Massa mahasiswa pengunjuk rasa mengusung poster yang mengritik pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/02).
JAKARTA | Tagar #IndonesiaGelap lagi viral banget nih di media sosial, terutama setelah jadi tajuk demo mahasiswa di Jakarta. Aksi ini digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan koalisi masyarakat sipil untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas kondisi negara yang mereka klaim semakin memburuk. Demonstrasi berlangsung selama dua hari, mulai Senin (17/02) hingga Selasa (18/02), dengan titik pusat di sekitar Istana Negara, Jakarta Pusat.
Apa sih makna #IndonesiaGelap?
x/confoms
Tagar ini mencerminkan keresahan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai nggak pro-rakyat. Salah satu isu yang memicu kemarahan adalah penolakan program makan siang gratis di Wamena, Papua, yang berujung ricuh setelah polisi memblokade aksi pelajar. Para demonstran juga menuntut pendidikan gratis dan penarikan militer dari Papua. Sebelumnya, BEM UI udah menyuarakan bahwa banyak kebijakan “ugal-ugalan nirsubstansi” yang bikin rakyat makin menderita.
Massa mahasiswa pengunjuk rasa berkumpul di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/02).(Johanes Hutabarat)
Apa saja tuntutan mereka? Ada lima tuntutan utama yang disuarakan dalam aksi ini:
Cabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran. Koordinator Aksi UI, Muhammad Rafid Naufal Abrar, bilang kalau kebijakan penghematan APBN ini malah nggak berpihak ke rakyat. Efisiensi anggaran malah bikin banyak sektor penting, seperti pendidikan, jadi korban.
Cabut pasal dalam RUU Minerba yang mengizinkan perguruan tinggi mengelola tambang. Mereka khawatir independensi akademik bakal terancam kalau kampus-kampus diberi izin buat ngelola tambang. Soalnya, bisnis tambang itu rawan konflik dan merusak lingkungan.
Cairkan tunjangan dosen dan tenaga pendidik tanpa potongan atau birokrasi ribet. Mahasiswa menyoroti bahwa banyak dosen dan tenaga pendidik yang belum menerima hak mereka karena proses birokrasi yang berbelit-belit.
Evaluasi total program makan bergizi gratis (MBG) dan keluarkan dari anggaran pendidikan. Program ini dinilai nggak efektif dan malah bikin anggaran pendidikan jadi tergerus.
Stop kebijakan tanpa riset ilmiah yang nggak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Mereka protes keras soal kebijakan-kebijakan yang diambil tanpa dasar riset, kayak kenaikan harga elpiji 3kg yang bikin kaum miskin makin sengsara.
Mahasiswa Universitas Indonesia membentangkan poster saat berunjuk rasa, Senin (17/02).(Antara)
Suasana Aksi Di tengah hujan deras, para mahasiswa tetap semangat menyuarakan aspirasi mereka. Salah satu orator mengungkapkan kekesalannya dengan nada lantang: “Akibat kebijakan pemerintah, ada anak yang terpaksa putus kuliah karena orang tuanya di-PHK. Hujan sore ini adalah simbol tangisan petani dan nelayan yang digusur demi proyek strategis nasional (PSN) dari rezim ke rezim!”
Sejumlah poster yang dibawa para mahasiswa mengilustrasikan berbagai keresahan mereka.(Johanes Hutabarat)
Massa mahasiswa pengunjuk rasa dari berbagai universitas berkumpul di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/02).(Johanes Hutabarat)
Massa mahasiswa pengunjuk rasa dari berbagai universitas berkumpul di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/02).(Johanes Hutabarat)
Sarah, seorang mahasiswa dari UPN Veteran Jakarta, juga ikut angkat bicara. Dia bilang: “Kami resah melihat efisiensi dana pendidikan yang dipotong besar-besaran, tapi peruntukannya nggak jelas. Contohnya, ada penambahan stafsus cuma karena dekat sama presiden. Belum lagi kebijakan elpiji 3kg yang bikin masyarakat miskin makin susah.”
Pengamanan Ketat Untuk menjaga situasi tetap kondusif, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, mengerahkan 1.623 personel polisi . Mereka disebar di sekitar Bundaran Patung Kuda Monas hingga depan Istana Negara. Rekayasa lalu lintas juga dilakukan secara situasional. Kalau massa membludak, arus lalu lintas bakal dialihkan.
Kepolisian mengerahkan anggotanya untuk menghalangi para mahasiswa pengunjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/02).(Johanes Hutabarat)
Apa Selanjutnya? Aksi ini nggak cuma sekadar unjuk rasa biasa, tapi juga jadi panggilan bagi pemerintah untuk mendengar suara rakyat. Tagar #IndonesiaGelap pun masih terus ramai di media sosial, jadi wadah buat netizen curhat soal masalah yang mereka hadapi. Apakah pemerintah bakal mendengar suara mereka? Kita tunggu aja ya!
Gimana nih menurut lo? Tulis dikolom komen pendapat lo!