photo kolase Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitch. (CNBC Indonesia)
JAKARTA | Guys , dunia konten emang keliatan keren di layar HP, tapi faktanya? Banyak influencer top kayak Atta Halilintar dkk lagi terancam miskin ! Kenapa? Industri makin sesak, persaingan makin gila, dan duit dari platform makin nggak cukup buat hidup!
Kasus Clint Brantley: 400K Followers = Gaji Nggak Sampai Rp 10 Juta? Clint Brantley, kreator full-time di TikTok, YouTube, dan Twitch, punya 400 ribu followers. Tapi tahun lalu, penghasilannya kalah sama gaji rata-rata pekerja AS (Rp 950 juta/tahun). Parahnya, cowok 29 tahun ini sampe gak berani sewa apartemen dan masih tinggal sama ibunya! “Gue rentan banget,” curhatnya ke The Wall Street Journal .
Platform Makin Pelit, Brand Makin Pilih-Pilih Dulu, platform kayak TikTok atau YouTube royal kasih komisi ke kreator. Sekarang? Mereka makin pelit! Syarat dapet duit juga makin ribet:
TikTok: Minimal 10K followers + 100K view/bulan.
YouTube Shorts: Harus 1K subscriber + 10 juta view dalam 90 hari.
Bahkan Ben-Hyun, TikToker 2,9 juta followers, sekarang cuma dibayar Rp 1,8 juta buat konten 10 juta view! Padahal dulu bisa dapet Rp 3-6 juta per juta view. Miriss!
TikTok Mau Diblokir di AS, Makin Ngenes! Ancaman pemblokiran TikTok di AS bikin kreator ketar-ketir. Kalau sampe terjadi, darimana lagi cuan mengalir? Banyak yang buru-buru diversifikasi ke merchandise atau konten premium buat selamatin ekonomi.
Statistik Ngeri: 48% Influencer Cuma Dapet Rp 245 Juta/Tahun! Laporan NeoReach bilang:
48% influencer global dapet di bawah Rp 245 juta/tahun .
Cuma 14% yang bisa tembus Rp 1,6 miliar.
Parahnya, mereka gak dapet jaminan kesehatan, pensiun, atau bonus kayak pekerja kantoran. Bayangin aja, kerja 24/7 bikin konten, edit, interaksi sama fans, tapi hasilnya gak pasti!
Analisis Jasmine Enberg (Emarketer): “Jadi influencer itu kerja keras , bukan instan! Mereka yang sukses udah bertahun-tahun berjuang. Tapi sekarang, bahkan yang udah jadi ‘besar’ aja kesusahan,” kata Jasmine.
Kreator Minta Transparansi & Keadilan! Danisha Carter, TikToker 1,9 juta followers, protes: “Kami yang bikin platform kaya, tapi bayarannya gak adil! Harusnya ada transparansi soal pembagian duit, jangan cuma seenaknya!”
Kondisi Indonesia? Di Indonesia, influencer kayak Atta Halilintar juga kena imbas. Kompetisi makin sengit, brand makin selektif, dan platform mulai kurangi bonus. “Dulu bisa beli mobil dari endorse, sekarang? Cuma cukup buat makan aja,” celetuk salah satu kreator lokal.
Closing Thought: Jadi, masih mau jadi influencer? Kalau lo yakin bisa konsisten dan kreatif, silakan! Tapi inget: duit gak selamanya semanis feed Instagram . Siapin plan B, ya! 💪