Peresmian dan pembukaan Jembatan Otista akhirnya berlangsung pada Selasa (19/12/2023) pagi. Tanggal peresmian dan pembukaan ini mundur beberapa hari dari jadwal yang sudah direncanakan yakni pada Minggu (17/12/2023) dan Senin (18/12/2023).
Hal itu lantaran adanya penyesuaian jadwal Presiden Joko Widodo yang baru saja pulang dari kunjungan luar negeri ke Tokyo, Jepang.
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengakui rencana peresmian Jembatan Otista pada awalnya hanya dihadiri oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. Namun pada Jumat (15/12/2023), Bey menyarankan agar peresmian dilakukan oleh Jokowi.
“(Alasannya) karena Pak Jokowi warga Kota Bogor. Saya sampaikan saat itu, kalau beliau (Jokowi) berkenan kami akan sangat gembira sekali. Jadi kami ucapkan terima kasih pada Pak Jokowi telah berkenan hadir. Walau baru saja pulang dari kunjungan luar negeri,” ujar Bima.
Menurut Bima keputusan Jokowi untuk tinggal di Kota Bogor sejak 2015 hingga kini membawa banyak kontribusi bagi masyarakat kota hujan. Misalnya saran Jokowi untuk membangun Jalur Pedestrian di lingkar Istana Bogor sepanjang 4,3 Kilometer akhirnya menjadi spot favorit warga dan pelancong untuk berolahraga.
Selain itu koordinasi Jokowi dengan Kementerian PUPR untuk membangun Flyover Martadinata senilai Rp100 miliar akhirnya sangat berpengaruh signifikan pada penanganan kemacetan di kawasan tersebut.
“Saya juga berterima kasih karena sudah membuat Kota Bogor mendunia. Setiap ada pertemuan di luar negeri, saya selalu sampaikan bahwa saya adalah Wali Kota dimana presiden tinggal,” ucapnya.
Dalam sambutannya Bima juga bercerita mengenai perkembangan Jembatan Otista dari masa ke masa. Ia menjelaskan bahwa Jembatan Otista sudah dibangun sejak 1920 dengan memiliki kekhasan yakni fondasi melengkung yang berada di bagian bawah jembatan.
Jembatan Otista kemudian mengalami pelebaran di 1970 dan menjadi arus utama bagi warga Kota Bogor. Perkembangan ekonomi dan pembangunan akhirnya membuat jembatan ini semakin sesak akibat dipenuhi pedagang kaki lima.
Akhirnya di tahun 2015 Pemkot Bogor melakukan kajian untuk memberlakukan Sistem Satu Arah (SSA) di seputaran Istana Bogor. Namun setelah diberlakukan, kemacetan masih terjadi akibat adanya penyempitan lajur di atas Jembatan Otista.
“Karena itu warga meminta kami untuk melakukan pelebaran. Akhirnya kami ajukan anggaran ke Provinsi dan sempat mendapat persetujuan di tahun 2020. Namun karena adanya pandemi covid akhirnya terdapat kebijakan rasionalisasi sehingga rencana pelebaran Jembatan Otista ditunda,” tutur Bima.
Jembatan yang melintang di atas Sungai Ciliwung ini akhirnya baru dapat dibangun pada pertengahan tahun 2023 tepatnya 1 Mei 2023. Proyek penggantian Jembatan Otista berlangsung selama 7,5 bulan dan disebut Bima berjalan dengan tidak mudah lantaran membuat warga mesti bersabar karena menimbulkan kemacetan dan pendapatan berkurang.
“Setelah jembatan ini tuntas, ada tugas lain yanng perlu dikerjakan untuk memastikan Kota Bogor semakin lancar, di antaranya mengonversi angkot jadi bis dan melanjutkan program Buy the Service (BTS). Saat ini sudah berjalan 4 koridor dengan keterisian paling tinggi se-Indonesia dan ke depan akan bertambah untuk mewujudkan mimpi mengurangi macet,” ucap Bima.