Health

Brain Rot, Otak Membusuk Gara-Gara Scroll Sosmed? Gen Z Paling Rawan!

Published on

photo ilustrasi: Freepik

JAKARTA | Eh gengs, pernah denger istilah brain rot atau otak membusuk? Ngeri-ngeri sedap ya namanya. Ternyata, ini lagi viral banget di kalangan Gen Z lho! Istilah ini nggak cuma buat bercanda aja, tapi juga jadi metafora serius buat nggambarin efek buruk dari kebanyakan konsumsi konten digital. Meskipun bukan kondisi medis formal, brain rot udah jadi bahasan hangat di dunia kesehatan dan psikologi.

Jadi apa sih sebenarnya brain rot itu? Secara sederhana, brain rot merujuk pada penurunan kemampuan mental atau intelektual yang disebabkan sama gaya hidup modern kita yang super bergantung sama teknologi. Nah, masalahnya, generasi muda kayak Gen Z tuh paling rentan terkena dampaknya. Kenapa? Karena mereka paling banyak menghabiskan waktu di depan layar, baik buat main TikTok, Instagram, YouTube, atau platform lainnya.

Konten Digital = Candu Baru?
Berdasarkan survei, rata-rata anak muda di Amerika Serikat bisa ngabisin lebih dari 5 jam sehari cuma buat nge-scroll sosmed. Bahkan, mereka bisa dapetin 237 notifikasi dalam sehari, alias satu notif setiap empat menit! Bayangin gimana stresnya otak kita kalo harus nangkep informasi sebanyak itu?

Di Indonesia sendiri, data dari We Are Social tahun 2024 bilang kalau rata-rata orang Indonesia ngabisin 7 jam 38 menit sehari buat internetan. Itu artinya hampir sepertiga hari kita habis di depan layar! Parahnya lagi, 58,9% pengguna internet di Indonesia ngaku kalau internet cuma buat ngisi waktu luang aja. Jadi, mereka nggak mikir panjang soal dampak negatifnya.

Salah satu penyebab utama brain rot adalah kebiasaan doom scrolling , yaitu nggak bisa berhenti scroll media sosial meskipun udah berjam-jam. Biasanya, hal ini terjadi karena algoritma platform digital dirancang buat bikin kita ketagihan. Konten video pendek yang cepat, lucu, dan menghibur bikin kita lupa waktu. Akhirnya, otak kita jadi kelelahan karena terlalu banyak nerima informasi tanpa ada filter.

Efek Buruk Brain Rot
Lalu, apa sih efek buruk dari brain rot ini? Menurut Masoud Kianpour, Senior Research Fellow dari Toronto Metropolitan University, adiksi internet atau yang disebut “digital drugs” bisa muncul dari berbagai aktivitas online. Mulai dari belanja digital, main game, judi online, sampe konsumsi konten dewasa kayak pornografi.

Selain itu, media sosial juga bikin kita lebih mudah terpengaruh oleh misinformasi atau hoaks. Dalam jangka panjang, ini bisa merusak hubungan kita dengan fakta dan rasa percaya, dua hal dasar yang penting buat demokrasi yang sehat. Media sosial malah jadi tempat subur buat kebencian dan ekstremisme karena adanya fenomena echo chambers (ruang gema), di mana kita cuma dikelilingi sama orang-orang yang setuju sama pandangan kita.

Kenapa Gen Z Paling Rentan?
Nggak heran kalau Gen Z disebut sebagai kelompok yang paling rawan terkena brain rot . Di tahun 2023, Gen Z tercatat sebagai generasi yang paling banyak mengakses internet. Sayangnya, mereka juga cenderung punya kebiasaan buruk kayak doom scrolling dan multitasking di depan layar. Ditambah lagi, konten-konten di media sosial sekarang didominasi sama format video pendek yang cepat tapi nggak selalu bermanfaat.

Ironisnya, istilah brain rot malah populer banget di kalangan Gen Z sendiri. Bahkan, Oxford University Press (OUP) nyebut kalau istilah ini naik daun sampai 230% antara tahun 2023 dan 2024. Presiden Oxford Languages, Casper Grathwohl, bilang kalau generasi muda kayak Gen Z dan Gen Alpha justru sadar diri tentang dampak negatif media sosial yang mereka konsumsi. Lucunya, mereka tetep aja aktif menciptakan dan ngonsumsi konten digital yang sering kali jadi penyebab brain rot .

Apa Solusinya?
Terus, gimana dong solusinya biar otak kita nggak “membusuk”? Pertama, kita harus mulai sadar waktu dan batasi durasi penggunaan media sosial. Coba deh pasang aplikasi pelacak waktu buat lihat berapa lama kamu nge-scroll tiap hari. Kedua, cobalah buat lebih selektif dalam memilih konten yang kamu konsumsi. Alih-alih cuma ngejar hiburan semata, cari konten yang bermanfaat buat perkembangan diri kamu.

Yang nggak kalah penting, jangan lupa buat istirahat dari layar! Cobalah terapkan aturan digital detox , misalnya matiin notifikasi selama beberapa jam sehari atau nggak pegang HP sebelum tidur. Ini bakal bantu otak kamu untuk relaks dan nggak kelelahan.

Kesimpulan
Jadi, brain rot emang bukan kondisi medis yang bener-bener bikin otak kita busuk secara fisik. Tapi, istilah ini mengingatkan kita buat lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Apalagi buat Gen Z yang paling banyak ngeluarin waktu di dunia digital, kesadaran akan dampak negatif sosmed tuh penting banget. Jadi, jangan sampai otak kita “membusuk” cuma gara-gara kebanyakan scroll sosmed ya, gengs!

sumber cnbcindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version