Dipangkas, berapa gaji dan tujangan yang diterima anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekarang? (Foto: Nur Khabibi)
Berapa gaji anggota DPR terbaru setelah dipangkas? DPR resmi hapus tunjangan Rp50 juta dan potong fasilitas lain. Berikut rincian take home pay anggota DPR RI 2025.
JAKARTA | DPR Akhirnya Potong Gaji dan Tunjangan
Setelah lama jadi bahan omongan publik, akhirnya DPR RI buka suara soal berapa sih gaji dan tunjangan yang mereka kantongi tiap bulan. Nggak cuma jawab rasa penasaran netizen, DPR juga ngumumin pemangkasan sejumlah fasilitas yang sempat bikin rakyat panas kepala.
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, bilang kalau sekarang ada beberapa pos tunjangan yang resmi dipotong. Mulai dari biaya listrik, telepon, komunikasi intensif, sampai tunjangan transportasi. Bahkan, tunjangan perumahan Rp50 juta per bulan yang bikin heboh juga resmi dihentikan.
“Anggota DPR RI yang sudah dinonaktifkan partainya juga nggak akan dibayarin gaji dan tunjangannya,” kata Dasco, Jumat (5/9/2025).
Mereka yang kena nonaktif ini antara lain nama-nama populer kayak Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach, sampai Adies Kadir. Jadi, udah nggak bisa lagi nerima duit negara.
Jadi, Berapa Sih Gaji DPR Setelah Dipotong?
Hasil keputusan rapat pimpinan DPR sama fraksi pada Kamis (4/9/2025) akhirnya nentuin angka resmi. Berikut detailnya, sesuai lembar resmi Hak Keuangan Anggota DPR RI.
Gaji Pokok + Tunjangan Jabatan (melekat)
Gaji Pokok: Rp4.200.000
Tunjangan Suami/Istri: Rp420.000
Tunjangan Anak: Rp168.000
Tunjangan Jabatan: Rp9.700.000
Tunjangan Beras: Rp289.680
Uang Sidang/Paket: Rp2.000.000 Total: Rp16.777.680
Tunjangan Konstitusional
Komunikasi Intensif dengan Masyarakat: Rp20.033.000
Tunjangan Kehormatan: Rp7.187.000
Fungsi Pengawasan & Anggaran: Rp4.830.000
Honorarium Fungsi Dewan:
Legislasi: Rp8.461.000
Pengawasan: Rp8.461.000
Anggaran: Rp8.461.000 Total: Rp57.433.000
Total Keseluruhan
Bruto: Rp74.210.680
Potongan Pajak PPh 15%: Rp8.614.950 Take Home Pay (bersih): Rp65.595.730
Publik Masih Kritis
Meski ada pemangkasan, publik tetap kritis. Soalnya, angka Rp65 jutaan per bulan masih dianggap “wah” kalau dibandingin sama rata-rata gaji pekerja Indonesia.
Apalagi, DPR belakangan lagi banyak disorot karena 17+8 Tuntutan Rakyat yang dilayangkan mahasiswa dan masyarakat sipil. Jadi, keputusan potong tunjangan ini bisa dibilang langkah “damage control” biar tensi publik nggak makin panas.
Kesimpulan
Sekarang jelas, gaji anggota DPR setelah pemangkasan masih tembus Rp65,5 juta per bulan. Tunjangan Rp50 juta buat rumah udah resmi dicabut, plus beberapa fasilitas lain juga dikurangi.
Tapi, apakah langkah ini cukup bikin rakyat adem? Atau justru bikin makin kepo sama transparansi kinerja wakil rakyat di Senayan?