BADUNG – Angkasa Pura Supports (APS) memberikan apresiasi kepada 40 pegawai facility care Bandara I Gusti Ngurah Rai atas integritas dalam bekerja dengan menyelamatkan barang penumpang yang tertinggal periode April sampai dengan September 2023 dengan nilai penemuan hampir mencapai Rp 200 juta.
Plt Direktur Utama APS, I Dewa Gede Mahayana menjelaskan, implementasi kejujuran ini mendukung penerapan budaya AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif,.Kolaboratif) Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini juga berimplikasi pada penilaian kinerja KPI layanan APS per September 2023 adalah dengan nilai 4,9 dari nilai maksimal 5 atau persentase mencapai 99 persen.
“Apresiasi ini diberikan continue setiap triwulan, untuk kali ini bulan April – September ada sebanyak 40 dengan nominal senilai Rp 181.700.000, karena prioritas integritas tidak terpisahkan kepada pelanggan pengguna jasa APS, kalau akumulasi dari bulan Januari ada sekitar 70 orang,”
Menurutnya, di samping nominal, yang jauh lebih penting dari penemuan barang milik orang lain ialah makna barang tersebut bagi pemiliknya, di mana beberapa barang yang ditemukan di bandara mayoritas berupa handphone, laptop, dompet, Ipad dan lain sebagainya. “Barang-barang biasa tertinggal di area toilet, boarding gate, check in. Di APS budaya di tim menjaga kejujuran itu jauh lebih penting,” ujar dia.
Dikatakan dia, bahwa apa yang telah dilakukan para petugas APS membuat image Indonesia positif di mata dunia internasional, menciptakan beyond customer sensation. “Yang paling penting penumpang aman, nyaman, tidak perlu was-was ketinggalan barang, hal itu ditandai dengan compliment dari penumpang, biasanya call center 172 menjadi layanan complain sekarang lebih banyak compliment,” ujar dia.
Menurutnya apa yang dilakukan APS di Bali bisa menjadi role model positif dan motivasi di bandara lainnya, menerapkan reward and punishment menjaga integritas pegawai APS yang dari seluruh divisi tak terkecuali.
“Kejujuran jauh lebih penting, perbuatan baik tidak semua diukur dengan uang tapi dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas, mereka menjaga image Perusahaan, ini tidak mudah diraih, menyangkut habit dan budaya,” ujar dia.
Dewa tak menampik budaya integritas dan kejujuran sulit diterapkan di negara berkembang, namun dari sini pihaknya ingin menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara berkembang bisa menunjukan integritas tinggi melalui sosialisasi top down merangkul mengajak untuk ber-attitude baik yang bertugas di Facility Service, Trading, Rental, ICT Technology dan Parking. “Penemuan barang tertinggal ini lebih menyelamatkan jiwa, rahasia perusahaan, rahasia pribadi,” imbuhnya.
“Negara berkembang istilahnya orang ingin memiliki bukan haknya masih tinggi, dibanding negara maju, di sini kita buktikan di bawah tim APS buktikan kepada bangsa di luar, kehilangan ketinggalan barang aman, tetap aman, turis aman
Sementara itu, Branch Manager APS Cabang Denpasar, Djoko Setyo Pembudi, mengklaim bahwa di wilayah AP 1, Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi bandara paling banyak penemuan dibandingkan 15 bandara lainnya di bawah AP 1.
Kunci kejujuran karyawan APS, dikatakannya melalui pembinaan dan pengawasan yang melekat, dengan me-refresh bidang kerja masing-masing divisi melalui training hospitality, service bandara.
“ Di situ kami melakukan refresh melakukan sosialisasi nilai-nilai budaya akhlak BUMN dapat dijalankan dalam entitas kerja di lapangan setiap hari, barang yang sering ditemukan kebanyakan handphone, uang, laptop, dompet hingga perhiasan,” papar dia.
“Dari nilai angka yang cukup tinggi dibandingkan 15 bandara AP 1, secara jumlah Denpasar paling tinggi dibandingkan yang lain, saya berani klaim itu,” sambungnya.
Adapun metode yang dilakukan petugas saat menemukan barang biasanya melaporkan ke team leader kemudian ke security dan disampaikan kepada manajemen AP 1.
Pada kesempatan yang sama, Human Capital dan Business Partner Manager PT. Angkasa Pura 1 Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Voti Andra menyampaikan bahwa apa yang ditunjukkan APS berdampak pada kepuasan pelanggan AP 1.
“Angka kepuasan pelanggan AP 1 tinggi di atas 97 persen sangat luar biasa, setiap bulan kami lakukan evaluasi, integritas luar biasa, Tindakan mereka membawa nama baik bagi AP 1, harapannya tentu bisa berkelanjutan berkesinambungan memberikan dampak positif, mengharumkan nama perusahaan,” ujarnya.
Akan tetapi, dia menegaskan tidak ada toleransi bagi pegawai yang melakukan penyimpangan dan terbukti bersalah. “Ada dua poin dari sisi reward and punishment, karena ini membangun image perusahaan, jadi harus ketat,” terangnya.
Beberapa dari 40 karyawan yang mendapatkan apresiasi menjelaskan bahwa mereka ada yang menemukan tas dompet yang setelah dicek ternyata berisi uang senilai Rp 13 juta hingga Iphone 13 senilai Rp 9 juta serta temuan-temuan lain. (*)