Masjid Menara Kudus peninggalan Wali Songo. (Dok: Instagram reza_nurfaizi_)
Menara Kudus jadi simbol akulturasi budaya Hindu, Jawa, dan Islam. Dibangun oleh Sunan Kudus pada 1549, menara ini kokoh berdiri tanpa semen, jadi ikon wisata religi paling bersejarah di Kota Kretek.
POPERS.ID | Menara Kudus, Candi Rasa Masjid yang Punya Cerita Panjang
Kalau lagi main ke Kudus, jangan cuma cari soto Kudus atau jenang Kudus aja, deh. Ada satu tempat yang wajib banget kamu datangi Menara Kudus, ikon paling legendaris di Kota Kretek. Bangunan ini bukan cuma cantik dipandang, tapi juga sarat makna sejarah dan spiritual.
Menara ini berdiri gagah di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, tepat di kompleks Masjid Al-Aqsa atau yang sering disebut juga Masjid Al-Manar. Diperkirakan dibangun sekitar tahun 1549 Masehi oleh Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa.
Arsitekturnya Unik Banget — Candi Tapi Masjid!
Hal pertama yang bikin mata langsung terpaku adalah bentuknya. Menara ini nggak kayak menara masjid pada umumnya yang tinggi ramping dengan kubah di atas. Justru, tampilannya lebih mirip candi!
Dibangun dari bata merah tanpa semen, Sunan Kudus menggunakan teknik tradisional bata digosokkan satu sama lain sampai nempel kuat. Hasilnya? Struktur menara setinggi 17 meter dan seluas 100 meter persegi ini bisa berdiri kokoh ratusan tahun sampai sekarang. Keren banget, kan?
Kalau kamu perhatiin detailnya, gaya arsitekturnya punya nuansa campuran dari Candi Jago di Malang dan Menara Kukul di Bali. Jadi, bukan cuma estetik, tapi juga bukti nyata perpaduan budaya Hindu, Jawa, dan Islam yang hidup harmonis di masa itu.
Sentuhan Klasik di Puncak Menara
Di bagian atas, menara ini punya atap dua lapis dari kayu jati yang ditopang empat saka guru khas rumah tradisional Jawa. Di puncaknya ada mustaka atau semacam kubah kecil yang bentuknya menyerupai atap tumpang masjid kuno.
Dulu, tempat ini dipakai buat ngumandangkan azan, jadi warga sekitar bisa dengar panggilan salat dari jauh. Sekarang, meski nggak lagi difungsikan begitu, nilai sejarah dan spiritualnya masih terasa banget setiap kali berdiri di bawah menara ini.
source: indonesiakaya
source: indonesiakaya
source: indonesiakaya
Ramai Pas 10 Muharram, Tradisi Suro Bikin Kudus Hidup
Setiap tanggal 10 Muharram atau Suro, kawasan sekitar menara bakal rame banget. Warga dan peziarah dari berbagai daerah datang buat ikut berbagai ritual dan tradisi keagamaan. Suasananya meriah, tapi tetap khidmat penuh makna dan doa.
Buat yang suka ngonten, momen ini juga jadi waktu terbaik buat dapetin foto atau video vibes religius dan budaya yang kental banget.
Wisata Religi Sekaligus Kuliner
Selesai berziarah atau jalan-jalan di area menara, kamu bisa lanjut kulineran di sekitar lokasi. Ada Soto Kudus yang legendaris porsinya mungil tapi rasanya nagih banget. Terus, jangan lupa beli oleh-oleh khas jenang Kudus yang manis legit, atau intip, camilan gurih mirip rengginang yang jadi favorit warga lokal.
Simbol Harmoni dari Masa ke Masa
Menara Kudus bukan sekadar bangunan tua. Ia adalah simbol harmoni antarbudaya dan agama. Dari bata merahnya yang kokoh tanpa semen, hingga perpaduan gaya arsitektur yang unik, semuanya menggambarkan pesan damai yang diwariskan Sunan Kudus berabad-abad lalu.
Jadi, kalau kamu pengen belajar sejarah, ngerasain vibes spiritual, atau sekadar menikmati wisata heritage yang keren, Menara Kudus adalah destinasi yang harus masuk wishlist kamu berikutnya.