Connect with us

Gen Z Paling Gampang Kena PHK Gara-Gara AI, Kok Bisa?

Economic & Business

Gen Z Paling Gampang Kena PHK Gara-Gara AI, Kok Bisa?

photo: Ilustrasi PHK. (Ilustrasi: AI)

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) makin masif di dunia kerja. Ekonom sebut Gen Z paling rentan kena PHK, khususnya di industri teknologi.

JAKARTA | AI vs Gen Z: Siapa yang Bertahan?

AI udah makin ngegas di dunia kerja, dan efeknya bukan main-main. Banyak perusahaan mulai ngandelin teknologi ini buat nge-handle kerjaan rutin. Efek sampingnya? Jumlah tenaga kerja dipangkas, terutama di sektor teknologi.

Joseph Briggs, ekonom senior Goldman Sachs, kasih warning serius: Gen Z khususnya programmer dan engineer muda adalah kelompok paling rentan digeser AI.

Dilansir Times of India, tren ini nyambung banget sama meningkatnya angka pengangguran dan gelombang PHK massal yang makin nyata sepanjang 2025. Buat generasi fresh graduate yang baru mau ngerintis karier, ini jelas bikin deg-degan.

PHK Massal: Gen Z Jadi Korban Pertama

Meski adopsi AI masih early stage, dampaknya udah berasa banget. Perusahaan makin rajin pakai AI generatif buat ngurangin biaya operasional dan ngerapihin struktur tim. Dan guess what? Yang paling sering jadi korban pemangkasan adalah karyawan baru alias fresh grad Gen Z.

“Buat Gen Z, revolusi AI lebih keliatan kayak ancaman daripada peluang,” kata Briggs.

Data Nggak Bohong: Angka PHK Naik Drastis

Menurut laporan Goldman Sachs, pengangguran di kalangan pekerja teknologi usia 20–30 tahun naik 3 poin persentase sejak awal 2025. Angka ini lebih tinggi dibanding kelompok umur lain di sektor berbeda.

Industri teknologi juga lagi berdarah-darah. Tahun ini aja, lebih dari 50.000 karyawan dipecat dari perusahaan raksasa kayak Microsoft, Meta, dan Google. Sebagian besar posisinya digantiin sama AI yang bisa ngerjain kerjaan entry-level lebih cepat dan lebih murah.

Lowongan Kerja Turun, Jalur Karier Menyempit

Efek domino PHK ini bikin lowongan kerja buat posisi junior juga ikutan anjlok. Di AS, jumlah lowongan teknologi drop 35% sejak 2023. Jadi, gap antara skill lulusan kampus sama kebutuhan perusahaan makin lebar.

Nggak heran, hampir separuh Gen Z pencari kerja sekarang merasa gelar sarjana udah nggak segitu berharganya lagi. Banyak yang akhirnya banting setir: ikut bootcamp, ngejar sertifikasi, atau langsung coba jalur entrepreneurship biar tetap relevan.

Apa Artinya Buat Gen Z?

Singkatnya: Gen Z harus adaptif banget. AI emang bisa jadi ancaman, tapi sekaligus peluang kalau dimanfaatin dengan benar. Skill teknis doang udah nggak cukup—harus ditambah kreativitas, problem solving, dan kemampuan yang nggak gampang digantikan mesin.

Kalau nggak, siap-siap aja: AI bisa jadi “bos baru” yang nyariin siapa yang stay, siapa yang out.

source cnbcindonesia

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Economic & Business

BLACKPINK New Album & World Tour 2025 #blackpink #blinks #worldtourdeadline
RESAH HATI EPS 4 #resahhati #contentreligi #syiar #tebarkebaikan
RASULULLAH & PARA SAHABAT Eps 3

Facebook

Culture

To Top