Teman muda, Perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tidak lepas dari peran para ulama dan para santri dan tentunya umat Islam. Kita tentu mengenal nama2 yang di antara mereka ada yang gugur sebagai syuhada, seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, dan yang lainnya. Mereka mengobarkan semangat jihad dalam mengusir dan membuat hengkang para penjajah dari bumi pertiwi ini. Kemudian berlanjut pada tokoh pergerakan spt HOS Cokroaminoto, M. Natsir, K.H Wahid Hasyiem, Ki Bagus Kusumo, H. Agus Salim dll.
Pembukaan UUD 1945 menegaskan: _“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur…”._ Rumusan itu sungguh indah; sesuai dengan rumusan aqidah ahlus sunnah; memadukan aspek rahmat Allah dan usaha manusia. Frasa : “Atas berkat rahmat Allah … “ tentu adalah serapan dari Bahasa Arab yang ini menunjukkan bahwa Islam sudah dari dulu mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ilustrasi
Jika kita menyadari bahwa kemerdekaan adalah rahmat Allah, maka seharusnya kita memanfaatkan dan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang diridhai oleh Allah. Seharusnya kita mensyukuri kemerdekaan ini dengan menjadikan ajaran-ajaran Allah SWT sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Alhamdulillah skrg kita hidup di era kemerdekaan, dan bisa beribadah dengan tenang. Menjadi muslim yang hidup di negara yang damai juga merupakan kebahagiaan. Bagaimana tidak? Sebab dengan memeluk Islam kita bisa merasakan nikmatnya hidayah. Tahukah anda, seberapa besar keagungan nikmat ini?
“Sungguh Allah telah menganugerahkan kepada orang-orang yang beriman, yaitu ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran: 164)
Ketika menguraikan ayat di atas, Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri hafizhahullah (semoga Allah menjaganya) mengatakan bahwa salah satu pelajaran penting yang dapat dipetik dari ayat ini adalah, “Islam merupakan kenikmatan yang paling agung dan paling mulia bagi umat Islam. Maka, wajib untuk menyukurinya dengan mengamalkan (ajaran)nya serta mengikatkan diri dengan aturan syari’at dan hukum-hukum-Nya.”
Maka kegembiraan dalam menyambut dan memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus ini harusnya diwujudkan dalam bentuk syukur dan mengisinya dengan karya dan hal-hal positif untuk kemajuan ummat, bukan sebaliknya dengan hal yang bertentangan dengan syariat meski dengan argumentasi hanya sekedar hiburan, just for fun dan yang lainnya yang justru mendatangkan murka Allah. Bukankah Allah SWT telah menjanjikan, bahwa:
“Andaikan penduduk suatu wilayah mau beriman dan bertaqwa, maka pasti akan Kami buka pintu-pintu barokah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ajaran-ajaran Allah), maka Kami azab mereka, karena perbuatan mereka sendiri” (QS Al-A’raf:96).