Music News

Vinyl Bangkit Lagi! Havana RPM Festival Jadi Bukti

Published on

Piringan hitam baru dicetak menggunakan mesin pencetak di fasilitas United Record Pressing, Nashville, Tennessee, pada Kamis, 23 Juni 2022. (Foto: AP)

Piringan hitam atau vinyl yang disukai dan ikut mendorong kecintaan pada musik di generasi sebelumnya, kembali dilirik publik dalam suatu festival di Havana, Kuba, akhir pekan lalu.

Piringan hitam alias vinyl, yang dulu hits banget di era generasi lawas, sekarang kembali naik daun. Di Havana, Kuba, akhir pekan lalu, ada festival keren banget yang bikin orang makin cinta sama musik lewat medium klasik ini.

“Havana RPM Festival” Jadi Ajang Nostalgia dan Eksplorasi
Festival ini nggak cuma buat seru-seruan anak muda—yang mungkin udah jarang denger musik dari vinyl—tapi juga jadi surga buat kolektor dan DJ. Salah satu yang hadir, DJ Reitt, bilang kalau vinyl itu media musik yang paling timeless. “Makanya kita nggak pernah bisa ninggalin ini,” katanya.

Nggak ketinggalan, DJ Trusso dari Italia ikut ngasih vibes-nya. Dia cerita kalau di Eropa nyari vinyl gampang banget karena toko-toko musik masih banyak. “Tapi di Kuba, nyari vinyl itu perjuangan banget. Nggak ada tujuan komersil, cuma buat nikmatin musik aja,” ujar Trusso.

Seorang operator sedang memotong piringan hitam di pabrik Polysom, Belford Roxo, Brasil, Selasa, 16 April 2024. Tahun lalu, untuk pertama kalinya di Brasil, penjualan piringan hitam melampaui CD dan DVD. (Foto: AP)
Seorang operator sedang memotong piringan hitam di pabrik Polysom, Belford Roxo, Brasil, Selasa, 16 April 2024. Tahun lalu, untuk pertama kalinya di Brasil, penjualan piringan hitam melampaui CD dan DVD. (Foto: AP)

Kenangan Klasik di Piringan Hitam
Menurut Ramiro Faval, kolektor vinyl senior, ada keunikan di vinyl yang nggak bisa digantikan CD atau streaming. “Hampir semua musik klasik itu disimpan di vinyl. Di Kuba, piringan hitam jadi saksi hidup musisi jazz dan perkusi terbaik yang pernah ada,” katanya.

Bertempat di sebuah gudang tua di Avenida del Puerto yang disulap jadi venue artsy, festival ini penuh aksi DJ dari Kuba, Italia, sampai Kanada. Ada juga ruang diskusi, pameran, tempat dansa, dan spot buat kulineran. Para kolektor juga saling tukar koleksi atau jual-beli piringan hitam, terutama yang bergenre musik Kuba.

Masa Depan Vinyl di Kuba
Kuba sendiri punya sejarah panjang soal produksi vinyl. Dari zaman Panart yang bersaing sama RCA Victor dan Columbia, hingga EGREM yang jadi pemain utama pasca-revolusi. Bulan lalu, EGREM ngumumin rencana buat produksi vinyl lagi mulai 2025, mengikuti tren global. Jadi, siapa tahu, Kuba bakal jadi pusat vinyl lagi di masa depan.

Nah, gimana? Siap berburu vinyl atau nostalgia dengerin musik klasik? 🎶[em/jm]

sumber voa indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version