Serangan Israel terhadap Gaza pada Selasa (18/3) telah menewaskan 436 orang (Foto: AP)
GAZA | Dengerin nih, tragedy kemanusiaan lagi terjadi di Gaza. Dalam 12 jam aja, serangan udara Israel bikin 436 warga Gaza tewas. Parahnya, dua per tiga dari korban itu anak-anak sama perempuan. Serangan ini terjadi Selasa (18/3/2025) mulai dini hari sampe siang. Jumlah korban masih mungkin nambah karena banyak yang luka parah dan belum bisa dievakuasi akibat tertimbun reruntuhan.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza ngasih data lengkap nih. Sampai Rabu (19/3/2025) malam, ada 183 anak-anak, 94 perempuan dewasa, 34 orang tua, sama 125 pria muda yang meninggal. Itu artinya, mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan. Gak cuma pake satu atau dua serangan doang, Israel meluncurkan sekitar 100 serangan udara ke Gaza dalam waktu singkat.
Menurut Al Jazeera, ada 23 lokasi yang diserang Israel pada Selasa, mulai pukul 02.00 sampe 14.00 waktu setempat. Target serangan menyebar dari utara sampe selatan Gaza, termasuk daerah Jabalia, Beit Hanun, Kota Gaza, Nuseirat, Deir El Balah, Khan Younis, dan Rafah. Bahkan zona kemanusiaan kayak Al Mawasi juga gak luput dari serangan udara.
Yang bikin makin miris, dua sekolah yang jadi tempat pengungsian juga dibom. Sekolah Al Tabin di Daraj, Kota Gaza, sama Dar Al Fadhila di Rafah hancur total. Akibatnya, sedikitnya 25 orang tewas di sana. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bilang kalo serangan ini baru permulaan. Israel bakal terus lanjutin perang sampai tujuan mereka tercapai, yaitu menghancurkan Hamas.
Di sisi lain, pasukan Israel juga mulai serangan darat ke Gaza pada Rabu. Mereka merebut Koridor Netzarim, yang membagi wilayah Gaza jadi dua bagian: utara sama selatan. Kabarnya, pasukan Zionis juga bakal bikin zona penyangga di sepanjang perbatasan. Ini bukti kalo eskalasi konflik semakin gak terkendali, sementara warga sipil jadi korban utama.
Serangan ini bener-bener bikin hati miris ya. Banyak keluarga kehilangan anak, istri, suami, bahkan orang tua mereka. Semoga dunia internasional cepet bertindak untuk menghentikan tragedi ini.