Pejalan kaki menggunakan payung untuk menghindari terik matahari di kawasan Jembatan Pinisi di halte busway Karet, Jakarta, Selasa (19/12/2023). (photo: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
JAKARTA | Cuaca panas mulai bikin gerah di berbagai daerah di Indonesia. Matahari makin garang, ditambah angin panas yang bikin siang hari serasa di oven. Yap, ini tandanya musim kemarau udah mulai masuk!
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, musim kemarau tahun 2025 ini udah dimulai sejak April dan bakal jalan pelan-pelan ke berbagai wilayah di Indonesia. Tapi tenang, katanya musim kering tahun ini nggak bakal sepanjang biasanya. Info ini didapat dari hasil pantauan dan analisis iklim global dan regional yang dilakukan BMKG sampai pertengahan April 2025.
“Awal musim kemarau nggak barengan, ya. Di bulan April aja, ada 115 Zona Musim (ZOM) yang udah masuk kemarau. Nanti bakal nambah terus di Mei dan Juni, nyebar ke Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, sampai Papua,” kata Bu Dwi, dikutip Minggu (4/5/2025).
Soal fenomena cuaca global, El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini lagi adem-adem aja alias netral. Jadi, nggak ada gangguan cuaca besar dari Samudra Pasifik atau Hindia sampai paruh kedua tahun ini.
Tapi BMKG nyatet kalau suhu laut di sekitar Indonesia lagi lebih hangat dari biasanya, dan ini bisa bikin cuaca lokal makin panas sampai bulan September nanti.
Pejalan kaki menggunakan payung untuk menghindari terik matahari di kawasan Jembatan Pinisi di halte busway Karet, Jakarta, Selasa (19/12/2023). (photo: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Nah, puncak musim kemarau diprediksi bakal jatuh di bulan Juni sampai Agustus 2025. Daerah yang bakal ngerasain kemarau paling parah ada di Jawa tengah sampai timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Agustus kemungkinan bakal jadi bulan paling kering.
Gimana sifat kemaraunya? Sekitar 60% wilayah diprediksi kemaraunya normal-normal aja. Tapi ada 26% wilayah yang malah bakal agak basah, dan sisanya, sekitar 14%, lebih kering dari biasanya.
Durasi musim kemarau juga diprediksi bakal lebih pendek di banyak tempat. Tapi ada juga beberapa wilayah, terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang justru bisa ngalamin kemarau lebih lama.
Buat antisipasi, BMKG kasih beberapa saran penting buat sektor-sektor vital. Misalnya di sektor pertanian, petani disarankan buat atur ulang jadwal tanam sesuai prediksi musim kemarau di daerah masing-masing. Pilih juga tanaman yang tahan kekeringan dan kelola air dengan baik supaya hasil panen tetap oke walau hujan minim.
“Daerah yang kemaraunya lebih basah justru bisa jadi peluang, lho. Bisa nambah lahan tanam dan tingkatin produksi, asal tetap waspada sama hama,” tambah Bu Dwi.
Sektor kebencanaan juga harus siap-siap, terutama buat cegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Di musim kemarau, lahan-lahan gampang banget terbakar, apalagi di wilayah yang lebih kering dari biasanya. Selama masih ada hujan, diminta buat mulai pembasahan lahan gambut dan isi embung-embung air biar nanti nggak kekeringan parah.
Terus, buat sektor lingkungan dan kesehatan, penting banget buat jaga kualitas udara, terutama di kota-kota besar dan wilayah rawan kebakaran. Cuaca panas plus kelembapan tinggi bisa bikin nggak nyaman dan ganggu kesehatan, kayak dehidrasi atau heatstroke.
Terakhir, buat sektor energi dan sumber daya air, BMKG ngingetin buat hemat air. Pengelolaan air harus ekstra hati-hati biar pasokan buat PLTA, irigasi, dan air minum tetap aman selama musim kemarau ini.
Jadi, siap-siap ya! Biar cuaca panas nggak bikin lemas, tetap jaga tubuh, air minum cukup, dan jangan lupa pakai sunscreen!