Health

Oh No! Minuman Manis Bikin Indonesia Jadi Juara 5 Penderita Diabetes Dunia

Published on

(Foto ilustrasi: AI)

Fakta mengejutkan! Hampir 20 juta orang Indonesia kena diabetes, dan minuman kemasan manis jadi biang keroknya. Ternyata, 2 dari 3 orang Indonesia minum ini tiap hari!

JAKARTA | Indonesia ‘Nangkring’ di Peringkat 5 Dunia buat Penderita Diabetes, Ini Pemicu Utamanya!

Waduh, berita nggak enak nih buat kita semua. Ternyata, Indonesia sekarang masuk TOP 5 GLOBAL buat jumlah penderita diabetes. Iya, peringkat 5 dunia! Data terbaru menunjukkan hampir 19,5 JUTA orang dewasa di Indonesia hidup dengan penyakit ini. Angkanya gila, dan kita cuma kalah sama China, India, Pakistan, dan AS.

Ini bukan cuma angka doang, lho. Menurut International Diabetes Federation, di seluruh dunia aja, 1 dari 9 orang dewasa kena diabetes. Bayangin, pada 2024 ini diperkirakan ada 589 juta orang, dan angkanya bisa melonjak jadi 853 juta di 2050. Serem, kan?

Daftar 5 Besar Negara dengan Penderita Diabetes Terbanyak:

  1. China: 140,9 juta orang
  2. India: 74,2 juta orang
  3. Pakistan: 33 juta orang
  4. Amerika Serikat: 32,2 juta orang
  5. INDONESIA: 19,5 juta orang

Si Manis yang Jadi Dalang Utama

Lo pasti sering nanya, “Kok bisa sih?” Jawabannya sering banget ada di meja makan dan kulkas kita. Menurut CISDI, lonjakan penyakit nggak menular kayak diabetes ini erat banget sama kebiasaan kita ngonsumsi makanan dan minuman tinggi Gula, Garam, dan Lemak (GGL).

Nah, salah satu villain atau biang keroknya adalah MINUMAN BERPEMANIS DALAM KEMASAN (MBDK). Es teh kemasan botol, soda, jus paket, kopi susu sachet, dan sejenisnya itu, guys.

Fakta ini bikin merinding: Survei BPS 2023 menunjukkan bahwa 2 dari 3 orang Indonesia minum setidaknya satu MBDK setiap harinya. Kebayang nggak, tiap hari kita ‘nenggak’ gula cair yang risikonya besar banget buat kesehatan.

Segelas Minuman Manis, Banyak Banget Risikonya

Jangan anggap sepele efeknya. CISDI ngasih data yang jelas nih, berdasarkan studi global:

  • Minum 250 ml MBDK per hari (sekitar satu gelas kecil) bisa:
    • Naikin risiko Diabetes Tipe 2 sampai 27%.
    • Naikin risiko Obesitas 12%.
    • Naikin risiko Penyakit Jantung 13% dan Kematian Dini 10%.

Nggak heran deh, sementara kasus diabetes melonjak, angka obesitas di Indonesia juga naik dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir dari 10,5% di 2007 jadi 23,4% di 2023.

Beban Negara pun Jadi Gila-gilaan

Ini nih efek domino yang bikin sedih. Biaya pengobatan penyakit kritis kayak diabetes, obesitas, dan hipertensi yang ditanggung BPJS Kesehatan juga melambung tinggi. Dalam 5 tahun terakhir aja, naik lebih dari 43%, dari Rp19 triliun di 2019 jadi Rp32 triliun di 2023! Uang segitu bisa buat bangun banyak fasilitas kesehatan atau bantu rakyat lain, lho.

Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

CISDI mendesak pemerintah buat segera ambil tindakan, kayak:

  1. Penerapan Label Peringatan di kemasan depan (Front-of-Package Labeling). Jadi, lo langsung tau kalau produk ini tinggi gula, garam, atau lemak.
  2. Pemberlakuan Cukai untuk minuman berpemanis kemasan. Dengan naiknya harga, diharapkan konsumsinya bisa berkurang.

Langkah ini penting banget buat bikin kita semua lebih melek kesehatan dan mengurangi risiko penyakit. Kalau nggak ada intervensi tegas, angka diabetes diprediksi bakal terus meroket.

Intinya…

Jadi, buat kita-kita yang masih doyan banget sama minuman manis kemasan, yuk mulai aware dan pelan-pelan dikurangi. Ganti dengan air putih atau infused water yang lebih sehat. Jangan sampe kita jadi bagian dari statistik yang ngeri ini. Stay healthy, guys

source: cnbcindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version