International News

“Gencatan Senjata Cuma di Atas Kertas?” 357 Warga Gaza Tewas, Israel Dituding Langgar Janji Damai

Published on

Militer Israel membunuh setidaknya 357 warga Gaza selama gencatan senjata Gaza sejak 10 Oktober lalu (Foto: AP)

Selama masa gencatan senjata dengan Hamas, pasukan Israel tetap gempur Jalur Gaza lewat serangan udara dan darat. Ratusan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, jadi korban.

JAKARTA | “Gencatan Senjata Cuma di Atas Kertas?”

Meskipun gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi berlaku sejak 10 Oktober 2025, situasi di Jalur Gaza ternyata jauh dari kata damai. Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat, setidaknya 357 orang tewas dan 903 lainnya luka-luka selama masa yang seharusnya jadi jeda perang itu.

Yang bikin miris, sebagian besar korban disebut perempuan dan anak-anak. Sementara itu, tentara Israel dilaporkan masih terus menyerang berbagai wilayah Gaza dengan drone, jet tempur, artileri, hingga senjata ringan.

Serangan Nggak Berhenti, Pelanggaran Menumpuk

Dalam pernyataannya, pihak Gaza juga menyebut ada 591 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh pasukan Israel. Bentuknya macam-macam: mulai dari penembakan langsung ke warga sipil, pemboman rumah, sampai penghancuran tenda pengungsian.

Bukan cuma itu, 38 warga Palestina juga ditahan secara sewenang-wenang tanpa alasan jelas.

“Pelanggaran ini bukti nyata upaya penjajah (Israel) untuk melemahkan perjanjian dan menciptakan realitas berdarah di lapangan,” tulis Kantor Media Pemerintah Gaza dalam keterangan resminya (Senin, 1 Desember 2025).

Mereka menilai serangan berulang selama masa gencatan senjata adalah “kejahatan sistematis” yang dimaksudkan buat memperluas kehancuran dan memberi hukuman kolektif bagi penduduk Gaza. Tindakan ini jelas disebut melanggar Konvensi Jenewa.

Desakan ke Dunia Internasional

Dalam pernyataan tegasnya, Pemerintah Gaza meminta Presiden AS Donald Trump, negara-negara mediator, serta Dewan Keamanan PBB untuk turun tangan serius. Tujuannya cuma satu: menghentikan serangan Israel dan memaksa mereka patuhi perjanjian gencatan senjata.

Gaza juga menegaskan kalau dunia internasional nggak bisa tutup mata. Karena kalau dibiarkan, situasi ini bisa memicu krisis kemanusiaan yang makin parah dan memperlebar luka panjang konflik Israel–Palestina.

Realita Pahit di Tengah Kata “Damai”

Buat warga Gaza, gencatan senjata seharusnya berarti harapan. Tapi nyatanya, ledakan masih terdengar, rumah masih runtuh, dan nyawa terus melayang.

Di tengah tagar perdamaian yang ramai di media sosial, banyak yang mulai bertanya:

“Kalau gencatan senjata masih penuh darah, apa arti damai sebenarnya?”

source: inews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version