JAKARTA | Indonesia resmi gabung BRICS, aliansi ekonomi yang diisi negara seperti Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), menegaskan kalau Indonesia nggak takut dikucilkan negara Barat seperti Amerika Serikat. Malah, ini langkah besar buat memperluas pasar Indonesia.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
“Gabung BRICS itu bikin market kita lebih besar. Kita ini negara besar, nggak perlu takut condong ke satu negara aja,” kata Luhut di Jakarta. Dia juga bilang Indonesia harus tetap independen, apalagi sekarang Presidennya Prabowo Subianto.
Meski optimis, para ahli ngingetin ada risiko yang harus diwaspadai. Ekonom CELIOS, Galau D Muhammad, bilang Amerika (apalagi kalau nanti Trump jadi Presiden lagi) bisa aja kasih sanksi ke negara anggota BRICS. “Kita harus hati-hati, soalnya kebijakan Amerika bisa ngefek ke ekspor kita,” katanya.
Di sisi lain, Luhut yakin BRICS bisa bantu Indonesia lewat kerja sama dengan negara-negara lain, kayak transisi energi bareng Timur Tengah atau kolaborasi ekonomi restoratif sama Brazil. Tapi Galau juga ngasih catatan: kerjasama bilateral yang fokus ke mitra strategis mungkin lebih cepat terasa manfaatnya dibanding multilateral kayak BRICS.
Intinya, gabung BRICS itu peluang besar, tapi Indonesia harus pinter-pinter manfaatin kesempatan biar bisa maksimalin dampaknya buat ekonomi kita. Jangan cuma jadi anggota aja tanpa hasil nyata yang ngefek ke pasar dan industri nasional.[gi/lt]