Istilah “Generasi Strawberry” merujuk pada generasi muda yang lahir sekitar tahun 1990-an hingga awal 2000-an, terutama di Asia. Mereka digambarkan seperti stroberi, yang tampak menarik dan mengkilap dari luar, tetapi cenderung lebih rapuh dan mudah hancur ketika menghadapi tekanan. Istilah ini berasal dari anggapan bahwa mereka lebih rentan terhadap stres dan kurang tangguh dibandingkan generasi sebelumnya, seperti Generasi Baby Boomers atau Generasi X.
Ciri-Ciri Generasi Strawberry
Tampilan Menarik, Namun Rentan: Generasi ini sering dipersepsikan sebagai individu yang memiliki penampilan modern dan terpelajar, tetapi memiliki daya tahan mental yang relatif lemah.
Kemampuan Menyesuaikan Diri yang Terbatas: Ketika menghadapi kesulitan atau kegagalan, mereka cenderung mengalami stres yang lebih besar dan kesulitan untuk bangkit kembali.
Mengutamakan Kebahagiaan Pribadi: Fokus utama mereka adalah mencari kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi. Hal ini membuat mereka menghindari situasi yang menimbulkan stres berlebihan.
Pentingnya Pengakuan dan Penghargaan: Mereka sering kali mencari validasi dari lingkungan sekitar dan merasa puas ketika mendapatkan pengakuan atas pencapaian mereka.
Kritis Terhadap Lingkungan Sosial: Meski dianggap rapuh, Generasi Strawberry sering kali memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan kritis terhadap isu-isu lingkungan dan keadilan sosial.
Asal Usul Generasi Strawberry
Fenomena ini muncul akibat berbagai faktor, seperti perubahan pola asuh, kemajuan teknologi, dan perkembangan sosial. Orang tua dari Generasi Strawberry cenderung memberikan perhatian ekstra dan melindungi anak-anak mereka dari kegagalan atau kesulitan hidup. Selain itu, kemajuan teknologi telah menciptakan kehidupan yang serba mudah dan instan, sehingga mengurangi kesempatan bagi generasi ini untuk mengembangkan ketangguhan mental.
Generasi Strawberry juga tumbuh dalam lingkungan yang lebih terbuka terhadap isu-isu kesehatan mental dan kesejahteraan individu. Hal ini memengaruhi mereka untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jiwa, meskipun terkadang dianggap sebagai kelemahan dalam menghadapi tantangan hidup. (popred)