International News

60 Ribu Lebih Warga Gaza Tewas, Dunia Ngeri Liat Kekejian Israel!

Published on

Warga Palestina yang terluka menunggu perawatan di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, wilayah tengah Jalur Gaza, setelah tiba dari Rumah Sakit al-Ahli akibat ledakan di sana.(Abed Khaled/AP Photo)

JAKARTA | Angka korban jiwa di Jalur Gaza makin bikin merinding. Data terbaru dari otoritas kesehatan Gaza nyebutin, lebih dari 60 ribu orang tewas sejak serangan brutal Israel dimulai. Totalnya udah tembus 60.034 korban meninggal dan 145.870 orang luka-luka.

Yang bikin makin pedih, banyak korban tewas gara-gara kelaparan karena bantuan makanan diblokade. Bahkan ribuan jenazah diduga masih ketimbun di bawah reruntuhan bangunan.

Melansir Reuters, serangan udara Israel di kamp Nuseirat (Gaza tengah) baru-baru ini langsung bikin 30 warga Palestina kehilangan nyawa. Data rumah sakit Al-Awda nyebut 14 perempuan dan 12 anak-anak ada di daftar korban. Di lokasi lain, 13 orang tewas di Jalan Salahudeen pas lagi nunggu truk bantuan. Total 55 orang meninggal semalam itu aja.

Krisis Kemanusiaan Makin Parah

Bukan cuma serangan udara, anak-anak di Gaza sekarang banyak yang meninggal karena kelaparan dan malnutrisi. Blokade makanan bikin kondisi makin gawat. Badan pangan dunia, IPC, bilang situasi ini udah masuk kategori “katastropik” dan berpotensi jadi bencana kelaparan resmi.

Kriterianya serem: minimal 20% warga alami krisis pangan parah, 1 dari 3 anak gizi buruk akut, dan tiap 10.000 orang ada 2 yang meninggal tiap hari karena kelaparan atau penyakit terkait. Data terbaru, 147 orang udah meninggal karena kelaparan, termasuk 88 anak-anak. Mayoritas tewas dalam hitungan minggu terakhir.

Foto-foto anak-anak Gaza yang tinggal tulang bikin dunia geram. Bahkan Presiden AS Donald Trump (sekutu utama Israel) sampe angkat suara soal krisis ini dan janji bikin pusat pangan darurat.

Bantuan Makanan Masih Tersendat

Ross Smith dari Program Pangan Dunia (WFP) bilang, sejak jeda kemanusiaan dibuka Minggu lalu, cuma 50% bantuan makanan yang bisa masuk ke Gaza.

“Kami nggak akan bisa nutup kebutuhan warga kalau volume bantuannya nggak ditambah,” kata Ross.

source cnnindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version