Foto: Pusat Grosir Cililitan (PGC) jadi salah satu tempat penjualan smartphone di Jakarta sepi pengunjung, Rabu (12/3/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)
JAKARTA | Pasar smartphone di Tiongkok , negara dengan jumlah pengguna ponsel terbesar di dunia, masih bergairah di kuartal pertama 2025. Menurut firma riset Canalys , pengapalan smartphone di China naik sekitar 5% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) pada periode Januari-Maret 2025 .
Totalnya, sebanyak 70,9 juta unit smartphone dikirimkan ke pasar dalam negeri Tiongkok selama Q1 2025. Yang menonjol adalah peran besar dari dua vendor lokal, Xiaomi dan Huawei , yang menjadi penggerak utama pertumbuhan ini.
Xiaomi Melesat dengan Pertumbuhan 40%
Xiaomi mencatatkan peningkatan luar biasa, tumbuh hingga 40% YoY , serta menguasai 19% pangsa pasar di China. Hasil ini membuat Xiaomi menyandang predikat sebagai brand paling laris di Negeri Tirai Bambu.
Kenaikan Xiaomi tak lepas dari strategi pemasaran yang solid, ekspansi brand, dan sinergi kuat antar-ekosistem produk mereka — mulai dari smartphone, aksesori, sampai perangkat IoT. Selain itu, Xiaomi juga mendapat angin segar dari kebijakan subsidi pemerintah Xi Jinpinguntuk pembelian elektronik konsumen.
Program subsidi nasional yang berlaku sejak 9 Januari 2025 memberikan diskon 15% untuk ponsel, tablet, smartwatch, dan smartband dengan harga di bawah 6.000 yuan (sekitar Rp13 jutaan). Sayangnya, HP premium dan foldable (HP lipat) tidak termasuk dalam program ini.
Huawei Kembali Perkuat Dominasi
Di posisi kedua, ada Huawei , yang mencatat pertumbuhan 12% YoY dan menguasai 18% pangsa pasar . Mereka sukses mencuri perhatian publik lewat deretan inovasi terbaru, seperti Mate XT dan seri Pura XT yang merupakan smartphone lipat fenomenal.
Teknologi dan eksekusi hardware dari Huawei memang makin matang, ditambah lagi adopsi sistem operasi buatan sendiri, yaitu HarmonyOS Next , yang semakin meluas. Menurut rumor, HarmonyOS Next saat ini sudah berjalan di sekitar 3% perangkat di China .
Kebangkitan Huawei sendiri mulai terasa sejak mereka berhasil keluar dari sanksi AS dan kembali merilis smartphone 5G . Inovasi teknologi serta sentimen nasionalisme membantu vendor ini merebut kembali hati rakyat Tiongkok.
Oppo, vivo, dan Apple: Ada yang Naik, Ada yang Turun
Di posisi ketiga, Oppo menguasai 16% market share , meski pengiriman produk mereka turun 3% YoY . Sementara vivo di tempat keempat mencatat pertumbuhan tipis sekitar 2% .Yang cukup mencuri perhatian adalah performa Apple , yang meski duduk di posisi kelima dengan 15% pangsa pasar , tapi penjualannya turun 8% YoY . Ini menegaskan bahwa iPhone sedang kesulitan di pasar Tiongkok .
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan:
Persaingan sengit dengan vendor lokal
Sentimen geopolitik antara AS dan Tiongkok
Kembalinya Huawei dengan inovasi tinggi dan dukungan domestik
Kebijakan proteksionis di Tiongkok
Laporan Canalys bahkan menyebut bahwa posisi Apple di China makin goyah , apalagi setelah hubungan dagang antara AS dan Tiongkok semakin tegang pasca rencana kenaikan tarif impor dari pihak Trump.
Meski Turun di China, iPhone Tetap Raja Dunia
Meskipun Apple punya masalah di pasar Tiongkok, mereka justru bersinar di pasar global. Menurut laporan Counterpoint Research untuk Q1 2025, Apple menjadi merek smartphone nomor satu di dunia dengan pangsa pasar 19% , naik 4% YoY .
iPhone unggul atas kompetitor seperti Samsung, Xiaomi, vivo, dan Oppo , terutama didukung oleh permintaan tinggi di Amerika Utara, Eropa, dan pasar berkembang lain yang tidak terpengaruh sentimen politik.
Namun, masa depan iPhone tetap penuh tanda tanya. Dengan mayoritas produksi iPhone yang berlangsung di Tiongkok dan ancaman kenaikan tarif impor dari AS, Apple mungkin harus siap menghadapi tantangan besar di kuartal-kuartal berikutnya.
Kesimpulan: Pasar Lokal Makin Kuat, Global Penuh Tantangan
Kuartal pertama 2025 menjadi bukti bahwa vendor lokal Tiongkok seperti Xiaomi dan Huawei sedang dalam masa kejayaan. Mereka berhasil menawarkan inovasi, harga terjangkau, dan dukungan pemerintah , sehingga bisa menyingkirkan dominasi Apple di pasar domestik.
Sementara itu, global market masih aman bagi Apple, tapi tekanan geopolitik dan persaingan ketat membuat mereka harus lebih waspada dan fleksibel dalam strategi bisnis ke depan.
Jadi, kalau kamu penggemar gadget, siap-siap aja ya lihat pertarungan sengit antara vendor Tiongkok vs Amerika di tahun-tahun mendatang! 📱💥