Proyek Tanggul Laut: Solusi atau Masalah Baru?

JAKARTA | Pemerintah berencana melanjutkan proyek raksasa Giant Sea Wall (GSW) di pesisir utara Jakarta hingga ke Jawa Tengah. Proyek ini diperkirakan membutuhkan dana fantastis, hingga ratusan triliun rupiah.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengakui bahwa anggaran besar jadi tantangan. Pemerintah berencana menggandeng investor untuk mendanai proyek ini. “Kita butuh dukungan dari berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri,” katanya.

Di tahap awal, GSW akan dibangun sepanjang 21 km untuk melindungi wilayah dari banjir rob dan penurunan muka tanah. Tapi aktivis lingkungan punya pandangan berbeda.

Aktivis: “Tanggul Laut Bukan Solusi!”
Menurut WALHI, proyek ini malah bisa menciptakan masalah baru, seperti pencemaran yang terperangkap di dalam tanggul, gangguan pada ekosistem laut, hingga perubahan pola arus laut. Greenpeace juga menilai proyek ini merugikan nelayan dan menyarankan solusi lebih ramah lingkungan, seperti penanaman mangrove.

“Mangrove bisa jadi solusi alami untuk memecah ombak dan mencegah abrasi. Memang tumbuhnya butuh waktu lama, tapi lebih baik daripada merusak lingkungan dengan tembok laut,” kata Jeanny Sirait dari Greenpeace.

Proyek GSW ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ada ambisi melindungi wilayah dari banjir. Di sisi lain, ada kekhawatiran dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat. Menurutmu, solusi mana yang lebih tepat?[gi/em]

_{^{sumber voaindonesia}}