salah satu adegan “No Other Land” film dokumenter pemenang Oscar
Gengs, ada kabar bikin geregetan nih. Salah satu co-direktur film dokumenter pemenang Oscar, “No Other Land” , Hamdan Ballal, baru aja jadi korban kekerasan brutal di dekat desanya di Tepi Barat. Kabarnya, dia dikeroyok sama gerombolan pemukim Israel, lalu langsung ditangkep tentara. Yuval Abraham, co-direktur Israel dari film ini, ngelaporin kejadian itu lewat postingan di X (dulu Twitter). Dia bilang, “Sebuah kelompok pemukim barusan main hakim sendiri sama Hamdan Ballal, salah satu co-direktur film kami. Mereka ngelakuin pemukulan sampai dia luka-luka di kepala dan perut, bahkan sampe berdarah-darah. Tentara masuk ke ambulans yang dipanggilnya dan langsung ngambil dia. Sejak itu, nggak ada kabar lagi soal dia.”
Dari kiri: Sutradara ‘No Other Land’ Basel Adra, Rachel Szor, Hamdan Ballal, Yuval Abraham di Oscar 2025 (Mike Coppola/Getty Images)
Hamdan Ballal adalah salah satu dari empat co-direktur No Other Land . Dia bekerja bareng Basel Adra (filmmaker sekaligus aktivis Palestina), Yuval Abraham (jurnalis Israel), dan Rachel Szor (sinematografer + editor asal Israel). Film ini direkam antara 2019-2023 dan bercerita tentang perjuangan warga desa Palestina di Masafer Yatta—Tepi Barat—yang terus berusaha bertahan meski rumah dan sejarah mereka mau dihapus dari peta sama otoritas Israel dan para pemukim.
Setelah film ini menang Oscar pada bulan Maret, serangan ke daerah itu malah makin gencar. Menurut laporan di situs web Haaretz, insiden penganiayaan terhadap Ballal terjadi sekitar jam 6 sore waktu setempat di desa Susya, tempat tinggal Hamdan. Awalnya, ada seorang pemukim Israel yang mendekati rumah-rumah warga Palestina, tapi langsung diminta pergi sama penduduk lokal. Nah, nggak lama kemudian, puluhan pemukim datang secara tiba-tiba dan mulai ngamuk-ngamuk. Mereka ngelemparin batu ke penduduk, merusak tangki air, bahkan ngancurin kaca mobil-mobil warga.
International Documentary Association (IDA) langsung angkat bicara soal ini. Mereka minta Hamdan segera dibebaskan dan meminta pihak berwenang untuk memberitahu keluarganya soal kondisi dan lokasi dia. Juga, alasan penahanannya harus jelas.
Film No Other Land sendiri punya cerita yang cukup mendalam. Di dalamnya, kita bisa lihat perjalanan Basel Adra, yang mencoba mendokumentasikan kerusakan besar-besaran di kotanya setelah daerah itu ditetapkan sebagai area latihan militer Israel. Usaha Basel buat ngerekam semua itu dapet dukungan besar dari Yuval Abraham, jurnalis Israel yang ngga cuma meliput, tapi juga ngasih suara keras tentang ketidakadilan yang terjadi di wilayah tersebut.
Film ini pertama kali tayang dunia di Berlinale 2023, di mana mereka berhasil nyabet dua penghargaan: Audience Award dan Berlinale Documentary Award. Tapi, momen puncaknya adalah saat Abraham ngomong kontroversial pas pidato kemenangannya. Dia bilang kalau situasi di Israel itu kayak apartheid dan minta gencatan senjata di Gaza. Pernyataan itu memicu ancaman pembunuhan ke dirinya dan tuduhan antisemitisme. Padahal, Abraham berasal dari keluarga Yahudi yang banyak kehilangan anggota keluarga mereka selama Holocaust.
Meskipun begitu, No Other Land tetap jadi fenomena. Film ini udah menang lebih dari 68 penghargaan di festival-festival film internasional, termasuk BAFTA, European Film Award, IDA Awards, dan Gotham Independent Film Awards. Parahnya, meskipun dapet segambreng penghargaan, film ini nggak dapet distributor resmi di AS. Para filmmaker akhirnya memilih jalur self-distribution bareng Cinetic Media, yang ngurusin booking teater-teater. Saat premier di Februari, film ini cuma tayang di satu layar doang, tapi hasilnya lumayan banget: $26,000 di minggu pertama, dan terus naik sampe tembus $1.2 juta di 120 layar selama empat minggu!
Eh tapi, drama nggak berhenti sampai situ. Bulan ini, film ini jadi sorotan lagi gara-gara Walikota Miami Beach, Steven Meiner, ngusulin buat putus kontrak sama bioskop indie O Cinema karena mereka nayangin No Other Land . Alasannya? Katanya, film ini nggak adil dan nggak seimbang. Gerakan ini langsung menuai protes keras dari warga lokal, sampe akhirnya walikota mundur dari rencana itu.
Lebih dari 600 orang, termasuk beberapa pemenang Oscar, ikutan tanda tangan surat terbuka buat kota Miami Beach. Mereka bilang bahwa langkah ini adalah serangan kebebasan berekspresi, hak para seniman buat ceritain kisah mereka, dan pelanggaran serius terhadap Amandemen Pertama. Serem banget ya?
Nah, itulah cerita lengkap soal film No Other Land dan semua drama di balik layarnya. Semoga Hamdan Ballal bisa cepet bebas dan semoga film ini terus ngasih awareness ke dunia tentang apa yang sebenarnya terjadi di Tepi Barat. Keep fighting for justice, guys! 🙌