Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ditemui usai rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (photo: CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
JAKARTA | Bikin kaget banget, guys. Polisi baru aja bongkar kasus beras oplosan di Pekanbaru yang bikin warga rugi jutaan. Modusnya, beras murah dioplos, terus dijual seolah-olah beras premium. Yang bikin heboh, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sampai turun tangan langsung dan murka banget liat kasus ini.
Kasus ini diungkap sama Polda Riau di Jalan Sail, Kelurahan Rejosari, Tenayan Raya, Pekanbaru. Dari penggerebekan itu, polisi nyita 9 ton beras oplosan dari distributor lokal berinisial R. Kata polisi, gara-gara ulah si R ini, warga harus bayar beras Rp5.000–Rp7.000 per kilo lebih mahal. Bahkan kalau dioplos jadi beras premium, selisih harganya bisa tembus Rp9.000 per kilo! Parahnya lagi, kualitas berasnya juga di bawah standar.
Amran bilang, “Saya appreciate banget sama Polda Riau. Ini bukti kita serius banget lindungi rakyat dari mafia pangan.” Kata-kata itu disampein pas konferensi pers Minggu (27/7/2025).
FYI, beberapa hari sebelum penggerebekan, tepatnya 22 Juli 2025, Amran baru aja kunjungan kerja ke Pekanbaru. Di sana dia ngobrol serius sama Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan tentang isu ketahanan pangan dan dugaan praktik oplosan ini. Gak pake lama, sehari kemudian polisi langsung bergerak, grebek lokasi, dan amankan tersangka.
Amran nyebut praktik kayak gini udah merusak program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang selama ini dibuat buat bantu rakyat dapat beras murah dan berkualitas. “Ini pengkhianatan kepercayaan rakyat. SPHP itu program pake duit subsidi rakyat, jadi jangan ada yang main-main,” tegasnya.
Pemerintah sekarang lagi perketat pengawasan beras SPHP di seluruh Indonesia bareng Satgas Pangan dan polisi. Amran juga nyinggung temuan sebelumnya: ada 212 merek beras di 10 provinsi yang bermasalah, dan kerugian masyarakat akibat praktik kayak gini bisa tembus Rp99,35 triliun per tahun.
Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, bilang operasi ini adalah perintah langsung dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buat basmi kejahatan yang ngerugiin konsumen. “Negara udah kasih subsidi, tapi malah dimanipulasi oknum buat untung pribadi. Ini bukan sekadar penipuan dagang, tapi kejahatan yang merugikan anak-anak kita yang butuh pangan bergizi,” tegas Herry.
Hasil investigasi Polda Riau nemuin dua modus si tersangka R. Pertama, dia campur beras SPHP Bulog sama beras reject kualitas rendah. Kedua, dia beli beras murah dari Pelalawan, terus repack pake karung merek premium kayak Aira, Family, Anak Dara Merah, sampai Kuriak Kusuik buat nipu konsumen.
Barang bukti yang disita juga gak main-main: 79 karung beras SPHP oplosan, 4 karung beras premium isi abal-abal, 18 karung kosong SPHP, timbangan digital, mesin jahit, sampai benangnya.
Sekarang tersangka R udah resmi jadi tahanan. Dia dijerat pasal perlindungan konsumen dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara plus denda maksimal Rp2 miliar.