City Corner
Komeng & Danramil Cibinong Ngobrol Santai soal 4 Pilar Kebangsaan
Diskusi publik 4 Pilar Kebangsaan di Bogor bareng Senator DPD RI Alfiyansyah Komeng dan Kapten Inf Tatang Taryono. Peserta dari Komunitas Amarta Desa Wisata Tugu Utara antusias ikutan.
POPERS.ID | Jumat, 12 September 2025, vibes nasionalisme lagi kerasa banget di Cisarua, Kabupaten Bogor. Pasalnya, Komunitas Amarta dari Desa Wisata Tugu Utara ngadain diskusi publik bertema 4 Pilar Kebangsaan.
Yang bikin acara ini makin rame, ada dua narasumber kece:
- Alfiyansyah Komeng, Senator DPD RI yang emang udah dikenal dekat sama masyarakat.
- Kapten Infantri Tatang Taryono, Danramil 0621-01/Cibinong yang sehari-hari terjun langsung ke lapangan bareng warga.
Peserta yang hadir, semuanya antusias pengen denger langsung obrolan soal dasar-dasar kebangsaan.
Jadi, Apa sih 4 Pilar Kebangsaan Itu?
Dalam forum ini, Komeng dan Kapten Tatang bahas tuntas empat hal penting yang jadi “pondasi” Indonesia:
- Pancasila → dasar & ideologi negara.
- UUD 1945 → konstitusi yang ngatur sistem hukum & pemerintahan.
- NKRI → bentuk negara yang harus dijaga keutuhannya.
- Bhinneka Tunggal Ika → semboyan yang nyatuin keberagaman.
Komeng nge-highlight kalau 4 pilar ini jangan cuma dihafal, tapi harus di-practice dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara Kapten Tatang ngingetin, keutuhan NKRI itu lagi diuji banget sama perkembangan teknologi, isu globalisasi, dan potensi perpecahan di masyarakat.
Peserta Komunitas Amarta Super Aktif
Diskusinya nggak kaku, malah cair banget. Banyak peserta yang aktif lempar pertanyaan sampai sharing pengalaman pribadi. Topik yang paling banyak dibahas? Gimana caranya nilai kebangsaan bisa tetap relate di era digital sekarang.
Dari sisi peserta, mereka ngerasa dapet insight baru karena dua narasumber ini datang dari background berbeda: legislatif & militer. Kombinasi ini bikin penyampaian materi lebih “berwarna” dan gampang dicerna.
Harapan ke Depan
Lewat acara ini, Komunitas Amarta berharap semangat persatuan dan nilai kebangsaan bisa makin nyatu di masyarakat. Bukan cuma teori, tapi bisa dipraktikin langsung di lingkungan masing-masing.
Dengan cara kayak gini, diskusi kebangsaan jadi terasa lebih fun, nyambung, dan relevan buat generasi muda maupun warga sekitar. [popred]