Rabu.(Abdel Kareem Hana/AP)
GAZA | Hari Rabu kemarin di Deir al-Balah, Gaza Tengah, suasana bener-bener chaotic. Ratusan warga yang udah kelaparan berat nekat ngejebol gudang milik World Food Programme (WFP) cuma buat dapetin bahan makanan. Ini bukan cuma soal nyari makan—ini soal hidup atau mati. Tragisnya, dari kejadian itu, dua orang dilaporkan meninggal dan beberapa lainnya luka-luka.
Gudang yang dijebol itu sebenernya udah diisi stok makanan kayak tepung buat dibagikan ke warga. Tapi karena kondisi yang makin darurat, warga udah gak bisa nunggu lagi. Dalam situasi bener-bener putus asa, mereka akhirnya masuk rame-rame ke gudang.
WFP bilang, kejadian ini nunjukin betapa parahnya kondisi di Gaza sekarang. Orang-orang literally kelaparan. Bahkan di beberapa video yang nyebar, keliatan warga berebut isi gudang—ada yang mukanya berdarah tapi tetap peluk erat kantong tepung. Di video lain, suara tembakan terdengar di background saat ratusan orang bawa karung-karung makanan keluar dari gudang.
Satu kata: desperate.
Dan ini semua terjadi di tengah blokade ketat dari Israel yang udah berlangsung selama 11 minggu. Bantuan kemanusiaan baru mulai masuk minggu lalu, tapi itu pun masih dikit banget. Kayak ibarat ngasih ember ke orang yang lagi tenggelam di lautan.
WFP bilang: “Kita udah berkali-kali kasih warning soal situasi yang makin buruk di Gaza. Kalau bantuan makanan terus dibatasin, ya begini jadinya.”
UNRWA, badan PBB lain yang aktif di Gaza, juga bilang ini kejadian sedih banget. Tapi gak bisa nyalahin warga sepenuhnya. Mereka bilang: “Orang-orang udah sampe titik nekat karena blokade yang bikin bahan makanan dan suplai lain gak bisa masuk.”
Warga Palestina membawa karung-karung tepung setelah menyerbu gudang Program Pangan Dunia PBB di Gaza Tengah pada 28 Mei lalu.(Abdel Kareem Hana/AP)
Dan gak cuma ini aja kejadiannya. Sehari sebelumnya, di Tel al-Sultan, warga juga ngamuk di lokasi pembagian bantuan yang dikelola kelompok GHF (Gaza Humanitarian Foundation) yang didukung AS. Ribuan orang nyerbu lokasi itu, sampe pagar pengaman dijebol. Pasukan Israel sempet nembak peringatan ke udara, dan tim dari AS bahkan sempet mundur sebentar karena kondisi makin gak kondusif.
Satu orang dilaporkan tewas dan 48 lainnya luka-luka dalam kejadian itu, menurut pejabat kesehatan Palestina. Tapi sumber keamanan bilang, kontraktor keamanan AS gak nembak, dan operasi bantuan bakal dilanjut hari berikutnya. IDF (militer Israel) juga ngaku mereka cuma nembak peringatan di luar area bantuan, bukan serang dari udara.
Fakta yang nyakitin: Hari Rabu itu juga menandai hari ke-600 sejak perang Israel lawan Hamas pecah. Bayangin, 600 hari. Abu Amr, salah satu warga Gaza, bilang ke CNN: “600 hari terasa kayak 600 tahun.” Dia cerita, orang-orang di Gaza udah pasrah—kalau gak mati karena bom, ya mati karena kelaparan.
“Hunger is killing us,” katanya. Dia juga nyuruh AS dan negara Barat buat stop dukung Israel dan bantu akhiri perang ini. Karena buat mereka, ini udah bukan soal politik, tapi soal bertahan hidup.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, udah lebih dari 54.000 orang di Gaza tewas sejak perang dimulai. Dan itu belum termasuk ribuan lainnya yang luka-luka atau masih belum ditemukan. Gencatan senjata yang sempat berlangsung dua bulan, juga udah bubar sejak Maret lalu. Setelah itu, Israel mulai bombardir lagi.
Dan sekarang, Israel punya rencana buat nguasain 75% wilayah Gaza dalam dua bulan ke depan. Kalau ini kejadian, berarti lebih dari dua juta warga bakal dipaksa kumpul di sisa kecil wilayah yang udah hancur total. PM Israel, Benjamin Netanyahu, juga udah bilang mereka bakal dorong semua warga ke Gaza selatan.
Sigrid Kaag, koordinator khusus PBB untuk proses damai Timur Tengah, bilang kalau kondisi di Gaza udah kayak “terjun ke jurang.” Dia minta Israel stop serangan ke warga sipil dan infrastruktur. Karena sekarang, seluruh penduduk Gaza udah ada di ambang kelaparan massal.
“Bantuan yang masuk ke Gaza sekarang tuh kayak sekoci kecil setelah kapal tenggelam,” katanya.
BOTTOMLINE: Orang-orang di Gaza gak lagi mikirin esok atau masa depan. Mereka cuma mikirin gimana bisa makan hari ini dan tetap hidup. Dan dunia? Sebagian besar masih diem.