Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) meluncurkan proyek Gerbang Raja Salman, mengubah kawasan sekitar Masjidil Haram menjadi modern (Foto: Handout)
Proyek mega ‘Gerbang Raja Salman’ bakal ubah total area sekitar Masjidil Haram. Baca selengkapnya soal tantangan jaga kesakralan Makkah di tengah gebyar modernisasi.
RIYADH | Gerbang Raja Salman: Makkah Makin Modern, Sakralitas Tetap Jadi Prioritas?
Bayangin, lu lagi berdiri di dekat Masjidil Haram, bukan cuma liat pemandangan penuh sejarah, tapi juga kompleks super modern yang lengkap banget. Ini bakal jadi kenyataan, guys! Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), baru aja luncurin mega project yang namanya Gerbang Raja Salman.
Proyek gila-gilaan ini bakal ngubah kawasan sekitar Masjidil Haram jadi pusat segala-galanya—mulai dari tempat tinggal, fasilitas budaya, sampai layanan terpadu. Luasnya? Gak main-main, sampai 12 juta meter persegi! Ini jelas jadi bagian dari big dream Saudi buat wujudin Visi 2030, di mana mereka pengen lepas dari ketergantungan minyak dan jadi pusat investasi dan pariwisata dunia.
Tapi, di balik rencana yang wah ini, ada pertanyaan besar yang bikin banyak orang mikir: Bisakah kemajuan fisik ini berjalan beriringan sama menjaga kesakralan Kota Makkah?
Fasilitas Top Buat Jemaah, Tapi Apa Kabar ‘Vibe’ Sakralnya?
Desain Gerbang Raja Salman emang next level. Proyek ini dirancang buat nampung tambahan 900.000 jemaah, baik di area salat dalam maupun luar Masjidil Haram. Bayangin aja, dengan integrasi transportasi umum yang canggih, hotel-hotel, dan kawasan budaya, pengalaman ibadah haji dan umroh dijamin bakal lebih nyaman dan mudah.
Tapi, gak sedikit juga yang khawatir. Pembangunan masif di sekitar tempat paling suci dalam Islam ini bikin para pengamat nanya, “Apakah vibe spiritual dan kekhusyukan masih bisa bertahan di tengah gebyar komersialisasi dan ekonomi?”
Seorang akademisi dari Universitas Umm Al Qura Makkah ngasih pernyataan yang straight to the point, “Setiap proyek di sekitar Masjidil Haram harus nemuin keseimbangan antara kemajuan fisik dan kesucian spiritual.” Well said!
Jaga Jati Diri Makkah di Tengah Glow-Up Besar-besaran
Pemerintah Saudi sebenernya sadar banget sama dilema ini. Makanya, mereka klaim kalo proyek Gerbang Raja Salman ini gak asal bangun. Mereka janji bakal memadukan warisan arsitektur Makkah yang kaya sejarah dengan desain urban modern yang kekinian.
Buktinya, sekitar 19.000 meter persegi kawasan warisan dan budaya bakal direhabilitasi. Ini menunjukkan MBS gak pengen Makkah cuma jadi simbol modernitas doang, tapi juga tetap jadi saksi bisu sejarah dan tradisi Islam yang udah berjalan ribuan tahun.
Rou’a Al Haram Al Makki, si pengembang proyek, juga ngasih pernyataan, intinya pembangunan ini bukan cuma soal gedung tinggi dan fasilitas baru, tapi yang paling penting adalah menjaga semangat dan sejarah Makkah sebagai pusat dunia Muslim.
Tantangan Terbesarnya: Nemuin Titik Temu Antara Ekonomi & Spiritual
Dari sisi ekonomi, proyek ini emang game-changer. Dengan target menciptakan 300.000 lapangan kerja baru sampai tahun 2036, Gerbang Raja Salman adalah bukti nyata Saudi lagi serius banget ngembangin sektor pariwisata religi.
Tapi, tantangan spiritualnya tetap aja yang paling berat. Gimana caranya memastikan Makkah tetap jadi ruang suci yang inklusif dan bikin khusyuk, sementara di sekelilingnya berdiri pencakar langit dan pusat perbelanjaan?
Pada akhirnya, kunci kesuksesan proyek ambisius MBS ini bukan cuma diukur dari berapa banyak duit yang masuk atau turis yang dateng. Tapi, seberapa baik mereka bisa menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kesucian. Ini yang bakal nentuin, apakah hati umat Islam di seluruh dunia bakal tetap tenang dan nyaman beribadah di tanah suci mereka sendiri. So, let’s see how this goes!