Korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Bandung Barat, Jawa Barat, mencapai lebih dari seribu orang. (CNN Indonesia/Cesar)
Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat makin parah. Total korban di Cipongkor dan Cihampelas sudah mencapai 1.315 orang. Mayoritas korban adalah pelajar SD, SMP, hingga SMA/SMK.
BANDUNG | Kasus keracunan makanan massal di Bandung Barat, Jawa Barat, bikin geger lagi. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya bikin sehat, malah bikin banyak warga—terutama pelajar—tumbang. Data terbaru dari Posko Cipongkor dan Posko Cihampelas nunjukin kalau sejak Senin (22/9) sampai Kamis (25/9), total korban keracunan udah tembus 1.315 orang.
Mayoritas korban adalah pelajar SD sampai SMA/SMK, yang seharusnya dapat asupan gizi tapi malah berujung mual, pusing, sampai sesak napas.
Rangkaian Kasus dari Hari ke Hari
Senin (22/9) – Selasa (23/9): Kasus pertama meledak. Total 393 orang keracunan.
Cihampelas: 192 korban → mayoritas siswa SMKN 1 Cihampelas (176 orang), plus beberapa dari MA dan MTS Al Mukhtariyah, juga SDN 1 Cihampelas.
Cipongkor: 201 korban → tersebar di Desa Neglasari, Citalem, dan Cijambu.
Selasa (23/9): Pemerintah Kabupaten Bandung Barat resmi tetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Rabu (24/9): Belum reda, muncul lagi kasus baru. Bedanya, menu MBG yang dikonsumsi korban kali ini nggak sama dengan menu sebelumnya.
Kamis (25/9) siang: Data menunjukkan 730 orang lagi keracunan. Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, bilang, “Kalau hari ini yang keracunan kedua, ada 730 orang.”
Kalau dijumlahin, total korban keracunan MBG di Cipongkor-Cihampelas mencapai 1.315 orang.
Kondisi Korban di Lapangan
Pantauan di Posko Kecamatan Cipongkor, masih ada beberapa korban yang harus dirawat. Gejala yang paling sering muncul:
mual,
pusing,
sampai sesak napas.
Walaupun sebagian besar korban udah bisa pulang, banyak orang tua dan warga mulai khawatir soal keamanan makanan MBG ke depannya.
Kenapa Bisa Terjadi?
Sejak awal diluncurkan di Januari 2025, program MBG udah sering jadi sorotan. Dari isu menu gizi yang nggak sesuai, makanan basi, sampai ditemukan hewan dalam kotak makanan. Dan sekarang, kasus keracunan massal bikin kritik makin keras.
Banyak pihak dorong pemerintah buat stop sementara dan evaluasi total program MBG.
Respons Pemerintah
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, bilang kalau pihaknya masih nunggu arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Saya ikut arahan Presiden, tidak berani mendahului,” kata Dadan di Jakarta, Rabu (24/9).
Artinya, sampai sekarang belum ada keputusan resmi kapan evaluasi MBG bakal dibahas lebih lanjut.
Kesimpulan
Kasus korban keracunan MBG di Cipongkor-Cihampelas yang tembus 1.315 orang jadi alarm serius buat pemerintah. Dari program yang seharusnya ngasih nutrisi buat anak-anak sekolah, malah muncul masalah kesehatan massal.
Sekarang masyarakat cuma bisa nunggu langkah nyata pemerintah: apakah program MBG bakal direvisi, dihentikan, atau dilanjutkan dengan pengawasan ketat?