Education

Transformasi Digital Jadi Kunci Daya Saing Perusahaan Indonesia: Bukan Cuma Soal Teknologi, tapi Mindset & Agility!

Published on

Praktisi telekomunikasi, Sonny Sintong Panutur, usai mengikuti Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta. (Dok. Pribadi)

Riset doktoral dari Universitas Prasetiya Mulya ungkap bahwa transformasi digital bukan cuma soal adopsi teknologi canggih, tapi juga soal cara berpikir, strategi, dan keterlibatan konsumen buat ningkatin kinerja bisnis di Indonesia.

POPERS.ID | Transformasi Digital Dorong Daya Saing dan Kinerja Perusahaan di Indonesia

Di era serba cepat kayak sekarang, transformasi digital udah bukan sekadar tren tapi jadi life support buat perusahaan biar tetap relevan dan kompetitif. Perilaku konsumen makin digital, teknologi terus berubah, dan siapa yang telat adaptasi… siap-siap aja tergeser.

Kita udah lihat contohnya sendiri. Di Indonesia, beberapa nama besar di sektor ritel mulai tumbang karena nggak bisa ngikutin arus digital. GS Supermarket dari Korea misalnya, resmi nutup semua gerainya per akhir Mei 2025. LuLu Hypermarket asal Timur Tengah bahkan udah lebih dulu cabut dari Indonesia. Sementara itu, mal-mal di kota besar mulai ngalamin penurunan pengunjung gara-gara orang lebih milih belanja online.

Artinya jelas banget: kalau bisnis nggak gesit bertransformasi secara digital, mereka bakal kehilangan relevansi bahkan bisa kehilangan bisnisnya.

Riset Doktoral Ungkap Rahasia Sukses Transformasi Digital

Ngeliat fenomena ini, Sonny Sintong Panutur seorang praktisi telekomunikasi ngerasa perlu banget ngulik lebih dalam. Lewat riset buat gelar doktor di bidang manajemen dan kewirausahaan di Universitas Prasetiya Mulya, Sonny ngebahas topik yang lagi panas banget: faktor-faktor yang ngaruhin transformasi digital dan dampaknya ke kinerja perusahaan di sektor ritel, TIK, dan keuangan di Indonesia.

Dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar di kampus Prasmul, Cilandak, Jakarta (20/10/2025), Sonny ngejelasin hasil penelitiannya yang fokus ke dua hal penting: agility organisasi dan partisipasi konsumen. Dua faktor ini terbukti punya pengaruh besar dalam ngedorong kinerja dan inovasi perusahaan di tengah proses transformasi digital.

Gimana Cara Sonny Ngelakuin Penelitiannya?

Penelitian Sonny pakai metode mixed sequential alias kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulin dari 207 responden perusahaan lewat survei online, lalu dianalisis pakai PLS-SEM di aplikasi Smart PLS.

Hasilnya cukup “nendang”:

  • Faktor teknologi, SDM, dan lingkungan terbukti punya pengaruh signifikan terhadap keberhasilan transformasi digital.
  • Transformasi ini bisa ningkatin efisiensi operasional, inovasi produk, dan pertumbuhan laba.
  • Tapi yang paling menarik: agility organisasi alias kelincahan perusahaan ternyata jadi jantung utama keberhasilan adaptasi digital.

“Transformasi digital bukan cuma soal beli teknologi canggih, tapi soal gimana organisasi mengubah cara berpikir, berstrategi, dan berinovasi,” kata Sonny.

“Agility organisasi itu kunci supaya perusahaan bisa bertahan dan tumbuh di tengah ketidakpastian,” lanjutnya.

Konsumen Punya Peran Besar

Selain agility, Sonny juga nemuin bahwa partisipasi konsumen nggak kalah penting. Di era digital, suara konsumen bisa nentuin arah inovasi perusahaan. Jadi, makin aktif perusahaan ngajak konsumennya terlibat makin cepat pula mereka bisa berkembang.

Universitas Prasetiya Mulya: Bukti Nyata Kolaborasi Akademik & Industri

Wakil Dekan I Sekolah Bisnis dan Ekonomi (SBE) Prasmul, Dr. Agus Salim, CFA, bilang penelitian Sonny ini jadi kontribusi penting buat dunia akademik dan praktik bisnis.

“Dengan latar belakang profesional di bidang teknologi, riset ini memperkaya pemahaman tentang transformasi digital yang menuntut kesiapan teknologi, kemampuan manusia, dan kebijakan publik yang adaptif,” jelas Agus.

Sementara Indrawan Ditapradana, Direktur Human Capital Management Telkomsel yang juga hadir di sidang, bilang hasil riset ini sangat relevan dengan kondisi pasar sekarang.

“Banyak perusahaan udah invest besar buat teknologi, tapi lupa ngembangin agility dan partisipasi konsumen. Padahal dua hal ini justru yang bikin transformasi digital berhasil,” ujarnya.

Insight Penting Buat Dunia Bisnis Indonesia

Dari penelitian ini, ada pelajaran besar yang bisa diambil:
Transformasi digital bukan cuma tentang upgrade sistem atau aplikasi. Ini soal mindset, strategi, dan hubungan dengan konsumen.

Kalau tiga hal itu bisa jalan bareng teknologi, manusia, dan agility hasilnya bukan cuma efisiensi, tapi juga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Universitas Prasetiya Mulya sendiri lewat riset ini nunjukin komitmennya buat nggak cuma melahirkan lulusan berkualitas, tapi juga menghasilkan karya ilmiah yang relevan sama tantangan industri dan dunia bisnis di Indonesia.

Kesimpulan

Transformasi digital = kombinasi antara teknologi + manusia + kelincahan organisasi + partisipasi konsumen.
Empat faktor itu yang bakal nentuin seberapa siap dan seberapa tangguh perusahaan Indonesia menghadapi masa depan.

Buat perusahaan yang masih ragu buat mulai, satu pesan dari riset ini:
“Kalau kamu nggak transformasi sekarang, siap-siap ditinggal pelanggan besok.”

source: akurat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version