Connect with us

Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem

News

Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem

By ABC Australia

Curah hujan ekstrem menjadi salah satu penyebab banjir di Sumatra Barat.(Foto: ANTARA/ Fandi Yogari Saputra, Soni Namura, Gracia Simanjuntak)

Sejauh Ini Sudah Mengalami 106 Kali Banjir

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 33 warga di Provinsi Sumatra Barat menjadi korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor.  

Nasrul, warga Kampung Langgai di Kabupaten Pesisir Selatan di provinsi tersebut adalah salah satu korban saat hujan besar menerjang Kamis malam pekan lalu.

“Rumah memang hancur, tapi alhamdulillah saya dan keluarga selamat,” ujar Nasrul pada wartawan (12/03).

Curah hujan di Kota Padang pada Kamis hingga Jumat (7-8 Maret) pekan lalu memang tercatat ekstrem, mencapai 394,6 milimeter per hari.

Sebagai gambaran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengkategorikan hujan lebat dengan intensitas 50-100 milimeter per hari, hujan sangat lebat dengan curah 100-150 milimeter per hari, dan ekstrem di atas 150 milimeter per hari.

Zuhaldi, wali Nagari Ganting Mudik Utara, Kecamatan Sutera, mengatakan ada lebih dari 80 rumah di lokasi itu yang rusak berat dan hanyut terbawa banjir.

“Ada yang rata dengan tanah, ada yang hancur sebagiannya,” ucapnya.

ANTARA Rata
Petugas Basarnas mencari korban longsor di Langgai, Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Selasa (12/04).(Foto: ANTARA)

Sementara itu Sekretaris Utama (Sestama) BNPB, Rustian melaporkan hingga kemarin, tercatat 28 orang meninggal dan lima orang yang hilang akibat bencana banjir yang melanda Sumatra Barat.

Ia juga menambahkan, tidak ada lagi daerah yang terisolasi, sehingga bantuan sudah dapat tersalurkan hampir di seluruh kecamatan terdampak.  

Selain korban jiwa, bencana itu juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur di Sumatra Barat, yang kerugiannya mencapai lebih dari Rp226 miliar.

BPBP Padang evakuasi warga 8 Maret ANTARA
BPBD Padang mengevakuasi warga (08/03).(Foto: ANTARA)

Sudah ada 106 kali banjir

Menurut data informasi bencana yang dihimpun BNPB, telah terjadi 325 bencana alam di Indonesia sepanjang 2024.

Dari jumlah tersebut, 160 bencana terjadi pada Januari, 118 bencana pada Februari, dan 47 bencana pada 1-14 Maret 2024. 

Sementara itu bencana alam yang paling banyak adalah tanah longsor (115 kasus), diikuti oleh banjir (106 kasus), dan puting beliung (74 kasus).

Jika dilihat dari sebarannya, pulau dengan bencana terbanyak adalah Jawa (124 kasus), Sumatra (17 kasus), dan Sulawesi (56 kasus).

Sebagai perbandingan, pada periode Januari hingga akhir Maret tahun lalu, tercatat 497 bencana alam di Indonesia.

Hujan deras sejak pekan lalu memicu banjir dan tanah longsor yang berdampak pada 12 dari 19 kabupaten di Sumbar.

Sebelumnya pada bulan lalu di Jawa Tengah, banjir juga membuat sekitar 11.500 orang mengungsi.

Menurut BNPB, ada sekitar 40.000 keluarga yang terdampak akibat bencana di awal tahun ini, sementara data UNICEF menyebut, sekitar 15.500 di antaranya adalah anak-anak. 

warga Koto Sebelas Tarusan Pesisir Selatan ANTARA
Satu keluarga mendiami tenda darurat untuk pengungsi di Koto Sebelas Tarusan, Pesisir Selatan, Sumbar.(Foto: ANTARA)

Apa penyebabnya?

Wilayah pesisir di banyak wilayah Indonesia terancam oleh naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim, sehingga menyebabkan masyarakat berada dalam risiko.

Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, mengatakan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan beberapa faktor, di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Selain itu, menurutnya, bencana hidrometeorologi juga dikarenakan saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.

Pembangunan infrastruktur dan permukiman warga yang tidak memperhatikan tata ruang wilayah juga disebutkan sebagai faktor lainnya.

Dari hasil pendataan di lapangan, pemerintah provinsi juga menemukan beberapa titik di kawasan longsor yang mengalami penggundulan hutan dan deformasi.

Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.

Penanganan dan antisipasi

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembersihan dan perbaikan konektivitas di Jalan Raya Padang-Painan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat ditargetkan rampung seluruhnya dan kembali normal dalan waktu dua minggu ke depan. 

“Saya ditugasi bapak Presiden untuk melakukan langkah penanganan bencana banjir di Sumatra Barat. Kementerian PUPR bertanggung jawab untuk pemulihan sarana prasarana umum, terutama jalan dan air bersih,” kata Menteri Basuki.

Bantuan Gantiang Mudiak Utara Surantiah Kecamatan Sutera Pesisir Selatan Sumbar ANTARA
Warga Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Kecamatan Sutera di Pesisir Selatan Sumbar sedang membawa bantuan.(Foto: ANTARA)

Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajaran menterinya untuk mengantisipasi ancaman gagal panen padi di sejumlah wilayah Indonesia, setelah beberapa wilayah di Indonesia dilanda banjir.

“Yang paling penting jangan sampai itu mengurangi produksi kita dalam jumlah besar,” kata Presiden Jokowi setelah meresmikan Pabrik Amonium Nitrat di Bontang, Kalimantan Timur, pekan lalu.

BMKG sendiri telah memberi peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem hingga akhir pekan ini berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat dan petir hingga hujan es.

Peringatan juga diberikan soal dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

sumber abc.net.au/indonesian

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in News

BLACKPINK New Album & World Tour 2025 #blackpink #blinks #worldtourdeadline
RESAH HATI EPS 4 #resahhati #contentreligi #syiar #tebarkebaikan
RASULULLAH & PARA SAHABAT Eps 3

Facebook

Culture

To Top