Connect with us

Banjir dan Longsor di Sumatra: Korban Tewas Tembus 442 Jiwa, Ratusan Masih Hilang

National News

Banjir dan Longsor di Sumatra: Korban Tewas Tembus 442 Jiwa, Ratusan Masih Hilang

Korban tewas akibat banjir dan longsor yang menerjang Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh, terus bertambah. Hingga 30 November 2025, tercatat 442 orang dinyatakan meninggal dunia. (Foto:X/SS)

Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh makin parah. Data terbaru BNPB mencatat ratusan korban jiwa dan ribuan pengungsi masih bertahan di lokasi terdampak.

JAKARTA | Bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatra makin bikin hati nyesek. Berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh udah tembus 442 orang.

“Dari data sementara, total korban meninggal dunia mencapai 442 jiwa, sementara 402 orang masih dinyatakan hilang,” kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers di Pos Pendukung Nasional, Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sabtu (30/11).

Menurut Suharyanto, tim gabungan dari BNPB, TNI-Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah masih terus berjibaku di lapangan. Fokus utama mereka saat ini adalah mencari korban, menyalurkan bantuan logistik, dan membuka akses ke wilayah yang masih terisolasi akibat longsor.

Sumatra Utara Paling Parah, 217 Orang Meninggal

Dari semua wilayah terdampak, Sumatra Utara (Sumut) jadi yang paling parah.
Ada 217 orang meninggal dunia, 209 orang hilang, dan 16 luka-luka.

Korban tersebar di banyak daerah seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Kota Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias.

Suharyanto bilang, jumlah korban hilang di Sumut juga naik karena semakin banyak warga yang melapor kehilangan anggota keluarga di posko-posko setempat.

Sementara itu, ribuan orang harus mengungsi.
Berikut data sementara:

  • 3.600 jiwa di Tapanuli Utara
  • 1.659 jiwa di Tapanuli Tengah
  • 4.661 jiwa di Tapanuli Selatan
  • 4.456 jiwa di Kota Sibolga
  • 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan
  • 1.378 jiwa di Mandailing Natal

Akses darat di beberapa kabupaten juga masih putus. Jalan Tarutung–Sibolga jadi salah satu jalur vital yang tertimbun longsor di banyak titik. Desa-desa di Parmonangan dan Adiankoting bahkan masih belum bisa dijangkau lebih dari 12.000 jiwa terdampak di wilayah ini.

“Untuk Tarutung–Sibolga masih proses normalisasi. Alat berat baru bisa tembus sekitar 40 kilometer,” jelas Suharyanto.

Sumatra Barat: 129 Orang Tewas, 77 Ribu Mengungsi

Di Sumatra Barat (Sumbar), bencana juga nggak kalah parah. Tercatat 129 orang meninggal dunia, 118 orang hilang, dan 16 luka-luka.

“Korban tersebar di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Solok, Kota Solok, dan Pesisir Selatan,” kata Suharyanto.

Jumlah pengungsi di Sumbar mencapai 77.918 jiwa atau sekitar 11.820 KK, dengan konsentrasi terbesar di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.

Banyak warga masih bertahan di tenda-tenda darurat karena rumah mereka hanyut atau tertimbun material longsor. Sejumlah relawan dan tim medis juga masih berjaga di posko utama untuk bantu para korban yang butuh pertolongan.

Aceh: 96 Korban Jiwa dan 62 Ribu Keluarga Mengungsi

Sementara di Provinsi Aceh, data terakhir menunjukkan 96 orang meninggal dunia dan 75 orang hilang.
Wilayah yang terdampak luas banget, mulai dari Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, Gayo Lues, Subulussalam, sampai Nagan Raya.

“Jumlah pengungsi mencapai sekitar 62.000 KK di berbagai kabupaten/kota,” tambah Suharyanto.

Operasi Penyelamatan Terus Berjalan

Meski situasi berat, tim di lapangan terus berjuang. BNPB juga mengirim bantuan logistik tambahan, alat berat, hingga tenaga medis ke titik-titik paling terdampak.

Prioritas mereka saat ini adalah:

  1. Evakuasi korban hilang dan terjebak.
  2. Distribusi makanan dan air bersih ke posko pengungsian.
  3. Pembukaan akses jalan utama antar kabupaten.

Suharyanto juga memastikan bahwa pemerintah pusat bakal terus memantau situasi dan menambah bantuan sesuai kebutuhan daerah.

“Yang terpenting sekarang adalah memastikan semua korban tertangani dan masyarakat terdampak bisa dapat bantuan secepatnya,” tegasnya.

Kesimpulan

Bencana banjir dan longsor di Sumatra kali ini jadi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Ratusan korban jiwa, puluhan ribu pengungsi, dan ribuan rumah rusak jadi catatan kelam di penghujung tahun.

Namun di tengah kesedihan itu, semangat gotong royong warga dan petugas di lapangan tetap jadi harapan bahwa semua ini bisa pulih pelan-pelan.

source: cnnindonesia

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in National News

BLACKPINK New Album & World Tour 2025 #blackpink #blinks #worldtourdeadline
RESAH HATI EPS 4 #resahhati #contentreligi #syiar #tebarkebaikan
RASULULLAH & PARA SAHABAT Eps 3

Facebook

Culture

To Top