Pejalan kaki menggunakan payung untuk menghindari terik matahari di kawasan Jembatan Pinisi di halte busway Karet, Jakarta, Rabu (27/9/2023). (photo: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
JAKARTA | Akhir-akhir ini, banyak orang ngeluh karena siang hari super panas kayak dibakar, eh sorenya malah hujan gede disertai angin dan petir. Ternyata, ini bukan hal aneh, guys! BMKG bilang ini gejala klasik musim pancaroba alias transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Jadi gini, di masa peralihan kayak gini, udara di atas kita tuh lagi labil alias gak stabil. Akibatnya, gampang banget muncul awan-awan gede kayak Cumulonimbus yang bisa bikin hujan deras, angin kenceng, petir, bahkan hujan es. Serem juga sih!
BMKG ngasih update kalau sekitar 57,7% wilayah di Indonesia (sekitar 403 Zona Musim) udah mulai masuk musim kemarau sejak April sampai Juni 2025. Tapi kabar baiknya, musim kemarau tahun ini bakal lebih pendek dari biasanya, cuma sekitar 298 zona aja yang kena puncaknya dan itu diprediksi terjadi Agustus nanti.
Nah, dalam sepekan terakhir, beberapa daerah dihantam hujan super lebat. Cek daftarnya nih:
9 Mei: Kab. Jembrana, Bali – 121,4 mm/hari
10 Mei: Tangsel, Banten – 103,0 mm/hari
11 Mei: Sleman, DIY – 115,3 mm/hari
12 Mei: Merauke, Papua Selatan – 118,0 mm/hari
14 Mei: Kotawaringin Barat, Kalteng – 105,7 mm/hari
Menurut BMKG, karena cuaca yang naik-turun begini, kita semua harus waspada. Cuaca ekstrem masih bisa terjadi kapan aja, terutama hujan deres bareng kilat dan angin puting beliung.
Ngomongin minggu ini, cuaca Indonesia masih labil banget. Pagi sampai siang matahari nyengat banget, tapi justru karena itu awan-awan konvektif makin gampang terbentuk dan nyerang pas sore atau malam. Awasin deh!
BMKG juga nemu sirkulasi siklonik (alias angin muter kayak pusaran) di beberapa wilayah kayak Samudra Hindia, Selat Makassar, perairan Maluku Utara, sampai Papua Barat. Semua ini bikin zona-zona cuaca ekstrem makin meluas. Plus, ada yang namanya MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby, sampai Low Frequency yang aktif banget di Laut Cina Selatan, Samudra Hindia, Laut Sawu, dan Samudra Pasifik utara Papua.
Kombinasi semua itu bikin potensi hujan lebat makin tinggi, terutama di beberapa wilayah yang lagi rentan banget. Jadi, BMKG nyaranin kamu buat rajin-rajin cek prakiraan cuaca, jaga kesehatan, dan siapin jas hujan atau payung kalau mau keluar rumah.
Buat kamu yang pengen tahu cuaca seminggu ke depan, nih bocorannya:
Periode 16–18 Mei 2025:
Umumnya berawan sampai hujan ringan.
Tapi ada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di: Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Kaltim, Sulteng, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Angin kencang juga bisa terjadi di: Bali, NTB, NTT, dan Maluku.
Periode 19–22 Mei 2025:
Cuaca masih mirip, berawan sampai hujan ringan.
Tapi angin kencang bisa muncul di Jatim, Bali, NTB, NTT, dan Maluku.
Hujan lebat mungkin terjadi di Kaltim, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Intinya, jangan percaya cuaca yang cerah pagi-pagi, bisa jadi sorenya kamu udah kebasahan. Tetap update info cuaca dan siap-siap selalu, cuaca sekarang gak bisa diajak kompromi!