Trend
Tren Gambar AI Gaya Studio Ghibli Picu Perdebatan

Gengs, ada tren baru di dunia digital yang bikin heboh media sosial: gambar-gambar buatan AI dengan gaya khas Studio Ghibli. Tapi, di balik keunikan visualnya, tren ini memicu perdebatan panas soal hak cipta, etika, dan masa depan seni. Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Tren Gambar AI Gaya Ghibli?
OpenAI, pemilik platform ChatGPT, baru aja nge-launch generator gambar terbaru di ChatGPT-4o. Fitur ini bisa bikin gambar dalam berbagai gaya, salah satunya mirip animasi Studio Ghibli. Studio Ghibli sendiri adalah studio animasi legendaris dari Jepang, dikenal lewat film-film ikonik kayak Spirited Away , My Neighbor Totoro , dan Princess Mononoke . Gaya visual mereka unik banget, penuh detail, dan bawa nuansa nostalgia.
Sejak fitur ini diluncurkan, pengguna medsos langsung ramai nyerbu. CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan jadi orang pertama yang nge-share foto dirinya bergaya anime Ghibli di media sosial X (dulu Twitter). Dia juga ngasih apresiasi ke insinyur Gabriel Goh, yang mengembangkan fitur ini. “Ini hasil kerja keras Gabe, luar biasa!” tulis Altman.
Elon Musk juga ikut nimbrung dengan membagikan gambar dirinya sebagai monyet Rafiki dari The Lion King versi Ghibli. Dalam gambar itu, dia lagi gendong anjing kecil sambil bilang, “Tema hari ini.” Keren sih, tapi kontroversial juga.
Kenapa Studio Ghibli Spesial?
Studio Ghibli didirikan tahun 1985 oleh Hayao Miyazaki, Isao Takahata, dan Toshio Suzuki. Studio ini udah jadi salah satu legenda di dunia animasi global. Film-film mereka nggak cuma sukses komersial, tapi juga punya pesan mendalam tentang kehidupan, alam, dan kemanusiaan.

Hayao Miyazaki pernah bilang, “Saya ingin membuat film yang bilang kalau hidup ini layak dijalani.” Makanya, setiap frame di film Ghibli dibuat dengan hati dan kerja keras luar biasa. Bahkan, banyak animasi mereka digambar manual, tanpa bantuan teknologi modern. Ini yang bikin karya mereka begitu istimewa.
Film seperti Spirited Away sampe dapet Golden Bear dan Oscar. Bahkan, beberapa film mereka masuk daftar 10 film Jepang terlaris sepanjang masa. Jadi, wajar aja kalau fans merasa tren gambar AI ini melanggar nilai-nilai kreativitas mereka.
Pro-Kontra di Medsos

Di Indonesia, tren ini juga viral. Banyak pengguna medsos mulai bikin gambar peristiwa sejarah atau tokoh penting bergaya Ghibli. Contohnya, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, deklarasi mundurnya Soeharto, sampe pelantikan Prabowo-Gibran jadi Presiden dan Wapres. Hasilnya? Visualnya emang cantik, tapi tetap aja menuai pro-kontra.
Ada yang bilang, “Wah, ini keren banget! Nostalgia banget liat momen bersejarah jadi kayak film Ghibli.” Tapi, ada juga yang protes keras. Salah satu pengguna medsos bilang, “Ini mencuri kreativitas orang lain. Ghibli bikin karya susah payah, eh sekarang orang pakai AI buat tiru gaya mereka tanpa izin.”
Debat ini makin panas karena isu hak cipta. Lebih dari 400 artis Hollywood, termasuk Ben Stiller dan Paul McCartney, udah laporkan OpenAI dan Google karena dituduh menggunakan karya seniman tanpa izin. Nah, kalau Ghibli belum kasih komentar resmi, gimana pendapatmu?
Pernyataan Hayao Miyazaki Soal AI
Bicara soal AI, Hayao Miyazaki pernah ngomong keras soal ini. Di tahun 2016, dia ngelihat demo AI yang bikin animasi tubuh bergerak pakai kepala. Reaksinya? Nggak main-main. Miyazaki bilang, “Saya benar-benar merasa jijik. Saya nggak pernah mau pake teknologi ini buat karya saya.”
Dia juga cerita soal temannya yang penyandang disabilitas. “Setiap pagi, saya lihat teman saya yang kesulitan cuma buat tos. Sekarang, ketika saya lihat hal-hal kayak ini, saya nggak bisa anggap ini menarik. Ini penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri,” tambahnya.
Komentar Miyazaki ini bikin kita mikir ulang soal batasan teknologi. Apakah AI bisa menggantikan sentuhan manusia dalam seni? Atau malah jadi ancaman buat kreativitas autentik?
Kontroversi Hak Cipta
Penggunaan AI buat tiru gaya Ghibli ini memang bikin dilema. Di satu sisi, teknologi AI emang revolusioner dan bisa bikin karya visual lebih cepet. Tapi, di sisi lain, ini berpotensi melanggar hak cipta dan merendahkan nilai seni asli.
OpenAI sendiri udah nyerahin tanggapan soal ini. Mereka bilang bakal usaha nyesuaikan kebijakan biar penggunaan AI tetap etis. Tapi, sampai sekarang, belum ada pernyataan resmi dari Studio Ghibli.
Masa Depan Seni di Era AI
Jadi, gimana nasib seni di era AI? Ada dua pandangan besar:
- Pro AI:
Pendukung AI bilang teknologi ini bisa jadi alat bantu buat bikin seni lebih inklusif dan mudah diakses. Misalnya, orang-orang yang nggak punya skill gambar bisa bikin karya visual berkualitas tinggi. - Kontra AI:
Yang kontra bilang AI nggak bisa gantikan sentuhan manusia. Seni itu nggak cuma soal visual, tapi juga soal emosi, cerita, dan proses kreatif yang nggak bisa direplikasi oleh mesin.

Tren gambar AI gaya Ghibli emang bikin kita takjub, tapi juga bikin kita mikir ulang soal batasan teknologi dan seni. Apakah kita harus terima AI sebagai bagian dari evolusi seni? Atau malah harus lawan supaya kreativitas manusia tetap jadi inti dari seni?
Yang pasti, diskusi ini bakal terus berlanjut. Buat kita yang suka eksplorasi teknologi, penting banget buat selalu aware sama etika dan dampaknya. Jadi, gimana menurut kamu? Worth it nggak sih pake AI buat bikin seni? Share pendapat kamu di kolom komen ya! 🎨🤖
sumber bbcindonesia
