Ternyata ilmu kedokteran hewan udah eksis ribuan tahun sebelum Hippocrates dan Galen lahir. Dari mitos Tiongkok kuno sampai era kampus di Eropa, begini evolusi profesi dokter hewan yang dulu dianggap “penjaga sapi dan kuda”.
POPERS.ID | Awalnya dari Sapi dan Kuda, Bro!
Kata “veterinarian” yang sekarang kita kenal dalam bahasa Inggris ternyata punya akar Latin dari kata veheri, yang artinya “menarik” atau “menghela”. Di zaman Romawi kuno, istilah itu dipakai buat nyebut orang yang ngerawat hewan pekerja kayak sapi dan kuda.
Jadi basically, profesi dokter hewan tuh lahir karena manusia dulu butuh ngerawat hewan yang bantu kerja mereka, bukan hewan peliharaan lucu kayak sekarang.
Tapi ternyata praktik “obat hewan” udah jauh lebih tua. Para ahli bilang, manusia udah mulai ngerti cara ngerawat hewan sejak pertama kali hewan dijinakkan sekitar 12.000 sampai 10.000 SM. Artinya, dokter hewan itu eksis bahkan sebelum ada sejarah tertulis. Gila, kan?
Bukti paling awal soal kedokteran hewan datang dari Tiongkok kuno. Ada mitos tentang Fuxi, dewa yang dikenal sebagai penjinak sapi dan saudara dari Nuwa dua sosok yang dianggap menciptakan manusia dan peradaban.
Fuxi & Nuwa. ( Unknown artist/public domain)
Cerita klasik “Classic of Mountains and Seas” dari sekitar 2600 SM bilang, Fuxi ngajarin manusia berburu, memancing, bertani, dan akhirnya… menjinakkan serta merawat hewan.
Di masa itu, “imam kuda” alias semacam dokter kuda udah eksis sekitar 3000 SM. Mereka bahkan udah pakai akupunktur buat ngatasin kuda yang pincang atau kolik. Dari situ, ilmu kedokteran hewan Tiongkok makin berkembang pakai herbal, mantra, dan teknik penyembuhan khas Timur.
Giliran Mesopotamia: Ada “Dokter Sapi” dan Dewi Penyembuh
Masih di zaman yang sama, di Mesopotamia, profesi dokter hewan juga udah dikenal.
Ada dewi penyembuhan bernama Gula (atau Ninkarrak) yang dilambangkan dengan anjing hewan yang jadi simbol kesetiaan dan penyembuhan.
Plak Terakota yang didedikasikan pada Gula. (Copyright: Osama Shukir Muhammad Amin)
Menariknya, di sana ada dua jenis dokter:
Asu, yang pakai pendekatan ilmiah (ngobatin gejala fisik)
Asipu, yang pakai doa dan mantra.
Keduanya bisa jadi dokter hewan. Nama dokter hewan pertama yang tercatat? Urlugaledinna, dokter Sumeria yang hidup di tahun 2100 SM. Dia bahkan udah pakai alat bedah, jarum, dan benang buat operasi kecil. Levelnya udah kayak dokter modern, men!
Waktu Kode Hammurabi ditulis sekitar 1750 SM, profesi dokter hewan udah resmi diakui dan bahkan punya tarif sendiri. Artinya: itu profesi terhormat banget.
Mesir Kuno: Hewan Adalah Kehidupan
Kalau lo pikir Mesir cuma soal piramida dan mumi, nope. Mereka juga punya teks medis hewan tertua, yaitu Papirus Kahun (sekitar 1800 SM).
Papirus Kedokteran Hewan Kahun. ( Francis LIewellyn Griffith/Public Domain)
Isinya? Catatan penyakit hewan, termasuk nagana penyakit mematikan yang disebar lalat tsetse. Hebatnya, di teks itu udah ada instruksi buat cuci tangan sebelum dan sesudah merawat hewan. That’s literally early hygiene protocol!
Masyarakat Mesir menganggap hewan itu suci, bahkan diet mereka mostly vegetarian. Nggak heran kalau kedokteran hewan berkembang pesat di sana.
