Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Eyal Zamir secara resmi menyetujui rencana pendudukan Kota Gaza (photo: AP)
Israel resmi mulai rencana operasi militer besar di Gaza. Ratusan ribu warga dipaksa evakuasi, PBB dan komunitas internasional khawatir makin banyak korban sipil.
TEL AVIV | Israel Gasak Gaza, Evakuasi Paksa Jadi Langkah Awal. Ketegangan di Gaza makin panas. Minggu (17/8/2025), Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Eyal Zamir resmi kasih lampu hijau buat rencana pendudukan Kota Gaza.
Menurut laporan stasiun TV pemerintah Israel, KAN, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz dijadwalkan ikut teken persetujuan Selasa depan. Kabinet Keamanan dan Politik Israel juga bakal rapat akhir pekan buat finalisasi rencana ini.
Artinya? Israel siap banget ambil risiko nyawa sandera demi operasi militer ini. Bahkan pejabat militer Nitzan Alon yang ngurus soal sandera juga hadir di pertemuan itu.
Ratusan Ribu Warga Gaza Dipaksa Angkat Kaki
Rencana yang udah disusun Zionis ini termasuk evakuasi paksa besar-besaran. Bayangin aja, hampir 1 juta warga Gaza dipaksa keluar rumah minimal selama dua minggu.
Setelah itu, IDF bakal ngegas dengan serangan udara, artileri, sampai pasukan darat yang masuk bertahap ke Kota Gaza.
Nggak berhenti di situ, KAN juga bilang Israel bakal jelasin rencana evakuasi ini ke pejabat Amerika Serikat (AS). Jadi jelas banget, operasi ini bukan cuma urusan internal Israel, tapi juga “main mata” sama sekutu mereka.
Serangan Brutal di Al Zaytoun
Sebelum rencana evakuasi full dijalankan, Israel udah lebih dulu nunjukin “taringnya”. Tanggal 11 Agustus, pasukan IDF ngehajar habis-habisan wilayah Al Zaytoun.
Bukan cuma pakai artileri dan tembakan acak, tapi juga robot bermuatan bahan peledak buat hancurin rumah warga. Hasilnya? Warga makin ketakutan, banyak yang dipaksa keluar rumah tanpa tahu harus lari ke mana.
Dalih Zona Aman, Tapi Korban Sipil Tetap Berjatuhan
PM Benjamin Netanyahu sempat klaim kalau warga sipil bakal dievakuasi ke zona aman di Gaza Selatan. Katanya sih, mereka bakal disediain tenda dan peralatan perlindungan.
Tapi pengalaman sebelumnya nunjukin lain: Israel sering banget tetep nyerang kamp pengungsi dengan alasan ada pejuang Hamas. Akhirnya, yang jadi korban justru perempuan dan anak-anak.
PBB Angkat Suara: “Nggak Ada Tempat Aman di Gaza”
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) terang-terangan khawatir. Mereka bilang, langkah Israel ini cuma bakal nambah penderitaan warga sipil yang udah hidup dalam kondisi super parah.
Tanggal 14 Agustus, PBB juga kasih peringatan serius. Kalau pendudukan Kota Gaza lanjut, ribuan keluarga bakal makin terjepit tanpa tahu harus berlindung di mana.
Pejabat Palestina dan PBB sepakat: nggak ada tempat aman di Gaza, bahkan Gaza Selatan yang katanya zona aman itu pun tetap berbahaya.
Dunia Makin Naik Darah
Gerakan Israel buat ngegasak Gaza lagi-lagi bikin banyak pihak naik darah. Serangan brutal plus evakuasi paksa ini dianggap jelas-jelas melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional.
Meski Israel berdalih perang lawan Hamas, yang jatuh korban tetap warga sipil. Kondisi ini bikin sorotan dunia makin tajam ke arah Tel Aviv.