Connect with us

Defisit APBN 2024 Sentuh Rp507,8 Triliun, Tantangan Ekonomi 2025 Kian Berat

Nationwide

Defisit APBN 2024 Sentuh Rp507,8 Triliun, Tantangan Ekonomi 2025 Kian Berat

Konferensi pers Menkeu RI, 6 Januari 2025: Tahun 2024 merupakan tahun yang berat. Di tiap kuartal selalu ada dinamika yang mempengaruhi kondisi ekonomi. (Facebook/smindrawati)

JAKARTA | Pemerintah melaporkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dengan defisit mencapai Rp507,8 triliun atau 2,29% dari produk domestik bruto (PDB). Meski defisit ini lebih kecil dari target pertengahan tahun sebesar Rp609,7 triliun, ekonom menilai hal ini menunjukkan pengelolaan anggaran negara yang masih perlu perbaikan.

https://open.spotify.com/episode/3vYAKXFFj0gKcj04aCovXP?si=qNxiLjn1TLWCqBRXhAa7ig

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa penerimaan negara pada 2024 mencapai Rp2.842,5 triliun, naik 2,1% dibanding 2023. Pendapatan ini terdiri dari pajak, bea cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan hibah. Di sisi lain, belanja negara meningkat 7,3% menjadi Rp3.350,3 triliun, dengan belanja kementerian/lembaga menyumbang angka terbesar.

Namun, defisit APBN 2024 yang melebar dibanding tahun sebelumnya (2023: 1,65% dari PDB) menjadi perhatian. Pengamat ekonomi Yusuf Wibisono menilai tren ini menandakan melemahnya semangat konsolidasi fiskal yang sebelumnya berhasil dipertahankan pasca pandemi.

Tantangan di 2025

Menkeu RI Sri Mulyani Indrawati, dalam Konferensi pers di kantor Kemenkeu RI, 6 Januari 2025. (Facebook/smindrawati)

Sri Mulyani memperingatkan bahwa tahun 2025 akan penuh tantangan, terutama dari tekanan krisis iklim, kondisi geopolitik global, dan potensi inflasi. Yusuf menambahkan, target defisit 2025 yang dipatok sebesar 2,53% dari PDB mencerminkan kompromi politik yang tinggi. Program-program unggulan pemerintahan baru, seperti pencetakan sawah dan pembangunan rumah rakyat, perlu diimbangi dengan strategi peningkatan penerimaan negara tanpa membebani masyarakat.

Meski begitu, pemerintah optimis bahwa pengalaman menghadapi ketidakpastian di masa lalu akan membantu mereka menjaga stabilitas ekonomi. Namun, keberhasilan ini akan sangat bergantung pada upaya kolaboratif untuk menjaga disiplin fiskal dan mencari terobosan baru dalam pengelolaan anggaran.[gi/ka]

sumber voaindonesia

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Nationwide

DDSC EPS 3 : SI PRIBADI SULIT
DDSC EPS 2: "RUDAPAKSA ANAK PANTI"
ALL YOU CAN HEAR: ELFA'S SINGERS BAKALAN NGAJAK FERDY ELEMENT GABUNG??????

Facebook

Culture

Socio-Cultural

Gen Z Masih Setia di YouTube

By January 10, 2025

Socio-Cultural

Kerja Zaman Now: Peluang Baru di Tahun 2025

By January 9, 2025
To Top