India Kuno: Era Shalihotra, Dokter Hewan Legendaris
Di India, ilmu kedokteran hewan juga berkembang pesat selama periode Veda (1500–500 SM). Tokoh legendarisnya adalah Shalihotra, dikenal sebagai “Bapak Kedokteran Hewan India.”
Sushruta Samhita ( Los Angeles County Museum/Public Domain)
Karya beliau, Shalihotra Samhita, ngebahas anatomi, penyakit, dan perawatan hewan terutama kuda dan sapi. Inspirasi awalnya datang dari Sushruta, tabib besar India yang juga dikenal sebagai “Bapak Bedah Plastik.”
Dan fun fact: di zaman Raja Ashoka (268–232 SM), India udah punya rumah sakit hewan pertama di dunia. Yes, jauh sebelum Eropa kepikiran bikin sekolah kedokteran hewan.
Yunani & Romawi: Dari Hippocrates ke Vegetius
Potret Ketujuh Dokter & Botanis Yunani Terkemuka ( Lewenstein/Public Domain)
Masuk ke Eropa kuno, peradaban Yunani dan Romawi ikut berperan. Hippocrates, si “Bapak Kedokteran”, ngajarin bahwa penyakit bukan dari kutukan dewa, tapi dari lingkungan dan gaya hidup baik manusia maupun hewan.
Ada juga Galen, dokter Romawi yang banyak belajar anatomi dari hewan, dan Vegetius, penulis buku Digesta Artis Mulomedicinae yang jadi textbook wajib dokter hewan selama berabad-abad.
Vegetius sering disebut sebagai “Bapak Kedokteran Hewan Dunia” karena karya dan pengaruhnya besar banget dalam perkembangan ilmu ini di Eropa.
Zaman Gereja & Renaissance: Ilmu yang Hilang dan Ditemukan Lagi
Sayangnya, setelah Kekaisaran Romawi Barat runtuh di tahun 476 M, ilmu kedokteran hewan sempat “menghilang”. Gereja waktu itu ngelarang operasi dan menganggap hewan nggak punya jiwa, jadi perawatan hewan nggak dianggap penting. Baru di akhir abad ke-12, orang Eropa sadar: “eh, kalau hewan kerja sakit, kita juga rugi.”
Pas Zaman Pencerahan (1700-an) datang, semuanya berubah. Tahun 1762, Claude Bourgelat, ahli bedah asal Prancis, bikin sekolah kedokteran hewan pertama di dunia.
Cuma tiga tahun kemudian, Raja Louis XV dukung dengan bikin Royal Veterinary School. Dari sinilah muncul dokter-dokter hewan modern. Dan 100 tahun kemudian, di Amerika Serikat (1852) berdirilah Veterinary College of Philadelphia.
Kartu Dagang Seorang Dokter Hewan. (The Trustees of the British Museum/CC by NC,SA)
Siapa Beneran “Bapak Kedokteran Hewan”?
Meski Bourgelat sering disebut “bapak dokter hewan modern”, faktanya ilmu ini udah eksis ribuan tahun sebelumnya dari Mesir, India, sampai Tiongkok. Jadi kalau mau jujur, nggak ada satu “bapak” doang. Bisa dibilang, sejarah kedokteran hewan itu hasil gotong royong peradaban dunia.
Penutup: Dari Mitologi ke Modern Life
Kedokteran hewan bukan cuma soal nyuntik anjing atau ngurus kucing lucu. Ini profesi yang udah punya akar sejak manusia pertama kali hidup berdampingan sama hewan.
Dari ritual magis sampai riset laboratorium, dari “imam kuda” sampai dokter bersertifikat, semuanya berawal dari satu hal: kasih sayang terhadap makhluk hidup.
“Dan tiadalah seekor binatang pun di bumi, dan tiadalah seekor burung pun yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.” (QS. Al-An’am: 38)
Artinya: Allah mengingatkan bahwa semua makhluk hidup, termasuk hewan, adalah bagian dari ciptaan-Nya dan punya hak untuk dirawat serta dijaga.