Taktik Baru PHK Massal: Karyawan Dicap ‘Gagal’ Biar Gampang Diputus

JAKARTA | Badai PHK di dunia teknologi masih aja ngeri-ngeri sedap! Dari dulu sejak pandemi, tren ini nggak ada tanda-tanda mau berhenti. Sekarang di 2025, perusahaan raksasa makin kreatif cari cara buat ‘nyingkirin’ karyawan.

Lihat aja Microsoft dan Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp). Mereka pakai alasan ‘kinerja buruk’ buat nge-cut ribuan karyawan. Yang lebih sadis, menurut Business Insider, beberapa karyawan Microsoft langsung diputus tanpa pesangon sama sekali.

Meta juga nggak kalah frontal. Mereka nge-PHK 3.600 orang dengan alasan ‘performanya paling rendah’. CEO Meta, Mark Zuckerberg, udah wanti-wanti sejak Januari kalau standar kerja bakal makin ketat. Tapi banyak karyawan yang kena malah bingung, karena mereka ngerasa kerjaannya udah oke.

Beberapa yang terdampak curhat di LinkedIn. Ada yang bilang udah kerja maksimal, dapat feedback bagus, tapi tetep kena.

“Saya selalu dapet feedback kalau kerjaan saya oke. Tapi tiba-tiba kena PHK,” curhat Kaila Curry, mantan Content Manager Meta.

“Saya dipecat hari ini, tapi bukan karena saya jelek di kerjaan,” kata Steven S., yang juga kena imbas PHK.

Masalahnya, Meta sendiri belum kasih penjelasan detail soal cara mereka nge-label karyawan ‘kinerja rendah’. Bahkan pas ditanya Fortune, mereka diem aja.

Para ahli juga ikut ngekritik cara ini. Menurut Sally Maitlis, profesor di Said Business School, cara perusahaan kasih label ‘kinerja buruk’ itu subjektif banget dan bisa jadi nggak adil.

“Label kayak gini malah bikin makin susah dapet kerja di tempat lain,” katanya.

Sementara itu, Dan Cable dari London Business School juga nambahin kalau pekerja yang dicap ‘buruk’ di Meta belum tentu jelek di perusahaan lain.

“Mereka bisa aja bersinar di tempat lain. Label ini malah kayak hukuman tambahan buat mereka yang sebenernya punya nilai tinggi,” ujarnya.

Gimana menurut lo? Apa PHK model begini adil?

_{^{sumber cnbcindonesia}}