Teman muda Muslim, beberapa waktu lalu kami mendapatkan kiriman video tiktok dari salah satu WAG yang kami ikuti, video ini berupa social experiment yang menanyakan tentang siapa nama Nabi setelah nabi Isa. Sesuatu yang mungkin bisa di tolerir (walaupun harusnya tidak seperti itu) banyak dari kita yang susah mengurutkan periode Nabi setelah Nabi Adam namun betapa mirisnya setelah melihat video tersebut dari kebanyakan yang ditanya justru tidak bisa menjawab pertanyaan siapa Nabi setelah Nabi Isa, ada yang tertawa, lupa, menghindar karena malu dan berbagai ekspresi-ekspresi lain. Coba kalian tonton dulu videonya, inilah realita… inilah gambaran yang ada.
Sahabatku, tentu setiap kita mendengar disebutnya nama seorang yang kita kasihi, hati ini akan bergetar dibuatnya, terbayang dalam benak kita paras wajah, gaya bicara, tutur kata, gerak tubuh dan lain sebagainya yang membuat kita ingin selalu berada disampingnya dan tidak ingin berpisah dengannya.
Sudahkah kita merasakan hal sama ketika mendengar disebutnya Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kesempatan. Terbayangkah dalam lintasan pikir kita betapa besar kasih sayang dan cinta beliau kepada kita. Begetarkah hati kita mengingat kemulian dan keagungan beliau?
Sosok manusia agung yang jauh sebelum kita lahir sudah mengungkapkan kerinduannya kepada kita semuanya yang beliau sampaikan kepada para sahabatnya. Sebagaimana hadits melalui Anas Ibn Malik, Rasulullah ﷺ menyampaikan,
Aku rindu ingin sekali berjumpa dengan saudara-saudaraku, para shahabat nabi radliyallahu ‘anhum berkata: “Bukankah kami saudara-saudaramu? Beliau menjawab: “Kalian adalah para sahabatku. Saudara-saudaraku adalah orang-orang yang beriman kepadaku walaupun mereka belum pernah berjumpa denganku.” (H.R. Imam Ahmad dalam musnadnya, Jilid: 20/37).
Saudaraku, bahkan Allah SWT pun sangat memuliakan Nabi Muhammad SAW, di dalam Al Quran, Allah tidak pernah menyebut langsung nama beliau (sadarkah kita dengan hal ini ?), panggilan-panggilan yg disandangkan kepada Nabi Muhammad dalam Al Quran adalah seperti _Yaa Ayyuhan Nabi_, _Yaa Ayyuhal Rasul_, dan lain sebagainya.
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ
Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan (Surat Al-Ma’idah (5) ayat 41
Sedangkan pada nabi-nabi yang selain Nabi Muhammad, Allah memanggil langsung namanya: Yaa Ibrahim, Yaa Musaa, Ya Isaa dan lain sebagainya, dan masih banyak lagi ayat yang menyebutkan langsung panggilan berupa nama.
Sahabatku, kerinduan dan kecintaan Rasulullah kepada kita juga tergambar dalam hadis berikut ini
“Aku diberikan oleh Allah pilihan antara separuh dari umatku masuk surga atau diberi syafa’at. Maka aku pun memilih syafa’at…” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
Betapa Rasulullah lebih memilih memberikan syafaat sebagai bentuk cinta yang bisa menolong kita di akhirat kelak. Pertanyaannya, siapakah umatnya yang kelak akan mendapatkan syafaatnya? Pertanyaan ini penting dijawab agar kita bersungguh-sungguh pada saat ini memperjuangkan tercapainya syafaat Rasulullah saw di akhirat kelak. Setidaknya ada 3 perkara agar kita mendapatkan syafaat Nabi
Meninggal dalam Keadaan Tidak Menyekutukan Allah
Meninggal dengan Keimanan
Pernah Mengucap Kalimat Thayyibah dengan Ikhlas
Kembali kepada video social experiment tadi, tak perlu saling menyalahkan tapi inilah gambaran realitas yang ada sekarang. PR kita adalah memperbaiki diri dan terus belajar untuk lebih mengenal sosok yang begitu mulia yang paling merindukan kita. Dan marilah kita memantaskan diri dengan sepenuh rindu dan cinta untuk bertemu dengannya.