Kasus sengketa tanah di Petukangan Utara, Jakarta Selatan bikin heboh. Rumah seorang nenek 72 tahun tiba-tiba diduduki sekelompok pria misterius, bikin warga sekitar resah.
JAKARTA | Kronologi: Rumah Nenek Nur Tiba-Tiba Dikuasai Orang Asing
Sebuah kejadian bikin geleng-geleng kepala terjadi di Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Rumah milik seorang nenek 72 tahun bernama Nur mendadak “ditempati” sekelompok pria bertampang sangar sejak Senin pagi (8/9/2025).
Bukannya sekadar mampir, mereka malah masuk tanpa izin dan bertahan sampai keesokan harinya. Alhasil, Nur yang tinggal sendirian serasa terkurung di rumahnya sendiri.
“Kayak hidup dalam penyekapan. Mau keluar masuk aja harus seizin mereka,” ungkap Maya, anak Nur yang tinggal di luar kota.
Mereka Gelar Karpet di Ruang Tamu
Menurut Maya, jumlah pria yang bergantian menduduki rumah ibunya itu bisa sampai 4–10 orang. Mereka bahkan santai gelar karpet di ruang tamu, seakan rumah itu udah jadi milik mereka.
Parahnya lagi, pintu rumah sempat dikunci dari dalam. Nur benar-benar nggak bisa keluar seenaknya. Bayangin aja, nenek umur 72 tahun harus hidup dalam tekanan kayak gini.
Sengketa Tanah Jadi Akar Masalah
Lokasi rumah Nur ada di Jl. Masjid Darul Falah, Gang H. Janil No.14, RT 08/02. Katanya, kasus ini terkait sengketa tanah.
Bermodalkan secarik surat, kelompok pria itu mengklaim kalau Nur udah nggak punya hak tinggal di situ. Mereka minta Nur angkat kaki, tapi Nur memilih bertahan karena merasa masih punya hak sah atas rumahnya.
Polisi & Warga Ikut Panas
Aksi intimidasi ini jelas bikin warga sekitar resah. Bahkan perangkat desa sampai polisi turun tangan buat mediasi.
Pihak kepolisian nyaranin Nur tetap bertahan, sementara kelompok pria itu diminta keluar sampai ada putusan pengadilan yang sah.
Masalahnya, imbauan itu diabaikan. Para pria tetap ngeyel stay di rumah Nur. Situasi makin panas, bikin suasana kampung jadi mencekam.
Premanisme & Tekanan Psikologis
Maya menduga, tujuan mereka emang buat bikin Nur nggak betah. “Mereka sengaja bikin suasana nggak nyaman biar ibu saya nyerah, keluar rumah tanpa kompensasi,” katanya.
Buat warga, keberadaan kelompok asing yang nguasain rumah tetangga udah jelas bikin nggak aman. Cara-cara intimidatif kayak gini bikin banyak pihak prihatin.
Kasus Sengketa Tanah di Jakarta Nggak Pernah Selesai
Kejadian ini menambah daftar panjang konflik tanah di Jakarta yang sering berujung ke aksi premanisme. Publik pun berharap aparat bisa tegas, jangan sampai hak seorang lansia terampas dengan cara main kasar.
Kasus Nur ini jadi reminder bahwa sengketa tanah bukan cuma soal hukum, tapi juga soal kemanusiaan.
Menurut kamu, kalau ngalamin hal kayak gini, langkah pertama apa yang harus dilakukan? Buruan komen dibawah.