International News

Dari Penjual Buah ke Pahlawan Dunia: Ahmed yang Menggagalkan Teror di Bondi

Published on

Ahmed Al Ahmed disebut sebagai pahlawan, bukan hanya di Australia tapi juga dunia (Foto: Chris Minns)

Aksi berani Ahmed Al Ahmed menghentikan penembakan saat perayaan Hanukkah di Pantai Bondi bikin pemimpin dunia angkat topi. Kisah imigran Suriah yang pilih kemanusiaan di atas segalanya.

JAKARTA | Nama Ahmed Al Ahmed mendadak jadi perbincangan dunia. Bukan karena jabatan, bukan pula karena popularitas, tapi karena satu keputusan nekat: berlari ke arah bahaya demi menyelamatkan orang lain.

Pria Muslim berusia 43 tahun itu dipuji sebagai pahlawan setelah berhasil menggagalkan aksi penembakan terhadap komunitas Yahudi yang sedang merayakan Hanukkah di Pantai Bondi, Sydney, Minggu (14/12/2025). Dua peluru bersarang di tangannya saat ia bergulat dan merebut senjata pelaku. Aksi spontan yang diyakini menyelamatkan banyak nyawa.

Ironisnya, sebelum hari itu, Ahmed hanyalah sosok biasa. Seorang imigran, penjual buah, ayah dari dua anak. No spotlight. No hero label.

Bukan Tentang Agama, Tapi Tentang Nyawa

Di tengah kepanikan dan teriakan, saat banyak orang memilih lari menjauh, Ahmed justru melakukan hal sebaliknya. Ia berlari ke arah pelaku, menjatuhkannya, dan menghentikan serangan sebelum situasi makin mematikan.

Keputusan itu, menurut keluarga, bukan soal agama atau politik. Tapi murni soal kemanusiaan.

“Dia berlari untuk merebut senjata pelaku dan mencegah hilangnya lebih banyak nyawa. Itu perasaan yang sulit dijelaskan,” kata Mohammad Ahmad Al Ahmad, paman Ahmed, dalam wawancara dengan Anadolu dari Idlib, dikutip Selasa (16/12/2025).

Mohammad menegaskan, keponakannya tak pernah berpikir soal identitas korban.

“Dia tidak peduli apakah mereka Yahudi, Israel, atau siapa pun. Yang dia lihat hanya manusia yang sedang terancam,” ujarnya.

Kalimat sederhana, tapi dampaknya global.

Dari Suriah ke Australia: Hidup dari Nol

Ahmed lahir pada 1981 di Desa Al-Nayrab, Provinsi Idlib, Suriah. Ia sempat mengenyam pendidikan tinggi dan meraih gelar sarjana dari Universitas Aleppo. Namun konflik berkepanjangan di negaranya memaksa Ahmed mengambil keputusan besar: meninggalkan rumah demi masa depan yang lebih aman.

Tahun 2007, ia hijrah ke Australia. Di Sydney, hidupnya benar-benar dimulai dari nol. Ahmed bekerja di sektor konstruksi sebelum akhirnya membuka toko buah dan sayuran kecil. Dari balik etalase sederhana itulah ia membesarkan keluarganya dan membangun hidup baru tenang, jauh dari suara bom dan konflik.

Tak ada yang menyangka, pria yang dikenal ramah oleh pelanggan itu kelak menjadi sosok kunci dalam mencegah tragedi berdarah.

Dipuja Dunia, Dihormati Pemimpin Negara

Aksi Ahmed langsung mendapat perhatian internasional. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebutnya sebagai simbol keberanian sejati warga Australia.

Ia menggambarkan Ahmed sebagai contoh nyata orang yang “tidak lari dari bahaya, tapi berlari menuju bahaya demi menyelamatkan orang lain.”

Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ikut menyampaikan rasa hormat dan pujian atas keberanian Ahmed. Dari Sydney hingga Washington, dari Timur Tengah hingga Eropa, nama Ahmed disebut sebagai simbol keberanian lintas batas.

Masih Terbaring, Tapi Sudah Jadi Inspirasi

Saat ini, Ahmed masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Video yang diperlihatkan keluarganya menunjukkan ia terbaring lemah di ranjang perawatan, dengan tangan yang masih dibalut akibat luka tembak.

Namun meski fisiknya terluka, kisah hidupnya justru menguatkan banyak orang.

Dari seorang imigran Suriah, pedagang buah, hingga pahlawan yang dikenang dunia—Ahmed Al Ahmed membuktikan bahwa kemanusiaan bisa melampaui perbedaan agama, negara, dan identitas.

Di saat dunia sering terpecah oleh narasi “kami” dan “mereka”, Ahmed memilih satu hal yang paling mendasar: menyelamatkan sesama manusia.

source: inews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version