Connect with us

17 Februari, Ojol Bakal Gelar Demo Besar-besaran

National News

17 Februari, Ojol Bakal Gelar Demo Besar-besaran

Driver ojek online (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kantor pusat Gojek, Jakarta, pada Rabu (18/12/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

JAKARTA | Buat lo yang sering naik ojek online (ojol), pesan makan lewat aplikasi, atau pakai jasa kurir, ada kabar penting nih! Para driver dari berbagai platform kayak Gojek, Grab, Shopee Food, Lalamove, Maxim, InDrive, Borzo, dan lainnya bakal ngadain demo besar-besaran pada 17 Februari 2025 di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) di Jakarta. Mereka menuntut hak tunjangan hari raya (THR) serta perlindungan hukum yang lebih jelas sebagai pekerja.

Aksi ini digagas oleh Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) , organisasi yang mewakili para driver angkutan online di Indonesia. Menurut Ketua SPAI, Lili Pujiati , aksi ini bakal melibatkan sekitar 1.000 pengemudi dari berbagai platform, termasuk driver ojol, taksi online, dan kurir. Mereka nggak cuma datang buat protes doang, tapi juga bawa tuntutan serius ke pemerintah, khususnya Kemenaker.

Tuntutan Utama: THR Wajib untuk Driver

Salah satu tuntutan utama dalam aksi ini adalah soal pemberian THR . Menurut Lili, mereka minta Kemenaker bikin aturan jelas kalo platform wajib kasih THR ke driver sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 . Aturan ini udah lama ada, tapi sayangnya banyak platform yang nggak ngikutin karena nganggep driver cuma mitra alias partner, bukan pekerja tetap.

“Selama ini, platform cuma kasih insentif atau bonus kecil yang nggak jelas perhitungannya. Padahal, kami kerja keras setiap hari demi memenuhi kebutuhan keluarga. THR itu hak kami, dan harus diberikan secara adil,” ujar Lili dalam pernyataannya kepada CNBC Indonesia , Senin (3/2/2025).

Para driver merasa bahwa mereka udah memberikan kontribusi besar buat ekonomi digital Indonesia, tapi sayangnya hak-hak mereka sering diabaikan. Dengan adanya THR, mereka berharap bisa mendapatkan penghargaan yang lebih layak atas jerih payah mereka selama setahun penuh.

Perlindungan Hukum untuk Driver

Selain THR, tuntutan lain yang dibawa dalam aksi ini adalah soal perlindungan hukum . Saat ini, status driver dianggap sebagai mitra alias partner oleh platform. Artinya, mereka nggak punya hubungan kerja formal sama sekali. Akibatnya, mereka nggak dapet perlindungan seperti upah minimum, asuransi kesehatan, atau jaminan keselamatan kerja.

SPAI minta Kemenaker segera mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) yang nyatakan kalo driver itu adalah pekerja tetap dalam hubungan kerja, bukan cuma mitra. Dengan status ini, driver bakal dapet hak-hak dasar sebagai pekerja, kayak gaji tetap, cuti, dan jaminan sosial.

“Selama ini, kami cuma dianggap mitra, padahal kami kerja full time dan tergantung sepenuhnya sama platform. Kalau ada kecelakaan kerja atau masalah lain, siapa yang tanggung jawab? Kami butuh kepastian hukum biar nggak jadi korban lagi,” tambah Lili.

Kenapa Aksi Ini Penting?

Aksi ini bukan cuma soal THR atau status pekerja, tapi juga tentang keadilan sosial . Di era digital seperti sekarang, platform-platform besar kayak Gojek, Grab, dan Shopee Food udah jadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari kita. Tapi, di balik kemudahan yang mereka tawarkan, ada ribuan driver yang kerja keras di lapangan tanpa perlindungan yang layak.

Menurut data dari SPAI, jumlah driver ojol, taksi online, dan kurir di Indonesia udah mencapai jutaan orang. Sayangnya, mayoritas dari mereka masih hidup di bawah tekanan ekonomi karena pendapatan yang nggak pasti dan minimnya perlindungan hukum. Dengan aksi ini, mereka berharap pemerintah bisa lebih peka dan bikin kebijakan yang adil buat semua pihak.

Apa Kata Pemerintah So Far?

Sampai saat ini, belum ada respons resmi dari Kemenaker terkait rencana aksi ini. Namun, beberapa waktu lalu, Kemenaker sempet ngasih pernyataan kalo mereka bakal terus evaluasi sistem kerja di platform digital. Sayangnya, banyak driver yang merasa kalo janji-janji itu cuma omong kosong tanpa realisasi nyata.

“Kami udah sering dengar janji-janji manis dari pemerintah, tapi sampai sekarang nggak ada perubahan signifikan. Makanya, kami harus turun ke jalan biar suara kami didenger,” kata salah satu driver yang ikut dalam persiapan aksi.

Apa Dampaknya Buat Konsumen?

Kalau aksi ini benar-benar terjadi, kemungkinan besar bakal ada gangguan sementara di layanan ojol, taksi online, atau pengiriman barang. Banyak driver yang bakal mogok kerja selama aksi berlangsung. Jadi, buat lo yang biasa andelin layanan ini, mungkin perlu cari alternatif lain di tanggal 17 Februari 2025.

Namun, aksi ini juga bisa jadi momen buat kita semua buat lebih aware sama kondisi para driver. Mereka adalah tulang punggung ekonomi digital, tapi sering kali diabaikan hak-haknya. Dengan mendukung tuntutan mereka, kita juga ikut membantu menciptakan sistem yang lebih adil dan manusiawi.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan adanya demo ini, harapannya pemerintah bisa lebih serius ngurusin nasib para driver. Selain THR dan perlindungan hukum, mereka juga butuh solusi jangka panjang kayak peningkatan kesejahteraan, pengaturan tarif yang adil, dan program-program pelatihan buat meningkatkan skill mereka.

Jadi, buat lo yang sering pakai jasa mereka, semoga aksi ini bisa didenger dan bikin hidup para driver lebih baik ke depannya. Karena pada akhirnya, keberhasilan ekonomi digital nggak cuma soal untung rugi perusahaan, tapi juga soal gimana kita bisa bikin semua pihak sejahtera bareng-bareng. 🚴‍♂️🚚

Gimana menurut lo? Apakah tuntutan mereka beneran wajar? Share pendapat lo di kolom komentar ya! 😊

sumber cnbcindonesia

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in National News

BLACKPINK New Album & World Tour 2025 #blackpink #blinks #worldtourdeadline
RESAH HATI EPS 4 #resahhati #contentreligi #syiar #tebarkebaikan
RASULULLAH & PARA SAHABAT Eps 3

Facebook

Culture

To Top