Grup musik RAN sampai dengan Karimata dikabarkan bakal ikut meramaikan acara musik Jazz Gunung Series yang bertajuk “Jazz Gunung Bromo 2025” di Bromo, Jawa Timur pada 19 Juli dan 26 Juli 2025. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
JAKARTA | Jazz emang identik sama panggung indoor yang fancy dan elegan. Tapi tahun depan, vibe-nya beda total! Jazz Gunung Bromo 2025 bakal digelar outdoor di ketinggian 2.000 mdpl, tepatnya di Amphitheater Jiwa Jawa Resort, Bromo, Jawa Timur. Yes, konser jazz di atas gunung! Gokil gak tuh?
Event ini dijadwalin buat dua hari, yaitu tanggal 19 Juli dan 26 Juli 2025. Line-up-nya juga gak main-main. Ada RAN, Karimata, Sal Priadi, Jamie Aditya, sampe musisi internasional dari Prancis, Rouge. Nama-nama keren kayak Tohpati Ethnomission, Bintang Indrianto Trio, Emptyyy, Chagall, Kua Etnika, Lorjhu’, dan Natasha Elvira juga udah confirmed bakal tampil.
Kenapa harus di gunung?
Menurut Sigit Pramono, Founder Jazz Gunung Indonesia, konsep konser di alam terbuka ini dipilih biar orang bisa ngerasain jazz dengan nuansa baru. Gak melulu di venue yang formal, tapi bisa chill sambil nikmatin udara sejuk pegunungan.
“Biasanya jazz kan digelar di venue dalam ruangan. Tapi kali ini kita pengin bikin sesuatu yang beda. Di tempat paling tinggi, langsung di alam terbuka,” kata Sigit pas konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/7).
Walau venue-nya di atas gunung, gak usah khawatir soal akses atau kenyamanan. Lokasinya dipilih di resort biar penonton tetap aman dan nyaman, apalagi cuaca di daerah sana kadang unpredictable banget.
Fun fact: Dibanding Gunung Rinjani, medan di Bromo ternyata lebih kering dan bersahabat, jadi gak bakal nyusahin penonton buat nikmatin acara.
Tiket dari 300 Ribuan sampe VIP 6 Juta
Tiketnya udah bisa dibeli lewat situs resmi Seketiket, dengan harga mulai dari Rp300 ribu sampai Rp6 juta buat kategori VIP. Jadi bisa disesuaikan sama budget dan experience yang lo cari.
Ada Andy F. Noya Juga, Bro!
Yang bikin makin keren, wartawan senior Andy F. Noya juga ikutan terlibat dalam event ini sebagai advisor. Kata Andy, dia join bukan karena formalitas, tapi karena emang cinta banget sama musik jazz.
Menurut dia, Jazz Gunung ini jadi bukti kalau jazz udah makin inklusif. “Dulu kan jazz tuh kayaknya musik eksklusif gitu ya. Tapi sekarang, semua orang bisa nikmatin. Apalagi dibikin di tempat sekeren ini,” ujarnya.