Connect with us

Kenapa Lagu “Bayar Bayar Bayar” Sukatani Jadi Soundtrack Demo ‘Indonesia Gelap’?

National News

Kenapa Lagu “Bayar Bayar Bayar” Sukatani Jadi Soundtrack Demo ‘Indonesia Gelap’?

Duo band Sukatani.(Dok Nois Are Sip!)

JAKARTA | Gengs, pasti udah pada denger kan soal lagu punk dari band Sukatani yang judulnya “Bayar Bayar Bayar” ? Nah, lagu ini lagi viral banget gara-gara dianggap ngeledekin institusi kepolisian. Awalnya sih cuma lagu biasa, tapi pas dibanned dan ditarik dari peredaran, malah jadi makin naik daun. Bahkan, lagu ini sampe jadi soundtrack buat demo besar-besaran yang namanya ‘Indonesia Gelap’ tanggal 21 Februari kemarin. Yuk, kita bahas lebih dalam kenapa lagu ini bisa bikin heboh sampai segitunya!

Lagu “Bayar Bayar Bayar”: Sindiran Keras Buat Polisi

Lagu ini bercerita tentang pengalaman sehari-hari orang-orang yang sering berurusan sama polisi, tapi selalu dimintain uang. Liriknya tuh bener-bener frontal banget, kayak gini:

“Mau bikin SIM bayar polisi/Ketilang di jalan bayar polisi.
Mau korupsi, bayar polisi/Mau gusur rumah, bayar polisi.
Mau babat hutan, bayar polisi/Mau jadi polisi, bayar polisi.”

“Aduh, aduh, ku tak punya uang/Untuk bisa bayar polisi.”

Nggak heran kalo banyak anak muda langsung relate sama lagu ini. Apalagi di Indonesia, stigma negatif soal pungli (pungutan liar) atau suap masih sering terdengar. Lagu ini kayak cerminan realita yang nggak bisa dipungkiri. Banyak yang bilang kalo Sukatani berhasil nyindir keras institusi kepolisian lewat lirik sederhana tapi menusuk.

Demo ‘Indonesia Gelap’: Joget Bareng Sambil Nyanyi “Bayar Bayar Bayar”

Pas demo ‘Indonesia Gelap’ , ratusan demonstran di Jakarta ikut nyanyi bareng lagu ini. Bahkan, mereka joget-joget santai di depan para polisi yang lagi bertugas. Kayak nggak ada beban gitu loh! Ada satu momen lucu ketika rekaman lagu ini diputer lewat pengeras suara, dan semua orang langsung kompak nyanyi bareng. Rasanya kayak konser dadakan, tapi dengan nuansa protes yang kental.

Pasha, 24 tahun, warga Bekasi, salah satu peserta aksi demo Indonesia Gelap.(BBC News Indonesia)

Salah satu peserta demo, namanya Pasha , sempet ngomong panjang lebar soal apa yang terjadi sama Sukatani. Dia bilang kalo kasus ini harus bikin kita sadar bahwa tekanan sistem itu bener-bener ada.

“Jangan sampai kita ngerasain hal yang sama kayak Sukatani. Mereka minta maaf karena tekanan, tapi kita jangan sampai kalah gitu aja. Mereka punya uang, senjata, sama hukum, tapi kita harus tetap bersatu,” kata Pasha pas orasi.

Dia juga ngingetin kalo kita jangan sampe nyesel nanti karena nggak bisa bebas berekspresi atau berkarya lagi. Pasha, yang datang dari Bekasi pakai jaket hitam, bener-bener ngedorong semua orang buat solid lawan ketidakadilan.

Sukatani: Band Punk yang Dibully Gara-Gara Lagunya

Sukatani itu duo musik punk asal Purbalingga, Jawa Tengah. Anggotanya cuma dua orang: Muhammad Syifa Al Lufti (gitaris) sama Novi Citra Indriyati (vokalis). Biasanya, mereka manggung pake topeng biar anonim. Tapi pas kasus ini meledak, mereka diminta buat klarifikasi tanpa topeng. Mirisnya, lagu “Bayar Bayar Bayar” yang udah viral di medsos akhirnya ditarik dari semua platform musik.

Di video klarifikasi mereka, Sukatani minta maaf ke Kapolri dan bilang kalo lagu itu nggak ada maksud buruk. Mereka cuma pengen menyuarakan realita yang mereka lihat sehari-hari. Meski begitu, banyak orang yang ngerasa kalo permintaan maaf itu nggak sepenuhnya datang dari hati mereka sendiri. Banyak yang percaya kalo Sukatani cuma dipaksa buat minta maaf demi menghindari masalah lebih besar.

