Peserta dan Kepanitian acara “Edukasi Otoritas Tubuh sebagai Pilar Perlindungan Anak dari Kekerasan Seksual”.(photo courtesy Himanera FIA UI)
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara FIA UI bareng pendongeng dan terapis okupasi ajak anak-anak SD di Depok belajar tentang otoritas tubuh lewat dongeng, games, dan kreasi seru biar makin aware soal perlindungan diri.
DEPOK, POPERS.ID | Ngomongin soal perlindungan anak dari kekerasan seksual itu emang nggak pernah gampang. Tapi justru karena penting banget, mahasiswa Ilmu Administrasi Negara FIA Universitas Indonesia (FIA UI) bikin gebrakan lewat acara edukasi bertajuk “Edukasi Otoritas Tubuh sebagai Pilar Perlindungan Anak dari Kekerasan Seksual”. Event ini digelar di SDIF Al-Fikri, Depok, Kamis (21/8/2025), dari pagi sampai sore.
Acara ini nggak sekadar seminar kaku, tapi dikemas fun lewat storytelling, kreasi kelompok, sampai interactive games bareng dua sosok keren: Miss Aulia, seorang terapis okupasi anak, dan Kak Echa, pendongeng dari komunitas Sarang Cerita.
Miss Aulia, seorang terapis okupasi anak
Miss Aulia, seorang terapis okupasi anak
Kak Echa Pendongeng Sarang Cerita
Kak Echa Pendongeng Sarang Cerita
Kak Echa Pendongeng Sarang Cerita
Anak Belajar Kenal Batasan Tubuh
Di sesi pertama, Miss Aulia ngajarin anak-anak gimana cara mereka ngerti batasan tubuh. Kayak, bagian mana aja dari tubuh yang nggak boleh disentuh orang lain, bahkan kalau itu teman atau keluarga sekalipun. Pesannya jelas: anak-anak harus tahu mereka punya otoritas atas tubuhnya sendiri.
“Tema yang diangkat PIRAMIDA tahun ini bagus banget, terutama buat anak-anak yang lagi masuk fase pubertas,” kata Miss Aulia, pas diwawancara setelah acara.
Kreativitas + Edukasi = Pesan Lebih Nempel
Abis itu, anak-anak langsung ikutan sesi kreasi kelompok. Mereka bikin karya sesuai tema otoritas tubuh yang udah dijelasin sebelumnya. Jadi selain seru-seruan bareng, aktivitas ini juga bikin mereka bisa nge-review materi biar makin nempel di kepala.
Bukan cuma imajinasi yang diasah, tapi juga kerjasama dan cara mereka berekspresi. Jadi vibes-nya bukan belajar kaku, tapi kayak main sambil ngerti pelajaran penting.
Dongeng & Games Biar Pesan Lebih Relatable
Siangnya, suasana makin hidup waktu giliran Kak Echa tampil. Dengan gaya khasnya, dia bawain dongeng penuh makna soal pemberdayaan diri dan perlindungan tubuh. Anak-anak nggak cuma duduk dengerin, tapi juga ikutan aktif lewat interactive games.
“Tema otoritas tubuh ini penting banget biar anak-anak lebih aware sama tubuh mereka sendiri dan bisa jaga diri, bukan cuma di rumah tapi juga di sekolah dan lingkungan sekitar,” jelas Kak Echa.
Dukungan Penuh untuk Edukasi Sejak Dini
Acara yang didukung oleh Himanera FIA UI 2025 menciptakan suasana yang mendukung serta memberikan ruang aman bagi anak untuk bertanya dan berekspresi. (photo courtesy Himanera FIA UI)
Acara ini juga dapet dukungan penuh dari Himanera FIA UI 2025. Mereka pengen anak-anak merasa aman buat nanya, ngobrol, bahkan cerita hal-hal sensitif. Intinya, bikin ruang aman buat belajar soal perlindungan diri sejak dini.
Lewat kegiatan kayak gini, edukasi soal perlindungan anak nggak berhenti di kelas doang. Harapannya, bisa terus dibawa ke rumah dan diterapin dalam kehidupan sehari-hari. So, anak-anak makin pede buat bilang “no” kalau ada tanda bahaya, dan orang sekitar juga makin peka buat jaga mereka.
Penyerahan plakat dan souvenir panitia kepada pihak sekolah. (ki-ka)Muhammad Rafy Lutfi (Ketua Himanera FIA UI), Mulyanah, S.Pd (Koordinator Level 6 SDIF Al-Fikri), Nury Fibriany, S.Pd (Kepala Sekolah SDIF Al-Fikri), Shafa’nur Haniyyah (Project Officer PIRAMIDA 2025), Abdullah Aqil Faza (Vice Project Officer PIRAMIDA 2025 ). ( photo courtesy: Himanera FIA UI)
Edukasi otoritas tubuh bukan sekadar teori, tapi langkah nyata buat bangun kepedulian dan ciptakan rasa aman. Harapannya, makin banyak sekolah dan komunitas yang mau ikutan nyebarin awareness ini biar anak-anak tumbuh dengan perlindungan maksimal, baik dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat. [popred]