Connect with us

Pemerintah Bongkar Harga Asli BBM, Listrik, Elpiji, dan Pupuk: Tanpa Subsidi Bisa Bikin Kaget

Economic & Business

Pemerintah Bongkar Harga Asli BBM, Listrik, Elpiji, dan Pupuk: Tanpa Subsidi Bisa Bikin Kaget

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan besaran harga keekonomian energi hingga non-energi yang menjadi konsumsi masyarakat. (Foto: Instagram)

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ungkap harga keekonomian energi & non-energi tanpa subsidi. BBM, listrik, elpiji, hingga pupuk ternyata jauh lebih mahal, tapi APBN masih jadi penyelamat harga biar tetap terjangkau masyarakat.

JAKARTA | Lo pernah kebayang nggak, berapa sih harga asli BBM, listrik, atau gas elpiji kalau pemerintah nggak turun tangan kasih subsidi? Jawabannya: jauh lebih mahal, bro.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa buka-bukaan soal ini di rapat kerja bareng Komisi XI DPR, Selasa (30/9/2025). Intinya, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) lagi-lagi jadi tameng buat nutupin selisih harga keekonomian biar harga di masyarakat tetap “ramah dompet”.

“Selama ini pemerintah menanggung selisih harga keekonomian dan harga yang dibayar masyarakat melalui subsidi energi maupun non-energi,” kata Purbaya.

BBM: Solar, Pertalite, dan Minyak Tanah

  • Solar → Harga asli Rp11.950/liter. Berkat subsidi 43% (Rp5.150/liter), masyarakat cuma bayar Rp6.800/liter.
  • Pertalite → Harga keekonomian Rp11.700/liter. Subsidi 15% (Rp1.700/liter) bikin harga turun jadi Rp10.000/liter.
  • Minyak Tanah → Ini gila banget! Harga asli Rp11.150/liter, disubsidi 78% (Rp8.650/liter). Jadi masyarakat cuma bayar Rp2.500/liter.

Elpiji & Listrik: Tetap Murah Berkat Subsidi

  • Elpiji 3 Kg → Harga asli Rp42.750/tabung. Subsidi Rp30.000/tabung (70%). Akhirnya masyarakat bayar Rp12.750/tabung.
  • Listrik Rumah Tangga 900 VA Subsidi → Harga asli Rp1.800/kWh. Pemerintah nanggung Rp1.200 (67%). Jadi tagihan cuma Rp600/kWh.
  • Listrik 900 VA Non-Subsidi → Masih dibantu juga, disubsidi Rp400/kWh (22%). Harga akhir Rp1.400/kWh.

Pupuk: Petani Jadi Prioritas

  • Urea → Harga asli Rp5.558/kg. Disubsidi Rp3.308 (59%). Jadi harga ke petani Rp2.250/kg.
  • NPK → Harga asli Rp10.791/kg. Subsidi Rp8.491 (78%). Harga akhir Rp2.300/kg.

Problem Subsidi: Masih Dinikmati Orang Kaya

Meski angka subsidi bikin rakyat kecil kebantu banget, ternyata masyarakat kelas atas (desil 8–10) juga masih ikut kecipratan subsidi energi. Data SUSENAS nunjukin distribusi subsidi belum 100% tepat sasaran.

Karena itu, Purbaya bilang pemerintah lagi serius nyiapin data terpadu subsidi energi nasional biar lebih akurat dan adil.

“Pola serupa terjadi pada listrik, solar, dan minyak tanah. Ini bentuk keberpihakan fiskal, tapi tetap harus dievaluasi biar makin tepat sasaran,” tegasnya.

Kesimpulan: APBN Masih Jadi Tameng

Kalau nggak ada subsidi, harga BBM, listrik, elpiji, dan pupuk bisa bikin shock therapy buat dompet rakyat. Untungnya, APBN masih kuat buat back-up kebutuhan dasar masyarakat. Tantangannya ke depan: gimana caranya subsidi ini bener-bener tepat sasaran dan nggak banyak dinikmati kelompok mampu.

source inews

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Economic & Business

BLACKPINK New Album & World Tour 2025 #blackpink #blinks #worldtourdeadline
RESAH HATI EPS 4 #resahhati #contentreligi #syiar #tebarkebaikan
RASULULLAH & PARA SAHABAT Eps 3

Facebook

Culture

To Top