Polisi Bilang Nggak Anti-Kritik, Tapi…

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.(photo: getty images)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempet ngomong kalo polisi nggak anti-kritik. Katanya, kritik itu penting buat evaluasi diri.

“Polri tidak anti-kritik. Kritik sebagai masukan untuk evaluasi. Dalam menerima kritik, tentunya kita harus legawa dan yang penting ada perbaikan,” ujar Listyo.

Tapi, tetep aja ada drama lanjutannya. Propam Polri langsung turun tangan ngecek anggota polisi dari Ditressiber Polda Jawa Tengah yang sempet viral di video klarifikasi Sukatani. Total ada 6 personel yang diperiksa, dan Propam juga ngejamin kalo dua personel Sukatani bakal aman.

“Kami memastikan ruang kebebasan berekspresi tetap terjaga,” tulis Propam Polri di akun X (dulu Twitter).

Meski begitu, banyak orang yang ngerasa kalo klarifikasi Sukatani itu nggak wajar. Soalnya, mereka keliatan tegang dan kayak dipaksa buat ngomong. Bahkan, beberapa netizen bilang kalo ini tuh bukti kalo tekanan dari institusi itu bener-bener ada.

Lagu punk karya Sukatani dijadikan yel-yel pengunjuk rasa Indonesia Gelap pada 21 Februari 2025(BBC News Indonesia)

Solidaritas Buat Sukatani

Meski lagunya ditarik dari peredaran, Sukatani tetap dapet banyak dukungan dari netizen dan sesama musisi. Lewat Instagram Story, mereka bilang kalo kondisi mereka udah lebih baik dan berada di tempat yang aman.

“Kami sangat menghargai solidaritas dari kawan-kawan sehingga membuat kami tetap kuat,” tulis Sukatani.

Banyak musisi lain juga ikut bersuara. Salah satunya adalah band-band indie lokal yang mulai ngangkat isu kebebasan berekspresi lewat lagu-lagu mereka. Bahkan, ada beberapa musisi yang bikin cover ulang lagu “Bayar Bayar Bayar” buat nunjukin dukungan ke Sukatani.

Kenapa Lagu Ini Bisa Viral?

Ada beberapa alasan kenapa lagu ini bisa viral banget:

  1. Liriknya Relate Banget
    Lirik lagu ini tuh nggak cuma sekadar sindiran, tapi juga cerminan realita yang sering dialamin banyak orang. Siapa sih yang nggak pernah denger soal pungli atau suap? Semua orang pasti pernah ngerasain atau minimal denger cerita soal ini.
  2. Nuansa Punk yang Rebellious
    Musik punk emang identik sama protes dan perlawanan. Genre ini sering dipake buat menyuarakan ketidakadilan sosial, jadi nggak heran kalo lagu ini langsung nyambung sama anak-anak muda yang haus akan keadilan.
  3. Drama Klaim dan Tekanan
    Kasus Sukatani ini jadi viral bukan cuma karena lagunya, tapi juga karena drama yang terjadi setelahnya. Mulai dari klarifikasi yang kayak dipaksa, sampai lagu mereka ditarik dari peredaran. Semua itu bikin orang-orang makin penasaran dan simpati sama mereka.
  4. Gerakan Solidaritas
    Banyak orang yang merasa kalo apa yang terjadi sama Sukatani itu nggak adil. Makanya, banyak yang dukung mereka lewat media sosial, bikin cover lagu, atau bahkan jadi bagian dari demo ‘Indonesia Gelap’.

Kesimpulan: Pesan dari “Bayar Bayar Bayar”

Lagu “Bayar Bayar Bayar” nggak cuma sekadar musik, tapi juga bentuk protes yang bener-bener menyuarakan realita. Meski Sukatani udah minta maaf dan lagunya ditarik, pesan dari lagu ini tetap hidup di hati banyak orang. Bahkan, lagu ini jadi simbol perlawanan buat mereka yang pengen melawan ketidakadilan.

Jadi, gimana menurut lo? Apakah lagu ini emang beneran nggak cuma sekadar musik, tapi juga bentuk protes yang bener-bener menyuarakan realita? Yang jelas, Sukatani udah berhasil bikin banyak orang mikir ulang tentang sistem yang ada. Salut buat mereka! 🤘

sumber bbcindonesia

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in National News

BLACKPINK New Album & World Tour 2025 #blackpink #blinks #worldtourdeadline
RESAH HATI EPS 4 #resahhati #contentreligi #syiar #tebarkebaikan
RASULULLAH & PARA SAHABAT Eps 3

Facebook

Culture

To Top