Presiden Direktur WAMI, Adi Adrian (Kla Project) , Ari Lasso (photo: Jurnas/Ist /Instagram/ari_lasso)
Keputusan Ari Lasso menggratiskan lagunya buat penyanyi lain ternyata nggak otomatis bikin bebas royalti, lho. WAMI punya alasan sendiri kenapa tetap harus collect biaya. Simak di sini biar nggak salah paham!
JAKARTA | Kabar dari musisi legendaris, Ari Lasso, yang ngegratisin royalti lagunya buat dipake penyanyi lain emang bikin heboh dan adem banget dengernya. Tapi, eh, tunggu dulu, guys. Ternyata, urusannya nggak sesimpel itu.
Wahana Musik Indonesia (WAMI) langsung kasih respons, nih. Mereka bilang, walaupun Om Ari Lasso udah ngasih lampu hijau, kewajiban bayar royalti itu ternyata masih jalan terus. Lho, kok bisa?
WAMI: “Kita Cuma Jalanin Tugas, Bro!”
Jadi, ceritanya gini. President Director WAMI, Adi Adrian, ngasih penjelasan langsung biar nggak ada miskomunikasi. Menurut dia, WAMI itu posisinya sebagai Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) cuma menjalankan aturan yang udah ada dari pemerintah.
“Kami ini adalah petugas yang diberi kewenangan. Nah, tupoksi (tugas pokok dan fungsi) kami adalah meng-collect,” kata Adi Adrian pas ditemuin di Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2025).
Intinya, WAMI itu ibaratnya kayak petugas di lapangan. Selama aturan main dari pemerintah belum diubah secara resmi, ya mereka bakal tetap menjalankan tugasnya buat collect atau mungut royalti dari lagu-lagu Ari Lasso yang digunakan secara komersial.
“Orang-orang bilang, ‘Wah, ini nggak boleh, ini bebas atau apa segala macam.’ WAMI ikutin tupoksi saja. Sepanjang kami sebagai pelaksana, ya sudah jalankan,” jelas Adi.
Simpelnya, WAMI nggak bisa tiba-tiba berhenti nagih cuma karena ada pengumuman personal dari si pencipta lagu. Harus ada perubahan hitam di atas putih dari regulasi resminya dulu.
Bukan WAMI yang Bikin Aturan, Guys!
Nah, ini poin paling penting yang harus lo tahu biar nggak salahin WAMI-nya. Adi Adrian negasin banget kalau WAMI itu BUKAN yang bikin aturan soal royalti. Mereka murni cuma eksekutor.
“Jadi, satu teman-teman, rules itu bukan WAMI yang buat. Rules itu bukan kami yang buat, ya, kan,” tegasnya.
Lembaga yang jadi payung hukumnya adalah LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional). Semua aturan main, tarif, dan siapa yang harus bayar itu datangnya dari sana, sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
“WAMI play by the rule. Koridor kami adalah aturan main. Jadi, aturan mainnya seperti apa, ya sudah kita ikut aturan main,” tambah Adi.
Jadi, kalau ada yang protes kenapa kafe A atau panggung B masih ditagih royalti buat lagu Ari Lasso, itu karena WAMI cuma ngikutin perintah dari regulasi yang lebih tinggi.
Industri Musik Dinamis, Aturan Bisa Berubah
Meskipun sekarang posisinya masih kayak gitu, Adi mengakui kalau industri musik dan regulasinya itu super dinamis. Pemerintah juga katanya lagi ngasih perhatian besar buat nyempurnain sistem royalti di Indonesia biar makin adil dan transparan buat semua pihak.
“Kami selalu melihat bahwa pemerintah memberi perhatian besar. Tentu pemerintah menginginkan pengelolaan ini lebih baik,” tutupnya.
Artinya, apa yang terjadi sekarang belum tentu bakal selamanya begini. Bisa aja ke depan bakal ada aturan baru yang lebih mengakomodir niat baik musisi kayak Ari Lasso.
So, buat sekarang, kesimpulannya adalah niat baik Ari Lasso itu keren banget, tapi secara hukum, sistem yang berjalan mengharuskan royalti tetap dipungut oleh LMK seperti WAMI sampai ada perubahan regulasi resmi. Kita tunggu aja update selanjutnya, ya!