Connect with us

Cap Go Meh Singkawang 2025: Meriah, Magis, dan Penuh Kebersamaan Budaya

Socio-Cultural

Cap Go Meh Singkawang 2025: Meriah, Magis, dan Penuh Kebersamaan Budaya

Seorang tatung saat berada di atas tandu ketika mengikuti parade Cap Go Meh 2025 di Singkawang, Kalimantan Barat. (Anugrah Andriansyah/VOA)

SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT | Puncak perayaan tahun baru Imlek pada malam ke-15, yang lebih dikenal dengan Cap Go Meh , berlangsung meriah di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Acara ini bukan sekadar pesta budaya biasa, tapi juga jadi wujud identitas, magi, dan akulturasi unik antara etnis Tionghoa, Dayak, dan Melayu. Perpaduan budaya ini menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan bikin Cap Go Meh Singkawang jadi salah satu festival paling ikonik di Indonesia.

Singkawang: Kota Seribu Kelenteng yang Penuh Pesona

Kota Singkawang resmi melangsungkan perayaan Cap Go Meh 2576 Kongzili pada 12 Februari 2025. Bagi masyarakat etnis Tionghoa, Cap Go Meh adalah puncak dari rangkaian perayaan menyambut tahun baru Imlek. Di Singkawang, perayaan ini dimulai dengan menghias seluruh penjuru kota menggunakan ornamen khas Tionghoa. Ada pentas seni, pertunjukan replika shio, pawai lampion, ritual tolak bala, ritual ket sam thoi , altar lelang, hingga parade tatung yang legendaris.

Tatung sendiri adalah orang-orang yang diyakini dirasuki roh dewa-dewi dan memiliki kemampuan luar biasa, seperti kebal terhadap benda tajam. Parade tatung ini jadi salah satu daya tarik utama Cap Go Meh Singkawang. Ketua Panitia Pelaksana Cap Go Meh, Bun Cin Thong, menjelaskan bahwa tahun ini ada 746 peserta , mayoritas adalah tatung. ā€œSebagian besar berasal dari Singkawang, sekitar 600-an tatung. Sisanya, ada juga dari luar kota, sekitar 50 tatung,ā€ ujarnya.

Sebelum hari puncak, para tatung melakukan ritual se kong mun atau cuci jalan. Ritual ini bertujuan membersihkan setiap sudut kota dari penyakit dan roh-roh jahat. Para tatung bakal melintasi jalan-jalan mulai dari perkampungan hingga pusat kota, menuju kelenteng. ā€œIni belum semua kelenteng ikut tatung. Kalau ikut semua bisa mencapai lebih dari seribu tatung. Makanya, Singkawang sering disebut Kota Seribu Kelenteng,ā€ tambah Bun Cin Thong.

Seorang tatung saat berada di atas tandu ketika mengikuti parade Cap Go Meh 2025 di Singkawang, Kalimantan Barat. (Anugrah Andriansyah/VOA)

Dayak-Tionghoa-Melayu: Akulturasi Budaya yang Hangat

Uniknya, Cap Go Meh Singkawang nggak cuma milik etnis Tionghoa. Suku Dayak dan Melayu juga turut ambil bagian dalam festival ini, terutama dari sisi budaya. Ketua Dewan Adat Dayak Kota Singkawang, Stepanus Panus, mengatakan kalau suku Dayak sudah ikut berpartisipasi sejak tahun 2007. Mereka menampilkan elemen budaya khas seperti pakaian tradisional, aksesori, dan pernak-pernik lainnya.

ā€œEtnis Dayak tidak mengenal tatung. Oleh karena itu, kami mengambil dari sisi display budaya. Misalnya, ada yang mirip tatung, tapi kami menyebutnya Nyangahatn . Jadi, meskipun esensinya beda, kami tetap bersatu dalam satu panggung budaya,ā€ kata Stepanus.

Menurutnya, perayaan Cap Go Meh di Singkawang adalah wujud nyata dari kebersamaan antarbudaya. Kota ini dikenal sebagai Kota Tidayu (Tionghoa, Dayak, dan Melayu), di mana ketiga budaya tersebut hidup berdampingan secara harmonis. ā€œDari budaya ini akan lahir kebersamaan. Itulah yang kami jaga,ā€ tambah Stepanus.

Pesona Cap Go Meh yang Mendunia

Cap Go Meh Singkawang udah jadi agenda tahunan yang nggak cuma dinantikan masyarakat lokal, tapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara. Salah satunya adalah Jake Kouwe, wisatawan asal Malaysia, yang mengaku terkesima dengan perayaan ini. ā€œSangat berbeda ketika saya melihat Cap Go Meh di tempat lain. Ini mungkin adalah yang terbesar di Asia. Orang Tionghoa dan orang lokal melakukannya bersama,ā€ ucapnya.

Parade tatung jadi magnet utama bagi wisatawan. Para tatung dihiasi dengan berbagai atribut sakral seperti sin mo (penutup kepala), sin fuk (pakaian), sin kiaw (rumah dewa), jin (cap tatung), lam chung (lonceng), tho thiaw (tandu), sin khi (panji), serta alat musik tradisional. Parade ini dimulai dari titik kumpul yang telah ditentukan dan berakhir di kelenteng.

Kebersamaan yang Menyatukan

Cap Go Meh Singkawang bukan cuma soal ritual atau pesta budaya. Lebih dari itu, acara ini adalah simbol kebersamaan antarbudaya yang ada di Kota Singkawang. Akulturasi antara Tionghoa, Dayak, dan Melayu di sini nggak cuma terlihat, tapi juga dirasakan dalam setiap elemen acara. Dengan keragaman yang begitu kental, nggak heran kalau Cap Go Meh Singkawang selalu jadi sorotan dunia.

Jadi, tunggu apa lagi? Catat tanggalnya dan jangan sampai ketinggalan merasakan langsung pesona Cap Go Meh Singkawang tahun depan! šŸŽ‰āœØ

sumber voaindonesia

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Socio-Cultural

BLACKPINK New Album & World Tour 2025Ā #blackpinkĀ #blinksĀ #worldtourdeadline
RESAH HATI EPS 4Ā #resahhatiĀ #contentreligiĀ #syiarĀ #tebarkebaikan
RASULULLAH & PARA SAHABAT Eps 3

Facebook

Culture

To Top