Destination

Hidup di Freezer Raksasa: Begini Gaya Hidup Orang di Kota Terdingin di Dunia!

Published on

Yakutsk, kota terdingin di dunia, yang terletak di Siberia. (sakhalife.ru via AP)

Yakutsk, kota di Siberia, dikenal sebagai kota terdingin di bumi dengan suhu mencapai -40°C. Meski ekstrem, kehidupan di sana tetap berjalan normal. Yuk kenalan sama kota yang bahkan daging mentahnya awet tanpa kulkas ini!

JAKARTA | Manusia itu makhluk paling adaptif di bumi bisa survive di tengah panasnya gurun, sampai dinginnya kutub. Tapi gimana kalau lo harus hidup di tempat yang suhunya minus 40 derajat Celsius tiap tahun? Gak usah bayangin dulu, karena tempat kayak gitu beneran ada. Namanya Yakutsk, kota di Siberia, Rusia, yang dikenal sebagai kota terdingin di dunia.

Seberapa Dingin Sih?

Bayangin aja: napas keluar bisa langsung jadi kristal es, dan air yang dituang bisa beku dalam hitungan detik. Selama tiga bulan penuh setiap tahun, suhu di Yakutsk bisa turun ke minus 40°C bahkan lebih rendah.

Kalau dibandingin, kota Oymyakon yang juga ada di Siberia memang pernah nyentuh -88°C, tapi Yakutsk lebih “resmi” disebut kota aktif terdingin di bumi, karena di sini kehidupan kota benar-benar berjalan normal.

Bumi Beku, Tapi Kaya Banget

Di balik tanah yang selalu membeku (permafrost), Yakutsk ternyata super kaya sumber daya alam. Ada tambang berlian raksasa yang nyumbang sekitar 20% produksi berlian dunia, ditambah emas, gas alam, minyak, dan mineral lain. Jadi, meski cuacanya bikin merinding, isi perut buminya bikin kagum.

Pasar Tanpa Bau & Daging Anti Basi

Uniknya lagi, kehidupan sehari-hari di Yakutsk tuh jalan seperti biasa. Ada pasar terbuka yang jualan daging, ikan, dan bahan makanan lainnya tapi bedanya, semuanya beku alami!

Gak perlu kulkas, gak ada bau amis, karena udara Yakutsk udah kayak freezer alami. Menu favorit mereka? Hati kuda mentah segar! Yap, serius. Buat warga sana, itu hidangan istimewa.

Pedagang ikan Marina Krivolutskaya dan Marianna Ugai berpose untuk foto di pasar terbuka pada hari yang dingin di Yakutsk, Rusia. (Image credit: REUTERS/Roman Kutukov)

Cerita dari Orang yang Pernah Nyobain

Tahun 2013, seorang fotografer asal Swiss, Steve Luncker, datang ke Yakutsk buat lihat langsung gimana kehidupan orang di kota ekstrem ini. Padahal dia sendiri udah terbiasa sama suhu dingin di Pegunungan Alpen (sekitar -4°C). Tapi Yakutsk bikin dia speechless.

Dari bandara aja dia langsung kaget lihat orang lokal dari ujung kepala sampai kaki dibungkus tebal banget. “Topi, sarung tangan, syal, sepatu bot… bahkan keluar rumah cuma buat manggil taksi aja butuh persiapan khusus,” katanya dalam wawancara bareng National Geographic.

Selama di sana, setiap aktivitas Luncker harus direncanain matang. “Di Yakutsk, dingin yang ngatur segalanya. Bahkan tubuh lo sendiri yang bakal nentuin kapan harus berhenti bergerak,” ujarnya.

Cara Warga Bertahan: Hangat Lewat Kebersamaan

Luncker juga cerita, warga lokal punya kebiasaan unik. Mereka sering mampir ke rumah tetangga, cuma sebentar, buat minum teh panas dan ngobrol cepat sebelum jalan lagi ke tempat lain. Rumah-rumah di sana ibarat “pit stop” buat ngisi ulang kehangatan.

Tapi jangan kira motret di sana gampang. Setelah 15 menit megang kamera, jari-jari Luncker udah mati rasa. “Kalau gak tahan, lo bisa tersesat. Karena jarak pandang cuma 10 meter dan semua jalan keliatan sama,” katanya.

Kesimpulan: Adaptif Itu Kunci

Hidup di Yakutsk jelas bukan buat semua orang. Tapi yang luar biasa, ribuan manusia di sana berhasil menormalisasi suhu ekstrem itu jadi bagian dari rutinitas mereka. Mereka kerja, sekolah, belanja, bahkan nongkrong di tempat yang suhunya bisa bikin pipa pecah dan bensin beku.

Dingin ekstrem gak bikin mereka menyerah. Justru, ini bukti nyata bahwa manusia bisa beradaptasi di kondisi paling mustahil sekalipun.

source: cnnindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version