Fashion

BALENCIAGA BALIK KANAN! Pierpaolo Piccioli “Kalibrasi Ulang” Warisan Cristóbal: Gak Cuma Baju, Ini Tesis!

Published on

Balenciaga merilis koleksi Spring/Summer 2026 di bawah komando direktur kreatif Pierpaolo Piccioli yang menggantikan Demna. (Arsip Balenciaga)

Pierpaolo Piccioli Ganti Demna, Balenciaga SS26 Paris Fashion Week Jadi Ajuan Skripsi Fesyen. Kupas Tuntas DNA Cristóbal Balenciaga, Bukan Cuma Hype & Satir!

PARIS | Balenciaga ‘Recallibration’: Bukan Hype, Tapi Balik ke DNA Asli! Pierpaolo Piccioli Ambil Alih

Gengs, kalau lo ngikutin drama di dunia fesyen, pasti tahu banget kan gimana Balenciaga di era Demna? Penuh streetwear, satir, dan bikin heboh mulu. Nah, kemaren banget, Sabtu (4/10) di Paris Fashion Week 2025, Balenciaga come back dengan vibe yang 180 derajat beda.

Ini bukan cuma fashion show biasa, tapi semacam “kalibrasi ulang” alias recallibration total! Pierpaolo Piccioli, creative director baru yang ganttin Demna, lagi mau nyusun ulang masa lalu dan masa depan brand ini. Jadi, ini bukan sekadar tribute atau hormat-hormat doang ke pendirinya, Cristóbal Balenciaga, tapi semacam nyari titik temu legacy abadi mereka dengan konteks hari ini.

Balenciaga Itu ‘Methodology’, Bukan Cuma Bentuk Baju Keren!

Coba deh lo simak, di catatan resmi koleksi mereka tertulis, “The meaning of Balenciaga is a methodology.” Apa artinya? Piccioli bilang, yang diwarisin dari Cristóbal itu bukan cuma bentuk busana yang iconic, tapi cara berpikir sang maestro.

Cristóbal bikin baju itu sebagai hasil kecerdasan manusia, sebagai aksi eksistensial. Nggak main-main! Nah, dari situ Piccioli start. Dia push banget soal konstruksi baju dan sentuhan tangan manusia sebagai inti dari setiap desain.

“Apa yang membawa saya ke sini adalah sebuah perjalanan yang dipenuhi emosi, mendorong saya maju dengan kuat, tidak hanya mengajari saya, tetapi juga mengungkapkan bagian-bagian diri saya yang hampir tidak saya kenal,” curhat Piccioli di show note-nya. Gokil! Se-personal itu!

Siluet Ikonik Balenciaga Reborn: Arsitektural Tapi Fluid

Koleksi Spring/Summer 2026 ini beneran nampilin lagi siluet arsitektural khas Balenciaga, tapi dengan look yang lebih modern dan fluid alias cair. Nggak kaku kayak zaman dulu, tapi tetep elegant.

  • Pembuka: Dress hitam tanpa lengan dengan lekukan lembut di punggung. Vibe-nya tenang, terstruktur, tapi pemakainya tetep bebas bergerak. Kece!
  • Item Kunci: Ada kemeja putih dengan ekor super panjang menyapu lantai, dipaduin celana hitam longgar. Envelope dress yang dibikin dari dua kotak kain nyatu di leher, ini hasil adaptasi gaun Monsieur Balenciaga tahun 1967. Vintage tapi fresh!
  • Deconstructed Denim: Jaket kulit zaitun dengan bunga 3D, terus ada culottes denim pudar yang bikin look-nya nggak terlalu formal.

Intinya, guys, Balenciaga itu dikenal sebagai constructionist terhebat. Tiap potongan baju seolah ngasih ‘ruang udara’ antara tubuh dan kain. Nggak buat ngekang, tapi buat membebaskan pemakainya.

Piccioli ‘Ngerem’ Romantisme, Fokus ke Struktur

Kita tahu banget Piccioli di Valentino tuh dikenal romantis abis, main warna dan teksturnya epic. Tapi di Balenciaga? Dia ‘ngerem’ emosionalitas itu. Kenapa? Biar konstruksi yang jadi highlight utama.

Filosofinya: Fabric, color, and shape as a singular gesture of determination – kain, warna, dan bentuk berfungsi sebagai satu kesatuan niat yang kuat.

Bahkan gazar-nya Balenciaga, kain iconic mereka, dihidupin lagi pake teknologi baru. Bordir bunga dan bulu nggak cuma jadi hiasan, tapi jadi bagian penting dari struktur arsitektur busananya. Deep banget, kan?

Oops, Ada ‘Salah Nada’ di Warna & Bentuk

Pierpaolo Piccioli menghadirkan koleksi Balenciaga Spring/Summer 2026. Namun tidak semua elemen kalibrasi terbilang berhasil. (Arsip Balenciaga)

Eits, namanya juga recalibration, nggak semua mulus. Jujur aja, ada beberapa color experiment yang terasa “salah nada” atau tone-deaf. Kayak kehilangan keanggunan khas Piccioli.

Beberapa look juga kelihatan janggal: crop top terbuka yang expose dada, terus ada bahan kulit berat yang nutupin tubuh kayak nggak jelas arahnya. Padahal Piccioli dijuluki couture colorist waktu di Valentino!

Tapi, nggak usah lebay! Kegagalan kecil ini nggak nutupin pesan utamanya: Piccioli lagi nyari balance antara ide besar Balenciaga sama ekspresi personalnya. Dia nggak mau ganti estetika secara radikal, cuma mau nyusun ulang posisi brand ini setelah 10 tahun Demna fokus di streetwear dan satir.

Kembali ke Esensi: Anti-Shock Value

Intinya, Balenciaga balik ke prinsip dasar mode: konstruksi, proporsi, dan ketelitian. Tapi, ‘balik’ di sini bukan berarti ‘mundur’ atau nostalgia buta. Piccioli mau memurnikan fondasi Balenciaga, mengembalikan spirit kerja teknis dan sentuhan tangan manusia, tapi dengan mindset kontemporer yang fresh.

Dia mendesain busana yang enggak maksa buat shock value. Nggak perlu bikin heboh, tapi mengembalikan rasa tenang dalam berpakaian.

Gelar Konferensi Ilmiah + Kedatangan Seleb Top!

Gimana nggak deep coba, sehari sebelum show, Fundación Cristóbal Balenciaga di Spanyol ngadain Konferensi Internasional full dua hari buat bedah sosok dan karya Cristóbal. Ada 60+ proposal riset masuk, 24 dipresentasiin!

Bayangin, konferensi ilmiah cuma buat bahas satu brand mode! Ini nunjukin seberapa ngaruh-nya Balenciaga ke cara kita ngelihat pakaian.

Malam show itu sendiri makin gemerlap dengan aroma parfum ‘Getaria’ (nama kampung halaman Cristóbal) di ruangan, dan kehadiran tamu VIP kelas kakap kayak Meghan (Duchess of Sussex), Anne Hathaway, dan Lauren Sánchez Bezos.

Piccioli menutup dengan kalimat: “Koleksi ini ada karena kita saling mengenali, melihat, dan menyambut satu sama lain.”

Di tangan Piccioli, debut ini ngasih tahu kita: Balenciaga itu bukan cuma pertunjukan baju mewah, tapi sebuah tesis. Babak baru brand ini udah official dimulai! Gaspol!

source cnnindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version