Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Gegara Kasus Gula & Siap Banding

JAKARTA | Mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong, akhirnya buka suara soal vonis 4,5 tahun penjara yang dijatuhin hakim Pengadilan Tipikor Jakarta gara-gara kasus impor gula. Singkatnya, Tom ngerasa vonis ini janggal banget dan dia fix bakalan banding.

Kuasa hukum Tom, Ari Yusuf Amir, udah ngomong ke media kalo kliennya ini bakal resmi ajukan banding hari Selasa depan. “Iya udah diputusin, kita akan banding hari Selasa,” kata Ari waktu dikontak wartawan, Minggu (20/7/2025). Menurut Ari, dari awal pihaknya yakin kalo Tom Lembong nggak bersalah. Jadi, mau vonisnya satu hari kek, apalagi 4,5 tahun, ya tetep banding. “Dihukum satu hari aja, Pak Tom akan banding,” tegas dia.

Kasusnya Apa Sih?

Jadi, hari Jumat (18/7/2025) kemarin, Majelis Hakim Tipikor Jakarta resmi mutusin kalo Tom Lembong terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan, terlibat bareng-bareng dalam perkara korupsi importasi gula. Hakim Ketua, Dennis Arab Fatrika, waktu bacain amar putusan nyebutin, “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Thomas Trikasih Lembong dengan pidana penjara 4 tahun enam bulan.”

Nggak cuma itu, Tom Lembong juga diwajibin bayar denda Rp 750 juta. Kalo dia nggak bayar, siap-siap nambah lagi masa tahanan selama 6 bulan.

Tom Lembong: Vonis Ini Janggal & Aneh!

Usai sidang, Tom langsung bilang ke media kalo vonis 4,5 tahun yang dia terima tuh aneh banget. Dia sampe heran kenapa hakim malah ngeremehin posisinya dulu sebagai Menteri Perdagangan.

“Menurut saya, yang sedikit… ya bukan sedikit sih, lebih dari sedikit… janggal, aneh sih, karena majelis malah nyampingin wewenang saya sebagai Menteri Perdagangan,” ujar Tom ke wartawan abis sidang.

Tom juga cerita kalo selama hakim bacain putusan, dia nyatet satu per satu poinnya. Intinya, dia ngerasa posisi dan kewenangan dia sebagai Mendag nggak dianggap sama sekali.

“Saya kira ya, undang-undang, peraturan pemerintah, semua aturan terkait tuh jelas banget kok, ngasih mandat buat Menteri Perdagangan buat ngatur tata kelola niaga, termasuk yang namanya bahan pokok kayak gula ini,” jelasnya.

Dia lanjut lagi, “Saya catet bener-bener, teliti, cermat, ternyata majelis nganggap saya nggak punya wewenang apa-apa soal ini.”

_{^{source sindonews}}