Siapa perwakilan Jong Java di Sumpah Pemuda 1928? Ternyata ada tokoh keren yang punya peran besar banget di balik lahirnya ikrar bersejarah itu. Yuk, kenalan lebih dekat sama dia dan peran Jong Java waktu itu!
JAKARTA | Siapa Sebenarnya Perwakilan Jong Java di Sumpah Pemuda?
Kalau ngomongin Sumpah Pemuda 1928, pasti langsung keinget sama momen bersejarah yang bikin anak muda dari berbagai daerah bersatu buat satu cita-cita: Indonesia merdeka dan bersatu. Tapi pernah kepikiran gak, siapa sih yang mewakili organisasi Jong Java di momen penting itu?
Nah, ternyata perwakilannya bukan orang sembarangan. Dia adalah R.M. Djoko Marsaïd (atau Djoko Marsaid/Tirtodiningrat) sosok yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Ketua Panitia Kongres Pemuda II. Jadi, bisa dibilang Jong Java punya posisi strategis banget di balik lahirnya Sumpah Pemuda.
Sedikit Flashback: Asal-usul Jong Java
Sebelum dikenal sebagai Jong Java, organisasi ini awalnya berdiri tahun 1915 dengan nama Tri Koro Dharmo. Baru pada tahun 1918, namanya diganti jadi Jong Java.
Organisasi ini berisi para pemuda Jawa yang punya semangat tinggi buat memajukan pendidikan, kebudayaan, dan terutama, persatuan bangsa. Nah, semangat itu juga yang bikin mereka aktif banget di berbagai pertemuan pemuda sebelum akhirnya ikut Kongres Pemuda II di Batavia (sekarang Jakarta) pada 27–28 Oktober 1928.
Selain Jong Java, ada juga organisasi lain yang gabung dalam kongres itu, kayak Jong Sumatranen Bond, Jong Batak Bond, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, dan banyak lagi.
R.M. Djoko Marsaïd: Wakil Ketua yang Bikin Jong Java Disorot
Berdasarkan catatan resmi kepanitiaan Kongres Pemuda II, susunan panitianya adalah:
Ketua: Soegondo Djojopoespito (Persatuan Pelajar Indonesia/PPPI)
Wakil Ketua:R.M. Djoko Marsaïd dari Jong Java
Artinya, posisi R.M. Djoko Marsaïd ini bukan cuma simbolik aja, tapi juga menunjukkan kalau Jong Java dipercaya jadi bagian penting dari kepanitiaan kongres.
Perannya besar banget, karena sebagai Wakil Ketua, Djoko Marsaïd ikut ngatur jalannya kongres, memastikan diskusi antarorganisasi pemuda bisa berjalan lancar, sampai akhirnya muncul rumusan yang kita kenal sekarang sebagai Sumpah Pemuda.
Peran Jong Java di Balik Layar Sumpah Pemuda
Jong Java gak cuma sekadar “datang dan duduk” di kongres, tapi mereka juga aktif banget dari tahap persiapan. Bahkan sebelum Kongres Pemuda II digelar, Jong Java udah ikut dalam beberapa pertemuan organisasi pemuda, misalnya konferensi pada 15 November 1925, yang juga dihadiri oleh wakil dari Jong Sumatranen Bond dan Pelajar Minahasa.
Dalam setiap pertemuan itu, Jong Java selalu konsisten ngomongin soal persatuan, bahasa, dan identitas nasional. Mereka sadar, perjuangan gak akan kuat kalau bangsa ini masih terpisah-pisah berdasarkan suku dan daerah.
Jadi, kehadiran Jong Java di Kongres Pemuda II itu kayak culmination dari perjuangan mereka selama bertahun-tahun buat membangun rasa nasionalisme di kalangan anak muda waktu itu.
Kenapa Penting Buat Diketahui?
Kadang kita cuma hafal isi Sumpah Pemuda tanpa tahu siapa aja orang-orang yang berjasa di baliknya. Padahal, nama kayak R.M. Djoko Marsaïd ini adalah contoh nyata bahwa anak muda di masa itu udah punya kesadaran nasional luar biasa.
Dengan duduk di posisi penting sebagai Wakil Ketua Panitia, Djoko Marsaïd mewakili semangat Jong Java dan seluruh pemuda Jawa yang ingin melihat Indonesia bersatu.
Kesimpulan
Jadi, siapa perwakilan Jong Java di Sumpah Pemuda 1928? Jawabannya: R.M. Djoko Marsaïd, Wakil Ketua Panitia Kongres Pemuda II.
Lewat perannya itu, dia gak cuma mewakili Jong Java, tapi juga jadi bagian dari sejarah besar yang membentuk identitas bangsa kita hari ini.
🧠 Fun fact: Nama “Jong Java” mungkin sekarang jarang dibahas, tapi spirit persatuannya masih relevan banget buat anak muda zaman now. Kalau dulu mereka berjuang lewat organisasi dan kongres, sekarang kita bisa lanjutkan perjuangan itu lewat karya, solidaritas, dan suara positif di dunia digital.