Driver ojek online (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kantor pusat Gojek, Jakarta, pada Rabu (18/12/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
JAKARTA | Ribuan driver ojek online (ojol) dijadwalkan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta pada Senin (17/2/2025) . Aksi ini digelar untuk menuntut pemerintah memenuhi hak-hak pekerja platform, terutama soal Tunjangan Hari Raya (THR) yang selama ini belum diterima secara adil oleh para pengemudi.
Aksi Demo di Depan Kemenaker
Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) , Lily Pujiati , mengungkapkan bahwa aksi akan dimulai pada pukul 10.00 WIB di depan kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) . Diperkirakan sekitar 500 hingga 1.000 driver ojol akan turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka.
“Kami juga mengimbau kepada seluruh driver ojol untuk melakukan off beat atau berhenti narik penumpang pada tanggal 17 Februari,” kata Lily. Imbauan ini tidak hanya berlaku di Jakarta, tetapi juga di beberapa daerah lain seperti Sukabumi, Dumai, Pontianak, dan Pangkal Pinang , di mana aksi serupa akan dilakukan secara massal.
Tuntutan Utama: THR dan Kesejahteraan Pengemudi
Menurut Lily, sistem fleksibilitas dalam hubungan kemitraan antara pengemudi dan platform menjadi dalih perusahaan untuk menghindari kewajiban membayar THR serta hak-hak pekerja lainnya. Padahal, kontribusi pengemudi ojol terhadap perekonomian sangat signifikan.
“Bisnis platform sangat diuntungkan dengan super profit yang tinggi, sementara kesejahteraan pengemudi ojol, taksol, dan kurir diabaikan,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa platform-platform tersebut tidak membayar upah minimum , upah lembur , cuti haid dan melahirkan , serta melanggar ketentuan jam kerja maksimal 8 jam sehari. Akibatnya, banyak pengemudi terpaksa bekerja hingga 17 jam per hari demi mendapatkan pendapatan yang layak, namun tetap saja upah mereka tidak pasti karena algoritma platform yang cenderung menguntungkan perusahaan.
Driver ojek online (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kantor pusat Gojek, Jakarta, pada Rabu (18/12/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Kritik Terhadap Sistem Insentif
Selain masalah THR, SPAI juga menyoroti sistem insentif yang diberikan oleh platform. Menurut Lily, insentif tersebut tidak mensejahterakan pengemudi, melainkan memaksa mereka untuk terus bekerja tanpa istirahat.
“Insentif hanya membuat pengemudi semakin terjebak dalam sistem eksploitasi. Mereka dipaksa bekerja lebih keras, sementara pendapatan per orderan terus menurun akibat tarif yang ditetapkan platform,” katanya.
Mendesak Peran Negara
SPAI menegaskan bahwa negara harus hadir untuk melindungi hak-hak pengemudi ojol. Mereka mendesak Kemenaker untuk mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada pekerja platform, termasuk regulasi tentang pembayaran THR bagi pengemudi ojol.
“Fleksibilitas hubungan kemitraan menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat. Setiap platform berlomba-lomba menawarkan tarif murah, yang pada akhirnya hanya merugikan pengemudi,” tambah Lily.
Aksi Off Beat Massal
Sebagai bentuk protes, SPAI juga mengajak para driver ojol untuk melakukan aksi off beat massal serentak di berbagai kota pada 17 Februari. Artinya, ribuan pengemudi akan mematikan aplikasi mereka sehingga layanan ojol di beberapa wilayah kemungkinan besar akan terganggu.
“Aksi ini adalah bentuk solidaritas kami untuk menuntut keadilan ekonomi bagi pengemudi ojol, taksol, dan kurir,” tegas Lily.
Pesan untuk Pemerintah
SPAI berharap aksi ini dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk mendengarkan suara para pekerja platform. Mereka mendesak agar regulasi yang melindungi hak-hak pengemudi segera diterbitkan, termasuk kebijakan tentang THR, upah minimum, dan perlindungan sosial lainnya.
“Negara harus hadir untuk melindungi rakyatnya. Jika tidak, maka kesenjangan dan ketidakadilan ekonomi akan terus berlanjut,” pungkas Lily.
Dampak Aksi bagi Masyarakat
Dengan rencana aksi off beat massal , masyarakat diimbau untuk mempersiapkan alternatif transportasi pada hari Senin. Layanan ojol kemungkinan besar akan terganggu, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi pusat aksi.
Bagaimana tanggapan Anda tentang aksi ini? Apakah pemerintah harus segera mengambil langkah konkret untuk melindungi hak-hak pengemudi ojol? Share pendapat Anda di kolom komentar! š