Dedi Mulyadi Turun Tangan! Bantu Warga Korban Aksi Intoleransi di Sukabumi

JAKARTA | Sukabumi lagi panas, guys. Sebuah vila di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, dibubarin paksa pas lagi ada retret pelajar Kristen. Nggak cuma dibubarin, vila juga dirusak, salib dicopot, dan peserta dipaksa keluar. Videonya sempet viral dan bikin netizen geram.

Ngeliat kondisi ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi nggak tinggal diam. Dia langsung turun ke lokasi dan nyiapin 4 langkah strategis buat nangani kasus intoleransi yang terjadi Jumat, 27 Juni 2025 lalu. Ini nih langkah-langkah yang disiapin Dedi buat nyelesein masalah ini secara adil dan manusiawi.

🔍 1. Proses Hukum Harus Jalan

Dedi tegasin kalau kejadian ini masuk ranah pidana. Jadi harus ada proses hukum yang jelas. Vila itu milik Bu Nina, yang dipakai keluarga Yongki buat kegiatan retret. Nah, pas kegiatan berlangsung, malah diserbu warga.

“Aku percaya polisi dari Polres Palabuhan Ratu bakal tangani ini dengan profesional. Semua harus berdasar fakta dan bukti. Dan aku bakal pantau terus proses hukumnya biar berjalan tuntas dan objektif,” kata Dedi pas ngecek lokasi, Senin (30/6/2025).

🧠 2. Tim Psikolog Turun Tangan

Dedi juga mikirin dampak mental buat korban, khususnya anak-anak yang lagi retret. Dia bakal turunin tim psikolog dari Pemprov Jabar buat dampingi mereka.

“Besok tim psikolog kita kirim ke lokasi. Fokus mereka trauma healing, bantu anak-anak dan keluarga korban buat pulih dari tekanan psikis,” jelasnya.

Harapannya, setelah itu para korban bisa balik hidup normal, damai, dan rukun bareng warga sekitar lagi.

💸 3. Biaya Kerusakan Ditanggung Dedi

Langkah ketiga ini yang bikin publik salut. Dedi Mulyadi langsung transfer Rp100 juta buat bantu perbaikan vila yang dirusak.

“Kerusakan akibat aksi massa itu, saya yang tanggung. Saya udah kirim Rp100 juta buat keluarga Pak Yongki. Semoga bisa langsung dipakai buat perbaikan,” jelasnya.

🫱🏼‍🫲🏾 4. Balikin Keharmonisan Warga

Dedi juga janji bakal jaga supaya warga Desa Tangkil bisa kembali hidup rukun dan saling menghargai perbedaan.

“Aku yakin warga bisa balik lagi hidup damai. Saling menghormati perbedaan keyakinan itu penting. Kita semua saudara sebangsa,” katanya.

🎥 Kronologi Kejadian: Retret Dibubarin, Salib Dicopot

Aksi intoleransi ini awalnya terjadi pas ada retret pelajar Kristen di vila milik kerabat keluarga Yongki. Bukannya di gereja, kegiatan ini diadakan di rumah pribadi. Tapi tetap aja, tiba-tiba sekelompok warga datang, lempar batu, maksa semua peserta keluar, bahkan mobil mereka dipukul dan dilempari.

“Anak-anak trauma banget. Kita lagi liburan sekolah, bukan bikin rusuh. Tapi malah diserbu,” cerita salah satu korban cewek yang videonya viral di medsos.

Mirisnya, waktu kejadian itu berlangsung, aparat keamanan juga ada di lokasi, tapi nggak bisa mencegah massa buat bubarin acara.

✊ Dedi Gaspol, Masyarakat Nunggu Aksi Nyata

Kasus ini udah rame dibahas netizen dan organisasi masyarakat sipil. Banyak yang minta proses hukum harus bener-bener jalan. Soalnya ini bukan sekadar pengusiran, tapi udah masuk pelanggaran hak beribadah dan intoleransi berat.

Langkah Dedi Mulyadi dipuji banyak pihak karena cepat, konkret, dan nggak cuma basa-basi. Tapi publik juga nunggu, gimana nanti proses hukumnya? Bakal serius sampai tuntas, atau cuma panas di awal?

Stay tuned terus di POPERS.ID, kita bakal update terus perkembangan kasus ini, dan semoga keadilan beneran ditegakkan.

_{^{source inews}}